PART 58

1.2K 118 3
                                    

Happy reading and enjoy
Jangan lupa bagi bintang-bintangnya yaa sayang-sayangku 😘😘😘

Langkah kakinya perlahan menapaki lantai lobi utama kantor suaminya. Di tangan kanannya tertenteng paper bag berisi makan siang yang dia masak sendiri. Meskipun hanya makanan sederhana tapi nyatanya Roland sungguh menyukai masakan istrinya. Sebenarnya Gella ragu saat kakinya harus kembali menapaki kantor suaminya. Ada Fandra yang sebenarnya sangat ingin dia hindari. Dan juga jangan lupakan kedatangan Gella pertama kali dulu saat mereka masih berpacaran, bahkan wanita itu perlu menunggu di lounge sebab Roland sedang ada meeting.

"Selamat siang ibu, mohon ditunggu sebentar saya akan menghubungi kantor pak Roland." Sapa wanita penjaga meja resepsionis saat Gella baru akan menyapa. Gella yakin mungkin sekarang sudah banyak karyawan suaminya yang mengenal dirinya sebagai istri dari Roland.

"Iya." Jawab Gella ramah, dan segera wanita dihadapan Gella tersebut mengangkat ganggang telepon, memencet kode yang terhubung di kantor bosnya.

Netra Gella mengedar sembari menunggu resepsionis tersebut memberitahu kedatangan di kantor suaminya. Suasana lobi siang ini lumayan ramai. Terlebih sebentar lagi sudah memasuki waktu makan siang.

"Ibu Gella, mohon ditunggu sebentar, saat ini pak Ryan sedang dalam perjalanan untuk menjemput anda." Ucapan ramah petugas resepsionis tersebut membuat Gella menyudahi acaranya mengamati keadaan lobi.

"Baik mbak, terimakasih ya..."

Dan terbukti, tak sampai 5 menit tangan kanan suaminya itu sudah ada di lobi menyusulnya.

"Bu Gella, mari silahkan." Kata Ryan mempersilahkan Gella berjalan menuju lift utama.

Gella yang sudah tahu lift mana yang perlu dia naiki segera berlalu.

"Bu Gella, biar saya bantu bawa." Ryan segera berinisiatif membawakan barang yang ada ditangan istri bosnya yang sebenarnya tak seberapa berat tersebut.

"Enggak apa-apa Yan, santai aja." Gella jelas menolak, lagi pula dia tidak merasa pegal.

Tahu bahwa istri bosnya menolak, Ryan juga tak memaksa. Lelaki itu segera membukakan pintu lift agar Gella bisa segera menuju kantor suaminya berada.

"Silahkan masuk bu, pak Roland sedang menemui tamu di lantai atas."

"Beliau berpesan agar ibu Gella menunggu diruangan pak Roland."

Ryan degan sigap membukakan pintu utama kantor bosnya. Mempersilahkan Gella untuk masuk kedalam ruangan orang penting tersebut.

"Makasih ya." Ujar Gella tulus dan segera masuk kedalam ruangan yang terbuka tersebut. Begitu wanita itu sudah ada ditengah ruangan dan menempatkan diri di sofa yang ada di ruangan Roland, pintu utama segera ditutup kembali oleh Ryan.

Siang ini baru kali ke 2 Gella datang dan masuk ke dalam ruangan suaminya. Bagi Gella suasana masih sangat asing, terlebih wanita itu hanya sendiri didalam ruangan tersebut. Dengan perlahan Gella mengeluarkan wadah berisi masakannya dari dalam paper bag sembari menunggu suaminya datang.

Matanya menelisik satu persatu apa saja yang ada didalam ruangan Roland. Dan sejauh matanya memandang tak banyak barang remeh temeh memenuhi ruangan suaminya. Semua yang ada memang barang yang Roland perlukan untuk pekerjaan.

Mendengar handle pintu terbuka Gella segera memutar kepalanya. Untuk memastikan siapa yang berniat masuk.

"Nunggu lama ya..!??" Tanya Roland dengan senyum yang mengembang sempurna kala menemukan Gella sudah ada didalam ruangannya.

"Enggak, mungkin 10 menit."

Lelaki itu tak bisa lagi berdiri diam, segera ia langkahkan kakinya mendekati tempat istrinya berada. Ikut duduk disamping tubuh Gella untuk memeluk dari samping tubuh istrinya dan mendaratkan ciuman penuh cinta di permukaan dahi Gella.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang