CHAPTER 9 | THE FIRST FEELING

582 51 3
                                    



20th May.

Justin menuruni tangga mansion seraya merapikan kembali jas kerjanya. Ia sempat melirik ruang tengah dan mendapati Dee yang bermalas-malasan di sofa sembari menonton acara televisi. Justin mengernyitkan keningnya, menghampiri Dee.

 Justin mengernyitkan keningnya, menghampiri Dee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak ada kuliah?" tanya Justin.

Tanpa menoleh pada sang kakak, Dee menjawab, "Nope. Ah, pulang nanti belikan aku makanan yang sama seperti siang kemarin. Menu harus sama persis dengan semua extra. 2 porsi."

Justin mengangkat kedua alisnya mendengar perintah Dee, kemudian menatap sangsi adiknya. "Kau akan memakan semuanya?"

Terkejut dengan pertanyaan Justin, Hannah terbangun, dan melongo.

"Astaga, apa aku terlihat serakus itu, Kak? Tentu saja 1 porsi itu untuk Rachelle." gerutu Dee. Dee heran kenapa bisa-bisanya kakaknya ini hanya menganggap dirinya yang akan memakan semua makanan yang diminta padahal masih ada orang lain yang bisa dipikirkan. Tentu saja Dee akan berbagi dengan Rachelle.

Sebelum Justin sempat menjawab, seorang pria paruh baya datang dan tertawa kecil, menginterupsi pertengkaran kecil Justin dan Dee.

"Oh? Paman kira kau akan memesan 3 porsi?" Bernard seolah menyindir jika Dee akan melupakan dirinya dan memberikan candaannya.

Mendengar apa yang dikatakan Bernard, ayah rachelle, Dee merasa malu dan menepuk jidatnya seolah ia melupakan hal penting lainnya.

"Astaga! Bodohnya aku yang hampir melupakan paman!" kemudian, Dee menoleh pada Justin kembali, "Kakak, kau dengar, kan? Jadikan 3 porsi!" lanjut titah Dee.

Bernard seolah merasa bersalah telah melakukan candaan itu, dan tercengang. "Eh? Paman tidak ingin-"

"Kau ingin tambahan extra seperti milik Dee juga, Bernard?" tanya Justin, menyela penolakan Bernard.

Bernard tahu, itu artinya adalah jika Justin tidak akan menerima penolakan. Jadi, mau bagaimana pun bernard akan menghargai dan berterima kasih pada Justin untuk hal ini.

"Hm, sebenarnya aku tidak masalah sama sekali. Tapi, kurasa mungkin itu sudah cukup." sahut Bernard menganggukkan kepalanya.

"Paman, jam berapa Rachelle pulang nanti?" tanya Dee tiba-tiba. Bernard sempat berpikir sebentar sebelum ingat jam pulang kuliah Hannah setelah mengikuti kegiatan di kampus seperti biasa.

"Kurasa sore jam 4?" jawab Bernard.

Dee kembali menoleh pada Justin. "Kau dengar juga, kan, Kak? Jemput Rachelle juga!"

Mendengar perintah Dee yang tampak memaksa Justin untuk harus dilakukan, Bernard sedikit panik dan berusaha untuk menolaknya lagi kali ini.

"Dee, rachelle bisa pulang sendiri seperti biasanya. Ia pasti pulang bersama teman-temannya juga nanti. Tidak masalah." ucap Bernard keberatan.

Beauty for the BEAST (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang