Up-nya kemalaman yaa..!!!
Hehehehehe, mohon maaf.
Semoga ramai.
Jangan lupa kasih bintang-bintang.
Belum revisi, kalau typo tandain aja.
Happy reading and enjoyDengan sangat berhati-hati tangannya mulai memegang engsel pintu. Menekan dengan perlahan agar tak timbul bunyi. Seakan-akan jika sedikit saja suara muncul, hal itu bisa membangunkan harimau tidur. Bahkan saat pintu kayu berwarna coklat itu terbuka lagi-lagi Gella dengan sangat perlahan mendorongnya.
Gella tak sadar bahwa Roland yang ada didalam kamar menyadari tingkahnya. Bahkan saat Gella sudah ada didepan pintu kamar mandi, Roland sudah menunggunya diatas ranjang. Tab ditangannya segera ia letakkan diatas nakas begitu melihat keberadaan istrinya.
Wajah murung Gella jelas tertangkap oleh penglihatan Roland. Melihat Gella tak kunjung mendekat padanya dan masih berdiri diam membuat lelaki itu segera memanggil istrinya.
"Kenapa...!??"
"Sini..!!!"
Dengan langkah pelan dan lesu, Gella menuruti suaminya. Segera ia mendekati Roland. Duduk di pinggir ranjang tepat dimana Roland berada.
"Kenapa..!??" Tanya Roland lagi memastikan.
Mata wanita itu justru berkaca-kaca mendengar pertanyaan suaminya.
"Hey.." kata Roland yang menyadari perubahan istrinya seketika membenarkan posisi duduknya.
"Kok malah sedih..!??" Tanya Roland yang kini merengkuh tubuh Gella. Mendekap tak terlalu kencang tubuh istrinya.
"Maaf ya mas." Ucap lirih wanita itu. Meskipun air matanya berhasil ditahan tapi suara bergetar wanita itu justru membuat Roland khawatir.
"Kamu enggak buat salah kenapa minta maaf...!??" Tanya Roland, tangannya mengusap lembut tubuh istrinya agar Gella lebih tenang.
Sebelumnya mereka berdua masih biasa saja. Gella juga bahkan masih mengerjakan pekerjaannya dan begitupun Roland. Bahkan pekerjaan wanita itu masih ada diatas meja sebelum memutuskan untuk buang air kecil.
"Aku mens."
Roland terdiam, tapi tangannya masih setia mengusap lembuh tubuh Gella. Helaan nafas panjang Roland hembuskan perlahan supaya Gella tak bisa mendengarkan nafasnya kalau bisa. Roland tahu kegundahan macam apa yang sedang menguasai istrinya. Tapi yang Roland tak bisa tebak adalah kekhawatiran Gella soal kondisinya sendiri. Kali ini adalah periode menstruasi kedua yang Gella dapatkan setelah 2 bulan menikah.
"Maaf ya mas aku belum bisa kasih kamu keturunan." Suara bergetar wanita itu kian terdengar jelas. Dan tangisan lirih wanita itu akhirnya lolos juga.
"Hei apa sih." Kata Roland yang kian mengeratkan lagi pelukannya dirubuh Gella.
"Nikah juga baru aja." Kata Roland lagi menghibur istrinya.
"Aku sabar nunggu sampai Allah kasih kita titipan. Enggak perlu buru-buru sayang." Lanjut Roland masih melemparkan kalimat menenangkan bagi Gella.
"Kalau memang kenyataannya aku enggak bisa hamil gimana...!??" Isak tangisnya kembali lolos dan bahkan Gella sendiri yang memeluk tubuh suaminya erat.
"Aku menikah sama kamu bukan karena masalah anak. Aku menikah sama kamu karena aku cinta sama kamu."
"Dan jangan mikir macem-macem sayang. Buang jauh-jauh pikiran kamu itu."
Roland memang berkata jujur. Dia memang menikahi Gella bukan hanya karena ingin memiliki anak. Bagi Roland menikahi Gella adalah suatu takdir yang Roland anggak sebagai takdir hebat yang dia dapat. Masalah memiliki anak bagi Roland itu hanyalah bonus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka atau Duka [ ON GOING ]
RomanceBaca cerita kedua ku yukk...!!!! . . . . Kisah tentang seorang gadis cantik dan pintar yang mandiri. Rumah tangga kedua orang tuanya yang kandas justru membuat dirinya mampu menghadapi segala masalah yang menerpa tanpa mengeluh. Kisah percintaannya...