PART 33

1.4K 106 4
                                    

Happy reading and enjoy 🥰🥰🥰
Jangan lupa kasih vote yaa ⭐⭐⭐⭐⭐

Lelaki dengan penampilan rapi itu mengetuk pelan pintu berwarna hitam dihadapannya. Setelah mendapat persetujuan dengan perlahan ia membuka pintu tersebut. Hal pertama yang dia lihat adalah pemandangan yang muncul dari dinding kaca besar. Melangkahkan kaki sedikit dan menengok pada sebelah kiri untuk mengetahui keberadaan bosnya.

"Ada apa...!??" Tanya Roland tanpa memandang tepat dimana asistennya berdiri. Dia masih fokus membaca proposal kerjasama yang tadi pagi diserahkan oleh salah satu staffnya.

"Maaf pak mengganggu." Kata Ryan sembari menundukkan kepala.

"Iya kenapa...!??" Kata Roland sembari membalik kertas proposal kerjasama ditangannya.

"Baru saja pak Sandy menghubungi." Tutur Ryan membuka kalimat tentang hal mendesak yang harus dia sampaikan kepada Roland.

Roland diam. Dia bahkan terlihat masih mencermati baik-baik deretan huruf dihadapannya. Tapi Ryan juga paham kalau Roland juga mendengarkan dirinya. Sehingga dia memutuskan kembali melanjutkan laporannya pada Roland.

"Win Dream membutuhkan pak Roland." Kalimat inti yang Ryan sampaikan berhasil membuat Roland memfokuskan diri padanya. Bahkan proposal ditangannya ia jatuhkan begitu saja diatas meja.

"Minta pak Sandy handle aja. Biasanya juga diakan yang handle." Kata Roland sembari menatap tajam Ryan yang berdiri didepan mejanya.

"Ini untuk pengurusan pajak tahunan rutin pak. Juga perpanjangan ijin usaha." Kata Ryan memperjelas.

"Banyak orang kepercayaan papaku yang tentunya bisa diandalkan disana kan Yan...!??"

"Aku enggak bisa terbang ke Hongkong sekarang." Tegas Roland. Yang membuatnya berat meninggalkan Indonesia walau hanya beberapa hari tentu saja Gella. 2 hari lagi kekasihnya yang cantik itu akan berulang tahun, serta akan dirayakan sehari setelah tepat tanggal Gella bertambah umur. Dan Roland tak mau melewatkan hari penting Gella begitu saja.

Ryan tak menjawab ataupun membantah ucapan bosnya. Dia hanya berdiri diam mengawasi apa yang Roland lakukan sebab laki-laki itu justru kembali mengambil proposal yang sebelumnya dia tinggalkan begitu saja. Kembali fokus membaca deretan tulisan ditangannya.

"Pak Sandy bilang ada pesaing baru yang sedikit usil pak." Ryan sengaja mengatakan itu setelah Roland kembali fokus pada pekerjaannya sendiri. Dan hal itu kembali mencuri perhatian Roland. Kacamata yang bertengger dihidungnya ia lepas begitu saja.

Roland sadar kalau hal ini tentu harus dirinya sendiri yang turun tangan. Didunia perjudian hal semacam itu sering terjadi. Anak buah papanya tak mungkin berbuat nekat untuk membereskan masalah tersebut. Harus Roland sendiri yang memberi perintah atau menangani. Biasanya antar pemilik yang akan bernegosiasi. Jadi Roland memang harus bertemu dengan pesaing yang Ryan katakan tersebut. Roland juga tak mungkin membiarkan anak buah papanya menjadi korban.

Roland bingung, dia sampai memijat pelan pangkal hidungnya. Dia jelas harus ke Hongkong. Tapi dia tak mungkin meninggalkan Gella begitu saja. Bahkan untuk acara ulang tahun kekasihnya besok sudah Roland persiapkan segalanya dengan matang.

Roland sedang berfikir keras. 2 hal itu penting baginya. Dan tentu saja Roland bingung harus memilih. Bahkan laki-laki tampan itu memejamkan mata rapat-rapat. Berharap otaknya bisa berfikir jernih untuk memilih yang mana yang perlu dia kedepankan.

"Urus keberangkatanku besok pagi-pagi sekali." Dan Roland memutuskan untuk meninggalkan Indonesia. Meninggalkan Gella yang akan merayakan hari ulang tahun tanpa kehadirannya.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang