Sekali lagi Gella menatap pantulan dirinya dari kaca mobil. Mobilnya sudah ada di pelataran rumah mewah milik Bachtiar. Sangat pagi sekali dia datang, bahkan mungkin keluarga bahagia ini sedang sarapan.
"Pagi mbak Ge...!!!" Sapa Didik yang sedang sibuk mengelap mobil dengan lap khusus.
"Pagi pak."
"Masuk dulu ya pak..." Kata Gella yang kemudian meninggalkan Didik sendirian.
Gella segera masuk kedalam salah satu ruangan di lantai 1 yang memang dikhususkan untuk dirinya dan Ratna bekerja. Hanya ruangan seukuran kamar tidur utama, tidak banyak barang disini. Karena kantor Ratna memang tidak dirumah. Kantor utamanya ada di toko pusat. Hanya saja ruangan itu lebih seperti ruang kerja Ratna saat dirumah.
"Mbak Ge disuruh sarapan dulu..." Kata ART dengan seragam abu-abu tersebut.
"Bilang sama ibu aku udah sarapan bi." Kata Gella. Memang dia tadi sudah sarapan. Walaupun hanya roti panggang, tapi setidaknya perutnya sudah terisi.
"Bapak mbak yang suruh."
"Ohh, ya udah habis ini aku kesana." Jawab Gella. Gella berniat tidak ikut sarapan, dia hanya akan menyampaikan sendiri kalau dia sudah kenyang sekarang.
Segera Gella bergegas menuju ruang makan. Karena pasti semua yang ada disitu menunggu kedatangannya. Terlihat tak hanya keluarga pak Bachtiar saja yang ada disitu. Tapi ada Liam dan juga Egi, sekretaris pak Bachtiar.
"Rambut baru ya Ge...!!!" Seru pak Bachtiar begitu menyadari kedatangan Gella. Membuat semua orang yang duduk dimeja makan menatap kearah Gella secara bersamaan.
Gella hanya tersenyum. Tidak berniat menjawab. Karena memang rambutnya berganti warna, tandanya memang baru kan ???
"Keren mbak Ge...!!!" Kata Ettan mengacungkan 2 jari jempolnya.
"Untung enggak dipotong pendek Ge..." Kata Ratna ikut berkomentar.
"Cocok mbak..." Kata Soya.
"Tapi bagusan warna hitam..." Liam ikut menyuarakan pendapatnya. Baginya Gella terlihat seperti gadis polos jika rambutnya berwarna hitam alami.
"Bagus kok Ge. Cocok di kamu." Kata Bachtiar menepis pendapat adiknya.
"Duduk sini..." Kata Bachtiar meminta Gella untuk bergabung.
Gella menempatkan diri duduk disamping Egi. Tidak berniat membalik piring dan mengisinya dengan nasi. Karena Gella memang sudah kenyang sekarang.
"Enggak makan Ge...???" Tanya Ratna.
"Sudah kenyang bu. Udah sarapan dirumah soalnya." Jawab Gella jujur.
"Bener...???"
"Iya bu." Gella memang hanya berniat untuk duduk bergabung dengan mereka saja.
Liam ingin sekali bertukar tempat duduk dengan Egi. Atau kalau tidak biar Gella saja yang bertukar duduk dengan Egi. Sehingga dia bisa duduk berdampingan dengan Gella.
"Warna rambut kamu bagus Ge." Kata Egi tidak begitu keras. Dari warna hitam alami dan sekarang berubah menjadi caramel brown. Tentu saja orang-orang yang biasa melihat Gella dengan tampilan rambut hitam pasti memberikan komentar. Tak terkecuali mereka yang ada dimeja makan pagi ini.
Gella hanya tersenyum mendengar pijian Egi. Lagi pula dia juga tidak tahu harus menjawab seperti apa. Karena sejauh ini hanya Liam yang mengatakan kalau dia lebih cocok berambut hitam.
"Hari ini kita jadi cek ke lokasi bakal calon toko baru kan Ge...???" Tanya Ratna. Karena Gella sama sekali belum memberitahukan jadwalnya hari ini. Bahkan setelah dia berhasil mengupas 1 buah apel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka atau Duka [ ON GOING ]
RomanceBaca cerita kedua ku yukk...!!!! . . . . Kisah tentang seorang gadis cantik dan pintar yang mandiri. Rumah tangga kedua orang tuanya yang kandas justru membuat dirinya mampu menghadapi segala masalah yang menerpa tanpa mengeluh. Kisah percintaannya...