Hannah, dengan degupan jantungnya yang terus terpompa dengan kencang, membuatnya terus menarik-menghembuskan napasnya beberapa kali sebelum turun dari mobil. Felix dan Arthur yang mengantarnya tampak tengah menahan tawa mereka. Melihat dari bagaimana Hannah sekarang, jelas mereka tahu jika Hannah sangat gugup saat ini. Namun, gadis itu mengatasinya dengan baik, terbukti dengan bagaimana ia akhirnya memantapkan dirinya untuk turun dari mobil dan tersenyum lembut seperti biasanya.Hannah melangkahkan kedua kakinya dengan langkah yang tegas namun terlihat anggun. Memasuki pintu masuk, samar-samar ia melihat seorang pria yang berdiri di depan pintu lift. Begitu ia melihat dengan jelas sosok pria itu adalah justin, Hannah mengangkat kedua keningnya. Ia berpikir kenapa pria itu masih berdiri di sana. Namun, apa yang dilakukan Justin justru membuatnya mematung tepat di pintu masuk.
Wanita yang tadinya berdiri di depan Justin, dengan begitu tiba-tiba, ia memeluk Justin dan menangis. Seolah ia sedang menguapkan rasa rindunya pada Justin. Namun, hannah bisa melihat dengan jelas jika Justin sama sekali tidak bergeming. Pria itu masih berdiri dengan kedua kepalan tangan di sampingnya, dan bahkan tidak berkedip sama sekali.
"Siapa... wanita itu?" Hannah bertanya pada dirinya sendiri. "Apa yang sedang terjadi?"
Sementara itu, dari dalam mobil, Felix dan Arthur yang belum meninggalkan area restoran tampak kebingungan saat melihat Hannah yang masih berdiri di pintu masuk restoran. Akhirnya, keduanya pun memutuskan untuk keluar dari mobil.
Bersamaan dengan itu, dengan penuh paksaan, Justin menghempaskan tubuh wanita itu hingga menjauh dari tubuh Justin. Justin menatap wanita itu dengan penuh kebencian, rahangnya mengeras, gigi-giginya saling bergemelutuk, kemudian tanpa basa-basi lagi pria itu mengalihkan pandangan bencinya dari wanita itu dan berjalan dengan langkah besarnya. Bahkan, ia berjalan melewati Hannah yang masih berdiri di pintu, tanpa meliriknya sama sekali. Satu hal yang hannah ketahui saat ini, Justin tampak sangat-sangat marah.
Di luar, Felix dan Arthur dapat melihat Justin yang tiba-tiba keluar dari pintu, bahkan tidak menghentikan langkahnya sama sekali saat Hannah berbalik badan menatap Justin yang sudah pergi mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh.
Akhirnya, Felix dan Arthur menghampiri Hannah. Berusaha mencari tahu apa yang baru saja terjadi.
"Hannah! Apa yang terjadi?" tanya Felix kemudian.
Hannah mendongak menatap felix dengan raut kebingungan bercampur kekecewaannya. "A-aku... tidak tahu."
Namun, Hannah membalikkan badanya ke dalam restoran dimana di sana seorang wanita yang membuat Justin pergi itu terduduk dan menangis sesegukan. Hannah semakin mengerutkan keningnya dalam. Arthur dan felix yang melihat Hannah berbalik badan itu, kini ikut terkejut setelah mengetahui jika ternyata dialah yang menjadi penyebab Justin pergi.
"Sial, aku tidak menduga ini akan terjadi." umpat Arthur.
Mendengar Arthur mengatakan hal itu, membuat Hannah menoleh, memunculkan banyak pertanyaan yang kini membuat otaknya bercabang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty for the BEAST (ON GOING)
Romance#The Heirs Series (3rd) Pria yang diinginkan setiap wanita, namun tak tersentuh. Penghianatan mendalam yang mengubahnya menjadi seorang pria tanpa perasaan. Dingin bagai es yang tak mampu dilelehkan lagi. Dunianya berbeda dengan orang lain, ia hidup...