Selamat bermalam minggu sayang-sayangku...
Yang nunggu Gella&Roland halal sini ngumpul sini....
Jangan lupa kasih selamat untuk mereka berdua....
Juga jangan lupa kasih bintang-bintang
Happy reading and enjoy 💖💖💖Laki-laki itu duduk dengan tegap pada kursi yang sudah dihias sedemikian rupa untuk acara akad nikahnya pagi ini. Ditemani Danu yang juga menjadi saksi nikahnya Roland mengembangkan senyum sempurnanya. Meskipun degup jantungnya tak terkendali tapi laki-laki yang tak lama lagi akan mengikrarkan kalimat ijab qobul tersebut bisa menguasai diri.
"Mas Roland." Panggil pak penghulu berkumis itu padanya.
"Iya pak."
"Jawab pakai mic dong, biar semua yang disini bisa denger." Kata laki-laki itu.
"Iya pak." Ulang Roland yang kini tangan kanannya dengan mantap memegang microphone.
"Calon istrimu namanya siapa...!??" Tanya pak penghulu lagi sembari membuka-buka berkas pernikahan Roland dan Gella dihadapannya.
"Gella pak." Jawab Roland singkat.
"Ohh Gella..."
"Kalau bapaknya namanya siapa...!??" Sepertinya pak penghulu tersebut ingin memecahkan suasana agar menjadi lebih santai, dan agar calon mempelai pria merasa rileks.
"Bapak Wahyu Kuncoro." Jawab Roland menyebutkan nama laki-laki yang berada dihadapannya dengan lengkap.
"Bapak mertuamu ini teman sekolah saya dulu lho mas." Jawab pak penghulu tersebut masih juga sibuk dengan berkas-berkas.
Melihat Wahyu menganggukkan kepalanya membuat Roland tersenyum. Bahkan hal itu dia gunakan untuk mengatur kembali nafasnya agar tidak tegang. Roland bahkan dengan sengaja melirik Gella yang sudah dirias dengan sangat cantik. Duduk dideretan paling depan diantara para keluarga dan tamu yang hadir.
Gella dirias modern, tidak menggunakan adat manapun. Sebab itulah keinginan Gella. Kedua ibunya duduk mengapit anak mereka. Calon mempelai wanita itu juga balas tersenyum ketika Roland melempar pandangan kearahnya.
"Mau saya nasehati mas tentang pernikahan dan rumah tangga...!??" Tanya pak penghulu yang kini sudah tak lagi mengurus berkas pernikahan.
"Boleh pak." Jawab Roland yang juga kini fokus pada lelaki teman sekolah ayah mertuanya tersebut.
"Mas Roland secara finansial kecukupan...???" Tanya pak penghulu memulai wejangan nikah untuk Roland.
"Alhamdulillah pak."
"Jadi nafkah istri itu ada 3 mas. Yang pertama nafkah keluarga, mas Roland sebagai kepala keluarga wajib mencukupi setiap kebutuhan keluarga, mulai dari tempat tinggal, makanan, pakaian, obat-obatan, kebutuhan sehari-hari, hingga pendidikan untuk anak-anak nantinya."
"Dan itu ada di Al-Qur'an dalam surat Al-Baqarah ayat 233 yang berbunyi : Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak terbebani melaiankan menurut kadar kesanggupannya."
"Sampai sini paham mas...!??" Tanya pak penghulu sembari menatap dalam pada Roland.
"Paham pak."
"Rencana mau punya anak berapa...???"
"Hehehe."
"Kok malah ketawa." Nyatanya pak penghulu tersebut berhasil mencairkan suasana. Sedikit guyon juga mampu membuat Roland kian nyaman dengan keadaannya sekarang.
"Sedikasihnya sama Allah pak." Jawab Roland akhirnya.
"Tapi sebagai hamba-Nya boleh kok minta sama Allah minta anak 2 atau 3 atau lebih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka atau Duka [ ON GOING ]
RomanceBaca cerita kedua ku yukk...!!!! . . . . Kisah tentang seorang gadis cantik dan pintar yang mandiri. Rumah tangga kedua orang tuanya yang kandas justru membuat dirinya mampu menghadapi segala masalah yang menerpa tanpa mengeluh. Kisah percintaannya...