PART 76

1.1K 181 17
                                    

Selamat bermalam minggu ya friends !!!
Jangan lupa bagi bintang-bintangnya...
Masih banyak typo...
Happy reading and enjoy!!!

Lelaki itu terlihat gusar. Sedari tadi Roland hanya mondar-mandir didepan dinding kaca kantornya. Penampilan lelaki itu tak lagi rapi seperti satu jam yang lalu saat istrinya masih ada. Dasi lelaki itu sudah lepas dan tergeletak diatas sofa begitu saja. 2 kancing teratas kemejanya bahkan sengaja Roland buka karena tiba-tiba lelaki itu kegerahan sendiri. Kancing manset di kedua kemejanya pun juga sengaja dilepas agar bisa menggulung lengan kemeja hingga batas bawah siku.

Berulang kali Roland menghubungi Ryan, tapi entah mengapa asistennya tersebut tak memberi jawaban. Meskipun Roland sangat yakin jika Ryan sedang mengantarkan istrinya saat ini.

Panggilannya untuk Ryan masih Roland lakukan hingga saat ini, tapi menghasilkan jawaban yang nihil karena tak kunjung tersambung dengan Ryan.

"Bangsat, lo masih mau kerja sama gue atau enggak Yan...!!!" Maki lelaki itu sembari masih menempelkan ponsel ditelinga kirinya.

Tak lama panggilannya mendapatkan jawaban.

"Ke kantorku sekarang !!!" Tegas Roland tanpa menunggu ucapan 'iya pak' dari Ryan.

"Maaf pak. Sekarang saya sedang di jalan menuju kantor." Dari suaranya Ryan kemungkinan besar juga takut kena amukan bosnya.

"Saya usahakan secepatnya saya ti-"

Roland sengaja memutuskan sepihak panggilan mereka. Lelaki itu tak tahu saja apa yang Ryan lakukan setelah itu. Ditempatnya Ryan bahkan mengumpat ponselnya seakan-akan sedang memaki bosnya.

Kakinya menjauhi kaca, dengan langkah tegas kedua kaki itu membawa Roland kembali ke meja kerjanya dan duduk dengan tenang sembari menunggu Ryan datang. Kurang lebih 15 menit kemudian Ryan sudah tiba.

"Kerjamu ngapain Yan !!!!" Kata Roland dengan nada tinggi nyaris berteriak.

"Kejadian sepele kaya ginikan harusnya bisa kamu atasi."

"Bisa-bisanya Mega kirim bingkisan kesini !!!"

Ryan yang sudah menyiapkan diri jika akan disalahkan oleh bosnya hanya berdiri diam. Sebab laki-laki itu saja tak pernah menduga hal ini terjadi.

"Maaf pak. Ini diluar kendali saya. Setelah saya selidiki Mega masih ada di Pekanbaru. Transaksi ditoko kue tersebut dilakukan secara online." Jawab Ryan akhirnya setelah sebelumnya diam menunggu diberi kesempatan bicara oleh Roland.

"Kamu enggak ngomong apa-apa sama Gella kan Yan !??" Tanya Roland. Lelaki itu khawatir Ryan membocorkan tentang  rahasianya.

"Tidak pak." Jawab Ryan.

FLASHBACK

"Yan !!" Panggil Gella ditengah perjalanan mereka siang itu.

"Iya bu." Jawab Ryan dengan melirik keberadaan Gella yang duduk dibelakangnya melalui kaca spion.

"Tolong jawab jujur pertanyaanku !!!" Desak Gella yang kini saling tatap dengan Ryan melalui kaca spion depan.

"Ii.. iiya bu."

Gella yang melihat kegugupan asisten suaminya kian yakin ada hal yang serius yang terjadi antara Roland dengan mantan pacarnya.

Seketika detak jantung Gella meningkat. Gemuruh didadanya membuat wanita itu kini jadi terdiam. Fikiran negatifnya tentang mereka kini mulai mengarang kisah.

"Memangnya bantuan apa yang diberikan Roland untuk Mega sampai dia mengirimkan ucapan terimakasih ke kantor Roland !???"

"Maaf bu, saya tidak tahu banyak tentang itu." Elak Ryan. Lelaki itu tak ingin salah berbicara. Apalagi jika sampai Roland memberhentikan dirinya.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang