PART 3

3.3K 267 6
                                    

Selamat berhari minggu buat kalian semua. Happy reading yaa ...!!!
Jangan lupa divote😘😘

"Ge, mama minta uang dong. 2 juta aja buat bayar arisan besok...." Kata Jana pada anak pertamanya. Padahal Gella baru saja akan memulai kegiatan makan malam. Tapi tiba-tiba ibunya datang dan langsung menodong dirinya uang 2 juta.

"Uang bulanan dari Gella buat mama lebih dari cukup kalau cuma buat mama foya-foya. Kebutuhan rumah seperti belanja bulanan, listrik, Wi-Fi, gaji mbak Siti, sama iuran RT juga udah Gella penuhi. Hampir tiap hari Gella juga makan pakai uang Gella sendiri. Mana pernah mama masak." Kata Gella yang kemudian nafsu makannya menguar begitu saja.

"Uang 7 juta buat apa aja...???" Kata Gella lantang. Membuat Jana terdiam tidak bisa menjawab pertanyaan anaknya.

"7 juta baru uang dari aku aja. Belum yang dikasih sama Angga." Lanjut Gella. Dia muak dengan sikap mamanya yang selalu seperti ini.

"Mama tuh harusnya sadar diri. Mama tuh enggak kerja, tiap bulan cuma mengandalkan uang yang aku kasih. Aku dapat uang itu juga dari hasil kerjaku ma. Mama mikir enggak harusnya uang yang aku kasih ke mama itu untuk mencukupi kebutuhan kita sehari-hari selama satu bulan."

"Kurang-kurangi deh sikap konsumtif mama yang suka beli hal-hal enggak guna. Kurang-kurangi juga pergaulan mama sama klub arisan mama itu. Mereka enak masih ada yang kasih uang, punya suami. Sedangkan mama, mama janda, mama enggak kerja. Uang aja masih dari aku. Aku enggak masalah ma ngasih mama uang. Tapi enggak buat suatu hal yang enggak berguna."

"Kamu perhitungan ya sama mama..." Jana tersulut emosi. Karena baru kali ini Gella berani berkata seperti itu. Jauh-jauh hari Gella sudah mengumpulkan nyali untuk mengeluarkan unek-uneknya kepada Jana mamanya. Semua yang dipendam memang pastinya akan meledak begitu saja jika memang sudah tidak lagi sanggup untuk menahannya.

"Aku bukannya perhitungan ma. Aku cuma minta mama kurang-kurangi kebiasaan buruk mama..." Kata Gella berani melawan mamanya. Biasanya Gella tidak melawan. Jika mamanya tiba-tiba minta tambahan uang juga Gella akan langsung mentransfer ke rekening mamanya. Tapi kali ini Gella tidak bisa diam saja. Mamanya sudah kelewatan.

"Kamu juga harusnya tahu Ge mama enggak kerja. Dan memang mama cuma mengandalkan uang pemberian kamu. Terus kalau mama enggak minta sama kamu mama harus minta sama siapa lagi...!!!!" Nada suara Jana meninggi.

Gella jelas jengkel. Bisa-bisanya mamanya playing victim. Seakan-akan Gella tidak berhak untuk menikmati hasil jirih payahnya sendiri. Seakan-akan mamanya menjadi tanggung jawabnya sekarang.

Gella memejamkan matanya sesaat guna meredam kemarahannya. Ingin sekali rasanya dia juga melakukan hal yang sama seperti mamanya. Marah-marah dengan nada suara tinggi tepat dihadapan Jana. Tapi sekali lagi mau bagaimana pun Jana tetaplah ibunya.

Gella mengambil handphone yang berada di dekat piringnya dengan kasar. Membuka aplikasi mobile banking dan mentransfer uang ke rekening mamanya sejumlah 2 juta seperti apa yang mamanya minta.

"Aku udah transfer ke rekening mama..." Kata wanita 27 tahun itu yang kemudian meninggalkan meja makan begitu saja. Nafsu makannya sudah hilang karena ulah mamanya.

"Mbak Siti....!!!!"

"Tolong diberesin yaa...!!!" Teriak Gella begitu saja sembari tetap berjalan menuju lantai 2 rumahnya untuk masuk kedalam kamar.

Gella segera mengganti pakaian rumahannya dengan celana jeans dan kaos lengan pendek. Bersiap untuk pergi menenangkan hati dan fikirannya. Entah kemana arah tujuannya sekarang. Yang terpenting Gella harus pergi terlebih dahulu dari rumah.

Baru jam setengah 7, jalanan juga terlihat tidak begitu ramai. Gella bisa saja pergi dari rumah dan tinggal di apartemen yang dia beli 2 tahun lalu tanpa sepengetahuan mamanya. Tapi Gella tidak bisa, dia harus bersama mamanya apapun yang terjadi dan bagaimana pun sikap mamanya.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang