CHAPTER 42 | KIDNAPPING THE BEAUTY

325 26 0
                                    

16th June

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


16th June.

Selain karena tidak ada yang berani memasuki ruang kerja Justin dimana pria itu sedang berada saat ini, Justin bahkan tidak mengijinkan siapapun untuk memasuki ruangannya tanpa membawa kabar mengenai pencarian Irene maupun Hannah. Ruangan yang tampak kacau itu akan menjadi saksi bisu kemarahan Justin yang sudah tak terbendung lagi.

Tidak hanya berdiam diri, yang dilakukan Justin di ruangannya juga sedang mencoba mencari tahu jejak terakhir Hannah yang diketahui, juga membaca beberapa info yang dikirimkan oleh detektif swasta Edric.

Beberapa jam kemudian, felix mendatangi rumah Justin, tanpa sepengetahuan Justin.

"Dimana dia?" tanya Felix pada Bernard yang menghampirinya.

"Di ruangannya, Tuan."

Felix hendak melangkahkan kedua kakinya, ketika Dee, dengan tiba-tiba bersuara.

"Tapi, kak, Kak Justin tidak mau-"

"Tenang saja, Dee." Felix menyela ucapan Dee, seolah tahu jika Dee berusah memperingati Felix jika Justin tidak ingin diganggu oleh siapapun. Namun, Felix bukanlah orang asing. Dia juga bukan orang yang akan merugikan Justin atau beban masalah baginya. Felix justru tahu keadaan Justin yang seperti ini bisa jadi menjadi bahaya untuk Justin sendiri.

Karena itu, kini Felix sudah membuka pintu ruangan Justin, tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Justin masih sibuk dengan kegiatannya hingga ia sama sekali tidak berminat untuk menengok siapa yang sudah berani memasuki ruangannya.

"Sebaiknya kau punya alasan bagus untuk memasuki ruanganku atau kupecat."

"Kau akan memecatku sebagai sahabatmu, Justin?" Felix sudah berdiri di depan Justin yang langsung menoleh pada sang sumber suara. Kemudian, Justin terdiam.

"Aku tidak pernah melihatmu sekacau ini sebelumnya, Justin. Bahkan, tidak saat kejadian itu juga." Felix mengitarkan pandangannya pada keadaan ruangan Justin yang tampak berantakan entah dengan gelas serta botol wine, dan juga kertas-kertas. Justin masih terdiam tidak berminat menanggapi ocehan Felix.

Felix menghela napasnya. "Jangan hancurkan dirimu sepert ini, Justin. Kita hanya perlu mencarinya."

Saat itu juga, Justin berhenti. "Sebelum hannah hilang, mereka bahkan belum menemukan lokasi irene dengan tepat. Mereka sudah berpindah tempat dari suatu tempat ke tempat lainnya."

Felix tahu Jutsin sangat frustrasi. Terdengar jelas dari nada bicara Justin.

"It takes time. But we will found them."

Felix berusaha memberi semangat pada temannya, namun yang dilakukan justin tetap sama. Terdiam, menghela napas, kemudian melanjutkana kegiatannya yang sempat terhentikan. Melihat itu, akhirnya Felix memutuskan untuk keluar ruangan dan meninggalkan Justin yang tampak tidak ingin diganggu lagi.

Beauty for the BEAST (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang