PART 4

3.1K 245 10
                                    

"Iya Land itu cewek cantik pake banget. Enggak perlu loe zoom fotonya udah kelihatan cantik kok...." Ejek Galang kepada sahabatnya. Entah sejak kapan Galang masuk, karena Roland tidak mendengar langkah kaki sahabatnya.

Roland tergagap katena ketahuan memandangi lekat-lekat wajah wanita yang semalam tidak sengaja bertabrakan dengan dia di salah satu coffe shop.

"Cantik tapi mulutnya pedes banget." Jawab Roland menutupi kegugupannya gara-gara tertangkap basah oleh Galang.

"Tapi loe tertarik sama dia kan...???" Goda Galang menaik turunkan alisnya.

"Ya enggak mungkin lah...!!!"

"Heh, gue temenan sama loe udah sejak kita berdua belom sunat ya..!!!"

"Kalau loe enggak tertarik sama dia loe enggak mungkin repot-repot cari tahu tentang cewek itu..." Sanggah Galang. Membuat Roland tidak bisa berkata-kata lagi.

"Gue enggak cari tahu yaa...!!!" Ucap Roland lantang tidak ingin mengakui.

"Sekertaris loe udah cerita ke gue...." Jawab Galang dengan tampang songong. Karena setelah itu Roland tidak bisa menjawab kata-katanya.

"Dasar Ryan mulutnya enggak bisa diem..." Kata Roland dengan suara sangat lirih. Merutuki mulut sekretarisnya yang terlalu pro dengan Galang itu. Kemudian menatap tajam Galang yang duduk dihadapannya.

"Serius Land dia cantik. Enggak usah pake melotot gue juga udah tahu." Kata Galang kian menggoda Roland yang temperament-nya mudah diusik itu. Tapi kemudian tawa Galang membahana memenuhi ruang kerja Roland. Untung saja ruangan itu kedap suara. Kalau tidak sudah bisa dipastikan tawa Galang terdengar hingga diluar ruangan.

"Namanya siapa sih Land...???" Tanya Galang.

"Gella..." Jawab Roland singkat.

"Namanya aja udah tahu, masih ngelak enggak cari tahu tentang dia..." Tawa Galang kian keras lagi sekarang. Ternyata pertanyaa tersebut hanya jebakan untuk Roland.

"Hahahahhhaaa....!!!!"

"Dasar laki-laki munafik..." Kata Galang dengan memegangi perutnya yang terasa keras akibat menertawai tingkah sahabatnya.

"Loe pulang aja..." Usir Roland karena baginya Galang sungguh sangat mengganggunya kali ini.

"Gue baru dateng Land."

"Bukan urusan gue. Loe kesini cuma mau buat ulah mending pergi aja." Usir Roland lagi.

"Wah bener-bener loe Land...!!!" Kata Galang tidak terima sembari menunjuk-nunjuk Roland yang saat ini sudah memasukkan handphonenya kedalam saku jas bagian dalam.

"Terus loe ngapain jam segini ke kantor gue...!??"

"Mau ijin pinjem yacht loe..." Mohon Galang, membuat Roland mendelik tajam kepada sahabatnya.

"Ya Land, please....!!!!" Mohon Galang lagi sembari menangkupkan kedua telapak tangannya menjadi satu.

Roland memutar bola matanya jengah sebelum berkata, "bawa aja..."

"Tapi gue bawa Yadi sekalian ya..."

"Loe minjem enggak tahu diri yaa...!!!"

"Gue rencananya mau lamar Novy di atas Yacht. Ya kali gue nyupir sendiri."

"Gue enggak salah denger kan...???" Tanya Roland memastikan. Dia jelas tidak yakin dan percaya dengan ucapan Galang.

"Enggak lah. Gue udah capek Land menjelajah tanpa tahu arah tujuan gue mau kemana. Umur gue juga udah terlalu matang untuk berumah tangga. Nyokap bokap juga udah desak gue terus." Kata Galang, membuat Roland memperhatikan dirinya baik-baik.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang