"Pa, Angga gimana....???" Kata Gella setelah menemukan keberadaan papanya diruang tunggu UGD rumah sakit swasta dimana papanya membawa Angga kesana.
"Masih nunggu reaksi obat dulu kak. Disuntik tadi." Jawab Wahyu menjelaskan secara singkat.
"Malam om..." Sapa Roland dan menyalimi Wahyu dengan sopan.
"Kok bisa sama Roland Ge...???" Tanya Wahyu pada anaknya.
Gella yang bingung memutar keras otaknya untuk menjawab pertanyaan papanya. Karena saat ini sudah larut malam. Dan dia tidak ingin papanya memikirkan yang tidak-tidak tentang kebersamaannya dengan Roland yang sudah selarut ini.
"Tadi habis keluar jalan om." Sela Roland yang tahu kalau kekasihnya sedang bingung menjawab pertanyaan papanya.
"Oh...." Kata Wahyu singkat.
"Om Wahyu pulang aja. Nanti biar Angga aku yang anter, sekalian anter Gella pulang." Kata Roland bersungguh-sungguh.
"Serius enggak apa-apa...???" Tanya Wahyu sedikit tidak enak dengan tawaran yang Roland berikan.
"Iya om. Sudah malem juga." Jawab Roland santai.
"Angga biar pulang kerumahmu aja nanti Ge. Kasihan Roland kalau harus muter-muter anter Angga sama kamu." Kata Wahyu sebelum memutuskan untuk pulang.
"Iya pa." Kata Gella menurut.
"Papa pulang yaa...!!!" Pamit Wahyu.
"Om duluan ya Land."
"Iya om, mari Roland anter sampai parkiran.." kata Roland yang mempersilahkan Wahyu berjalan terlebih dahulu.
Baru setelah papa dan kekasihnya meninggalkan dirinya sendiri, Gella memutuskan masuk ke dalam ruang penanganan UGD. Dan dia menemukan Angga berbaring sembari memainkan ponselnya.
"Ngga...!!!" Seru Gella pelan saat sudah ada disamping ranjang pesakitan yang ditiduri adiknya.
"Kak, sama siapa...???" Tanya Angga yang berusaha untuk duduk.
"Tiduran aja enggak apa-apa." Kata Gella menahan adiknya.
"Sama mama ya...???" Tanya Angga lagi memastikan dengan siapa Gella datang.
"Sama mas Roland." Jawab Gella yang kemudian menarik kursi untuk dia duduki.
"Terus mas Roland mana...???" Tanya Angga sembari melirik pintu masuk dan menelisik sekitarnya mencari keberadaan Roland.
"Nganter papa ke parkiran, papa pulang duluan." Jawab Gella.
"Wah bakal jadi mantu kesayangan nih kayanya..." Cibir Angga.
"Masih sakit...???" Tanya Gella saat melihat kaki adiknya.
"Masih lah, rasanya kakiku mati rasa." Kata Angga yang sekarang benar-benar mengubah posisinya menjadi duduk.
"Bengkak gini Ngga.." kata Gella sembari mengusap pelan kaki adiknya yang terlihat memerah dan membengkak.
"Iya..."
"Kamu juga kenapa sih malem-malem bersihin gudang sama papa." Sungut Gella.
"Ya aku fikir biar besok kelar, beresin gudang udah sejak tadi pagi. Aku soalnya besok siang ada job foto prewedding." Jawab Angga.
"Namanya juga halangan kak. Kalau tahu ada kalajengking juga pasti aku usir dulu." Lanjutnya membela diri.
"Lagian papa sama mama yang panikan. Kayanya enggak bahaya kok." Katanya lagi dengan santai.
"Lha tapi ini sampai bengkak hlo Ngga. Kamu juga ngeluh mati rasa kan. Mungkin racunnya juga butuh ditawarkan, makanya papa bawa kamu kerumah sakit." Kata Gella dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka atau Duka [ ON GOING ]
RomanceBaca cerita kedua ku yukk...!!!! . . . . Kisah tentang seorang gadis cantik dan pintar yang mandiri. Rumah tangga kedua orang tuanya yang kandas justru membuat dirinya mampu menghadapi segala masalah yang menerpa tanpa mengeluh. Kisah percintaannya...