PART 38

1.5K 115 7
                                    

Selamat bermalam minggu sayang-sayangku 🥰🥰
Jangan lupa kasih bintang-bintangnya dipart ini
Happy reading and enjoy 💖💖

Dua laki-laki beda generasi tersebut sedang sibuk bercengkrama. Topik ringan masih menjadi bahan pembicaraan mereka berdua. Sembari menunggu Gella dan juga ibu tirinya membersihkan meja makan Roland dan Wahyu sibuk menghabiskan kopi di ruang tengah rumah Wahyu.

Roland sudah dengan segala kesiapan dan keberanian untuk menghadap Wahyu. Berniat untuk mengutarakan keinginannya menikahi Gella. Tentu saja Roland lebih memilih langsung mengutarakan niatnya kepada Wahyu, sebab pria tersebut adalah wali dari kekasihnya.

"Ma...!!!"

"Kak...!!!" Seru Wahyu memanggil istri dan anak pertamanya. Sebab sejak tadi istri dan anaknya tak kunjung bergabung bersama mereka.

"Iya pa." Jawab Gella yang keluar dari arah ruang tamu terlebih dahulu. Membawa toples berisi kacang bawang dan keripik pisang.

Meletakkan dengan pelan dua toples tersebut dihadapan papanya dan juga Roland. Kemudian berkata, "ada apa...!!?"

"Mama mana...???"

"Kenapa pa...!!!" Seru Asti yang ternyata sudah muncul untuk bergabung bersama mereka.

"Duduk sini, ngobrol bareng-bareng." Kata Wahyu. Gella segera duduk disamping Roland, dan Asti juga menempatkan diri diaamping suaminya.

"Om, tante kedatangan Roland malam ini tentu ada maksud tersendiri yang perlu Roland sampaikan kepada om Wahyu sama tante Asti." Roland mulai bersuara begitu orang-orang yang perlu mendengarkan apa yang perlu dia sampaikan berkumpul bersama.

"Gimana, ada perlu apa memangnya...!??" Tanya Wahyu dengan tegas. Padahal Wahyu juga sudah pasti tahu apa yang akan Roland katakan padanya.

"Jadi gini Om, hari minggu besok om sama tantenya Roland bermaksud mewakili Roland ingin berkunjung ke rumah om Wahyu. Dengan maksud untuk melamar Gella." Kata Roland dengan sangat perlahan dan jelas. Meskipun hatinya deg-degan tak karuan tapi begitu berhasil mengutarakan maksudnya Roland kini jadi lebih lega.

Sesaat tak ada yang bereaksi, tapi yang Roland lihat Wahyu dan Asti melengkungkan senyumnya dan menatap Roland penuh arti. Akan tetapi tidak untuk Gella. Bahkan terlihat tak ada reaksi apa-apa dari Gella, wanita itu juga sama gugupnya seperti Roland.

"Siap Ge...!??" Tanya Wahyu pada anaknya.

"Haah, iya pa gimana...!??" Gella gelagapan sebab tak mengira papanya justru melempar pertanyaan kepada dirinya.

"Sudah siap dilamar sama Roland...!??" Tanya Wahyu lagi memperjelas pertanyaannya.

Terlihat Gella justru menarik nafas dalam-dalam. Berharap bisa mengusir kegugupannya saat ini. Dulu saat Fandra mengatakan pada Wahyu ingin melamarnya Gella bahkan tak merasakan apapun, dia biasa saja. Beda dengan kali ini, bahkan dia seperti orang yang grogi takut untuk ditolak. Bukankah seharusnya Roland yang merasakan itu. Euforia kebahagiaannya juga berbeda dengan dulu, kali ini detak jantungnya tak beraturan begitu mendengar ucapan Roland tadi.

"Kalau papa kasih restu insyaallah Gella siap pa." Ujar Gella setelah sebelumnya dia kembali menarik nafasnya dalam.

Kali ini Roland semakin merasa lega. Sebab Gella tak menolak untuk dilamar dalam waktu dekat. Hal itu membuat mereka berdua saling melempar senyum dan pandangan. Bahasa tubuh yang kini sudah sering terjadi antara keduanya untuk mengatakan bahwa mereka sama-sama bahagia.

"Om tunggu kedatangan Om sama tantemu kesini." Kata Wahyu mantap sembari menatap dalam wajah calon menantunya.

"Terimakasih om, sebenarnya Roland mau secepatnya. Tapi om sama tantenya Roland baru bisa ke Indonesia hari sabtu besok om." Jawab Roland menjelaskan alasannya memilih hari minggu menjadi hari lamarannya dengan Gella.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang