CHAPTER 74 | What A Gentleman

206 16 0
                                    

Keluar dari kamar tidurnya, Hannah sudah berlari menuju kamar Justin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keluar dari kamar tidurnya, Hannah sudah berlari menuju kamar Justin. Namun, sayang sekali karena apa yang dikatakan maid benar. Justin sudah pergi bekerja pagi sekali. Hannah menghela napasnya pasrah. Kalau begini, bagaimana ia akan memastikan hal mendadak ini jika bukan menghubungi Justin.

Hannah kembali menuju kamarnya dan memandangi bagaimana beberapa maid memebereskan pakaian dan peralatan Hannah lainnya, kemudian memasukkannya ke koper berukuran besar. Ia meringis begitu menyadari mereka memasukkan banyak pakaian, seolah Hannah dan justin akan pergi lama. Itu benar, para maid mengatakan Justin memintanya untuk menyiapkan peralatan dan pakaian Hannah untuk berlibur bersama. Ternyata, Hannah juga baru mengetahui jika Dee, Rachelle, Bernard dan Irene sudah berangkat terlebih dahulu. Ah, mungkin itu kenapa ia tidak melihatnya selama 2 hari kemarin.

"Astaga!" Hannah meremas rambutnya, tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini. Kecuali, menghubungi Justin saat ini juga.

Hannah mengambil ponselnya yang terletak di atas meja nakas, kemudian menekan nomor panggilan cepat Justin. Beberapa detik kemudian, panggilan sudah tersambung.

"Hannah? Ada apa?" Justin bersuara begitu panggilan tersebut. Hannah berjalan menuju balkon kamarnya.

"Justin, sudah berapa kali kubilang, jangan buat kejutan mendadak seperti ini lagi?"

Terdengar suara tawa dari seberang ponsel Hannah.

"Maafkan aku, apa kau sedang bersiap-siap saat ini? Aku masih ada sedikit pekerjaan jadi aku harus segera menyelesaikannya. Kita akan berangkat sore ini. Oke? Sampai bertemu di rumah. Aku menyayangimu."

Hannah mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil, kemudian berdeham.

"Hm, baiklah. Hati-hati di jalan. Aku..... juga menyayangimu."

Setelah menutup panggilan, Hannah masih merasakan bagaimana kedua pipinya memanas hanya dengan ucapan manis Justin. Ah, rasanya ini sudah tidak sehat untuk jantungnya. Kini, ia sudah benar-benar terbuai dengan hal-hal romantisme, seperti remaja yang menjalin hubungan di masa kuliahnya. Dirinya sudah seperti orang bodoh, jika ia tidak langsung masuk kembali ke kamarnya dan membantu para maid menyiapkan pakaiannya.

***

Sementara itu, Justin masih berdiri tersenyum geli setelah menutup panggilannya dengan Hannah. Sebenarnya, ia sedang bersama para manajer dan sekretarisnya, melakukan rapat mingguan laporan perusahaan dan mengurus beberapa dokumen yang ia kerjakan hari ini juga. Di tengah kegiatannya itu, Hannah menelpon, dan tentu saja Justin tidak bisa mengabaikannya, mengingat Hannah pasti menelpon untuk hal penting, contohnya seperti hal tadi. Mengenai kejutannya untuk berlibur bersama.

Sebenarnya, Justin sudah menyiapkan agenda liburan bersama ini sejak kepulangan mereka setelah mengunjungi makam sang Ayah. Saat itu, entah kenapa ia berpikir untuk membawa semua orang berlibur bersama. Namun, sayang sekali saat ia mengajak ibunya, saat itu Gemma mengatakan ia sudah punya kegiatan yang tidak bisa dibatalkan lagi. Namun, Gemma berjanji pada Justin akan menyusul mereka beberapa hari sebelum rencana besar Justin.

"Masalah sebesar itu, biar ibu ikut andil juga. Ibu akan membantumu dari Paris supaya kau bisa menghabiskan banyak waktu juga di sana. Jangan khawatir."

Begitulah pesan Gemma saat keduanya membahas rencana besar Justin dan bagaimana Gemma ingin ikut andil di dalamnya. Justin tidak bisa menolak, karena selain itu sangat membantu, tentu saja Justin tidak bisa membiarkan seorang ibu tidak ikut andil dalam rencana besar itu. Oh, sepertinya Justin tersenyum sendiri tanpa sadar saat memikirkannya.

Justin kembali duduk di kursi besarnya, sementara orang-orang yang menghadiri rapat di sana tampak terkejut dan kagum pada perubahan sikap Justin selama beberapa hari ini. Ah, benar, jika dipikirkan kembali, beberapa hari ini Justin benar-benar seperti orang yang berbeda. Hal itu tentu saja membuat orang-orang di sekitarnya terkejut.

"Wah, apakah selama ini anda menyembunyikan kekasih Anda dari publik?" salah satu manajer di sana bertanya, diselingi dengan senyumnya.

Justin tertawa kecil. "Tidak juga." kemudian, menaikkan satu alisnya, ketika ia teringat ia sudah pernah membawa Hannah kemari 2 kali.

"Anda terlihat sangat mencintainya. Kalau tidak keberatan memberi tahu kami, siapa nama gadis yang beruntung itu?" kini, seorang manajer lainnya ikut bertanya pada Justin dengan sopan.

"Hannah. Dia gadis sederhana yang kehadirannya bisa membuat orang-orang di sekitarnya merasakan kehangatan dan kenyamanan."

Senyum lembut yang terpatri di wajah Justin dan bayangan akan Hannah yang tersenyum menatapnya semakin membuat orang-orang di sana berdecak kagum.

"Wah, penggambaran Anda membuat kami semakin yakin dia adalah wanita yang benar-benar baik hati, karena itu anda sangat mencintainya, bukan?" seorang manajer pertama kembali menanggapi, kali ini dengan mimik wajah seolah menggoda Justin yang sedang jatuh cinta.

Mendengar itu, Justin melebarkan senyumnya. "Tentu saja. Ah, sebenarnya alasanku memadatkan jadwal kita hati ini, karena aku ada urusan penting dengan keluargaku, jadi maaf jika ini mengganggu waktu bersantai kalian semua saat ini."

Ramai-ramai para manajer dan sekretaris mengatakan ketidakberatan mereka.

"Tidak masalah, Tuan. Kami paham."

Para manajer dan sekretaris semakin tidak heran dengan bagaimana beberapa hari ini Justin selalu menyibukkan diri. Awalnya, mungkin beberapa dari pegawainya akan mengomel atau kesal kenapa Justin membuat pekerjanya bekerja lebih padat dari biasanya. Namun, sekarang semuanya sudah jelas, bukan? Atasan mereka, Justin, membuat urusan keluarganya juga tidak terlantar walau ia harus mengurus perusahaan. Ia membagi waktu sebisa mungkin untuk bisa mengurus pekerjaan serta keluarga dengan baik.

🎷🎷🎷

***END OF CHAPTER 74

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
END OF CHAPTER 74

***END OF CHAPTER 74

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Don't forget to press the ⭐️ button and comment as many as you can📩
Follow my instagram:
iamvee
aviorfw

Much love,
VieVie 💘🌹

Beauty for the BEAST (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang