PART 64

1.2K 146 26
                                    

Selamat bermalam minggu sayang-sayangku 😘😘
Sudah up yaa, belum revisi masih banyak typo...
Jangan lupa kasih bintang-bintang...
Happy reading and enjoy 😉😉😉

Suasana siang lobi apartemen itu tak begitu ramai. Bahkan di lobi hanya terlihat 2 petugas resepsionis, petugas keamanan dan hanya ada benerapa orang yang berada di lobi. Entah mereka pengunjung atau salah satu penghuni apartemen 10 lantai tersebut.

Untuk kesekian kalinya Roland melirik arloji mahal yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Roland tipe lelaki yang tidak sabar dan harus menunggu seseorang seperti sekarang membuat kepalanya menjadi pening.

Lelaki itu memutuskan untuk pergi saja dari sana. Saat berdiri dan bersiap pergi justru orang yang ingin ia temui muncul. Wajahnya masih datar bahkan saat orang tersebut mendekatinya sama sekali tidak ada wajah ramah yang Roland perlihatkan padanya.

"Roland..!!" Seru wanita dengan senyum lebar. Dia tak menyangka Roland bahkan mendatanginya sendiri setelah untuk beberapa minggu ini dia sama sekali tidak ada celah untuk bisa bertemu Roland.

"Kamu nunggu aku ya..!!" Tanpa rasa malu Mega memeluk lengan kiri Roland dan menempelkan tubuhnya pada lelaki beristri itu.

"Lepas !!"

Roland yang berontak tak ingin dipegang mencoba melepaskan diri. Tapi justru wanita itu kian erat memeluk lengannya. Bahkan dengan sengaja dada wanita itu kian ia tekan di lengan Roland.

"Lepas Ga !!!" Kata Roland penuh penekanan. Tangan kirinya yang terbebas bahkan ikut memisahkan tangan Mega dari lengannya.

"Oke oke !!!" Mega yang kesakitan memutuskan melepaskan Roland. Cengkraman lelaki itu di lengannya sungguh kuat, jika dibiarkan bisa saja kulitnya menjadi kemerahan atau lebih parahnya menjadi memar.

"Kita perlu bicara !!!" Nada bicara Roland tak berubah sejak dulu. Sejak wanita dihadapannya itu menyakiti dan melukai perasaannya. Tak ada lagi kehangatan untuk Mega, semua perlakuan Roland dingin bahkan nyaris beku padanya.

"Ayo, kita ngobrol di apartemenku aja." Wanita penuh percaya diri itu kembali memeluk lengan Roland dan ingin mengarahkan lelaki itu untuk mau dibawa naik menuju apartemen yang ia tempati.

Sekali lagi Roland perlu melakukan kekerasan pada wanita itu. Tangannya kembali mencengkram kuat tangan Mega.

"Kita bicara disini." Tegas Roland dengan tatapan tajam memperingatkan wanita itu agar tidak melewati batas yang Roland buat.

"Oke, duduk." Mega mempersilahkan Roland kembali duduk di sofa lobi apartemen tersebut. Karena Roland duduk di sofa single Mega jelas tak bisa duduk disamping lelaki itu. Dia duduk di kursi yang masih kosong yang berada di depan Roland.

"Gue kesini bukan untuk bahas cerita lama kita, camkan itu." Ujar Roland.

"Gue cuma mau memperingatkan lo secara langsung. Jauhi istri gue. Perbuatan norak lo dengan cara kirim foto-foto kita dulu ke Gella sudah melewati batas. Gue masih kasih kesempatan ke lo untuk mundur secara teratur, tapi kalau lo masih nekat dan perbuatan lo bisa mencelakai Gella gue enggak akan tinggal diem Ga." Lanjut Roland mengutarakan niatnya untuk menemui Mega siang ini.

Tapi wanita itu sama sekali terlihat tidak ada takutnya. Senyum meremehkan wanita itu bahkan dibarengi dengan tawa jahat.

"Memang apa lebihnya dia !??" Tanya Mega.

"Dia lebih segala-galanya dari lo."

"Dia cuma beruntung aja karena bisa dinikahi sama kamu. Aku berani bersumpah kalau saja istrimu itu ketemu kamu waktu kamu masih jadi badboy paling dia cuma mainan kamu aja." Mega sengaja memancing amarah Roland, hanya demi mendapatkan perhatian lebih.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang