Terlalu larut ke dalam obrolan asyik bersama pria bernama Edric, Dennis, dan juga pria yang sudah ia kenal, Justin, Hannah sampai melupakan keberadaan Alex yang sama sekali tidak ikut mengobrol dengan mereka.Tapi, harus Hannah akui jika Dennis dan Edric benar-benar pria yang asyik untuk diajak mengobrol seperti ini. Sementara Justin hanya menimpali apa yang dua pria itu katakan. Hannah menilai jika Justin adalaah tipe pria yang tidak banyak bicara, tidak seperti dua temannya ini.Alex sudah duduk sendiri selama bermenit-menit lamanya dan dia sudah kebosanan sekarang. Di dalam hatinya, ia bergumam, gadis polos seperti Hannah terlalu baik untuk mereka. Ia tidak akan memahami cara pikir pria-pria itu.
Dua pria yang datang bersama Justin, Alex sudah mengetahuinya. Tentang reputasi bisnis dan kehidupan malam mereka. Bisnis perusahaan mereka memang tidak perlu diragukan lagi, karena mereka sudah bekerja sama sejak lama dan membuat perusahaan mereka seolah menjadi kerajaan besar yang menguasai kota. Alex tahu mereka masih mempunyai 2 teman lainnya yang tak kalah kayanya. Mereka semua menjalin kerja sama di semua bidang usaha dan membuat mereka dikagumi oleh setiap orang. Kaum Adam maupun Hawa. Termasuk pria bernama Edric itu. Alex berpikir jika mereka sering menghabiskan waktu bersama, itu berarti apa bedanya Justin dengan Edric? Mereka semua sama.
Irene keluar membawa sebuket bunga yang sudah ia rangkai dengan rapi. Sebelum ia berjalan lebih jauh, ia menoleh mendapati Alex yang duduk sendirian, lalu menghampirinya.
"Kau tidak bergabung bersama mereka?"
Alex mendongak pada Irene yang bertanya padanya, kemudian tersenyum lembut. "Hm, kurasa tidak. Aku tidak mengenal mereka sebaik Hannah." sindiran halus itu keluar begitu saja dari bibir Alex.
Irene tertawa kecil. "Kau benar, Hannah memang terlihat langsung akrab dengan mereka, padahal mereka baru saja saling mengenal." ucap Irene seraya melihat ke arah Hannah. "Cobalah bergabung, bukankah itu juga bagus untuk bisnismu nantinya? Aku yakin kalian bisa menjadi partner kerjasama nanti." lanjut Irene kemudian. Kemudian, ia segera menyerahkan rangkaian buket bunga pada Dennis, Edric, dan Justin.
*****
Dennis, Edric, dan Justin mendudukkan diri pada sofa ruang tamu di mansion Felix. Sementara itu, Roxanne sedang menyerahkan buket bunga pemberian ketiga pria itu pada pelayan dan memintanya untuk membawakan makanan untuk mereka.
"Kurasa aku melihat Alex juga tadi. Dia mengenalku dan Edric. Kenapa tidak menyapa." gumam Dennis saat memikirkan sosok pria yang ia lihat di toko Irene tadi.
"Alex?" Justin mencoba mengingat. "Kurasa aku tidak melihatnya."
Dennis memiringkan kepala seraya memicingkan kedua matanya. "Kau tahu, kurasa pria itu punya hubungan khusus dengan Hannah. Dia selalu terlihat dimana-mana bersama Hannah."
"Lalu, apa urusannya dengan kita?" sahut Edric. "Tapi, omong-omong tentang Hannah, dia gadis yang menyenangkan, tapi terlalu polos untukku." lanjut Edric seolah sedang memikirkan bagaimana ia dan Hannah berbicara tadi.
Justin mengernyit. "Damn, jangan menilai bagaimana Hannah di depanku."
Sementara itu, Roxanne yang hanya mendengarkan ketiga pria itu berbicara, seraya mengirim kabar pada sang suami, kini ia mengerutkan keningnya.
"Felix masih dalam perjalanan." Roxanne bersuara. "jadi, siapa yang sedang kalian bicarakan itu? Hannah? Seorang gadis?"
"Teman baru Justin." jawab Edric asal.
Justin sontak menoleh cepat pada Edric. "She's not."
Roxanne tersenyum miring. "Justin, jika kau membantah dengan cara seperti itu, dan karena kalian sudah membahasnya tepat di depanku, jadi kurasa aku berhak tahu beberapa hal mengenai ini."
Roxanne dapat mendengar helaan napas Justin, sementara senyum geli terbit di wajah Dennis dan Edric.
"Justin?" panggil Roxanne, mengangkat kedua alisnya dengan tersenyum.
Malas membicarakan masalah ini, atau entah ia tidak ingin membicarakan masalah ini. Justin tetap bungkam.
"Fine. Dia hanya anak teman yang kukenal. End of story."
💚
***
END OF CHAPTER 11***
Don't forget to press the ⭐️ button and comment as many as you can📩
Follow my instagram:
iamvee
aviorfwMuch love,
VieVie🌙
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty for the BEAST (ON GOING)
Romance#The Heirs Series (3rd) Pria yang diinginkan setiap wanita, namun tak tersentuh. Penghianatan mendalam yang mengubahnya menjadi seorang pria tanpa perasaan. Dingin bagai es yang tak mampu dilelehkan lagi. Dunianya berbeda dengan orang lain, ia hidup...