Selamat bermalam minggu sayang-sayangku...
Maaf yaa tadi enggak sengaja ke up padahal belum kelar..
Jangan lupa kasih bintang-bintang ya sayangg..Happy reading and enjoy 💖💖💖
Bingkai kacamata silinder yang bertengger di wajahnya sesekali melorot dan mau tak mau ujung jari telunjuknya dia gunakan untuk menaikkan kembali. Pindaian matanya berganti seiring dengan data yang perlu dia cermati dari laptop, tab dan berkas yang ada ditangan kanannya. Sesekali karena pegal terlalu lama duduk wanita cantik itu berdiri dan meregangkan otot-otot tubuhnya.
Sejak pagi hanya itu kegiatan Gella. Berhenti saat jam istirahat untuk makan dan beribadah kemudian dia kembali berkutat dengan pekerjaan. Bisa dipastikan jika hari ini pekerjaannya tak selesai, wanita dengan rambut ash brown yang baru dia perbarui warna 3 hari lalu akan melanjutkan pekerjaannya dirumah.
"Ge..!!!" Panggil Ratna pelan. Dia tahu dia pasti mengganggu Gella sekarang.
"Iya bu."
"Bisa ngobrol sebentar...???" Ratna tak biasanya menghentikan pekerjaan Gella jika bukan karena hal mendesak. Dan Gella yakin jika yang akan di bicarakan Ratna padanya adalah hal penting.
"Bisa bu." Segera Gella meninggalkan begitu saja pekerjaannya. Berjalan mendekati Ratna dan duduk tepat diseberang wanita 3 anak itu.
Ratna tak langsung berbicara, padahal Gella yang duduk dihadapannya sudah sangat siap mendengarkan apa yang ingin Ratna bicarakan dengannya.
"Papinya anak-anak seminggu lalu marahin si Liam." Kata Ratna, dia menatap baik-baik wajah Gella yang serius mendengarkan dirinya.
"Gara-gara beli cincin waktu itu ya bu...!??"
Ratna mengangguk, dia menarik nafas dalam-dalam sebelum kembali berucap, "Aku enggak tahu alasan dia kejar-kejar kamu karena apa Ge. Tapi aku mohon kalau Liam itu udah kelewatan kasih tahu aku."
"Aku enggak mau kamu jadi enggak nyaman kerja sama aku gara-gara Liam." Kata Ratna mengutarakan kekhawatirannya.
"Sejauh ini pak Liam enggak pernah kurang ajar sama aku bu. Kalau itu terjadi aku pasti lapor bu Ratna atau pak Bachtiar langsung." Jawab Gella agar bosnya tak perlu khawatir berlebihan terhadap tingkah Liam.
"Liam kalau jadi anak baik-baik aku jelas dukung dia deket sama kamu Ge. Tapi kamu tahu sendiri sepak terjang percintaan Liam enggak ada yang bener. Punya pacar penampilannya minus semua. Gimana aku sama papinya anak-anak percaya sama Liam kalau pilihan dia enggak pernah bener." Keluh Ratna, wanita itu selalu nyaman mengatakan apapun yang terjadi kepada Gella. Baginya Gella bukan hanya sekedar asisten, tapi sudah seperti sahabat dan keluarga baginya.
"Papinya anak-anak sampai berniat buat menjodohkan dia sama orang lain. Tapi Liam enggak mau."
"Dan tahu enggak Ge kenapa dia menolak, dia tetap mau kejar kamu. Heran aku sama Liam, jelas-jelas kamu nolak dia. Tapi dia kaya enggak ada kapoknya." Lanjut Ratna.
"Coba bu ngobrol sama pak Liam jangan langsung bahas masalah inti. Setidaknya ada introlah, biar pak Liam enggak kaget." Usul Gella.
"Sepertinya juga enggak ngaruh Ge. Kamu tahu sendiri Liam itu keras kepalanya kaya apa."
"Pacar dia udah ganti lagi katanya." Terdenger helaan nafas Ratna yang sepertinya sudah bosan tahu adik iparnya berganti pasangan lagi.
"Udah enggak sama Windy itu bu...!??" Tanya Gella kaget.
"Windy yang mana Ge...!??"
"Yang pak Liam beliin cincin waktu itu namanya Windy bu, Windy Puspita Dewi kalau aku enggak salah..." Kata Gella menerangkan siapa yang dia maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka atau Duka [ ON GOING ]
RomanceBaca cerita kedua ku yukk...!!!! . . . . Kisah tentang seorang gadis cantik dan pintar yang mandiri. Rumah tangga kedua orang tuanya yang kandas justru membuat dirinya mampu menghadapi segala masalah yang menerpa tanpa mengeluh. Kisah percintaannya...