PART 44

1.3K 134 3
                                    

Selamat bermalam senin sayang-sayangku...
Maaf kalau up-nya lamaaaaaaaaa banget..
Happy reading and enjoy 💖💖
Jangan lupa bagi bintang-bintangnya 😘

Meja bulat dengan diameter kurang lebih 2 meter tersebut diisi Roland, Eyang Sri, Jana, dan juga Angga. Mereka duduk melingkari hanya setengah dari meja tersebut. Sebab meja bulat yang mereka gunakan biasanya terisi oleh 10 orang. Tapi hanya ada mereka berempat ditambah manager F&B dan manager hotel karyawan Roland.

Gella tak bisa ikut test food bersama mereka. Sebab hari ini Gella sedang menyelesaikan pemotretan produk baru yang akan dirilis Silver Gold Jewelry satu minggu lagi. Gella juga jelas tak ingin ikut sebab memilih untuk tidak berjumpa dengan Roland dulu untuk sementara.

Ada banyak menu dengan porsi yang tak banyak. Sebab mereka hanya mencicipi saja makanan yang sudah dipersiapkan untuk acara hari sabtu dan minggu besok. Dan dari sekian banyak menu yang tampil Roland cukup puas.

Atas permintaan eyang Sri semua menu berasal dari makanan Indonesia. Mulai dari camilan dan hidangan berat. Nantinya akan ada stand-stand makanan dari berbagai daerah. Salah satunya yang ada pada siang ini adalah nasi liwet, timlo solo, kambing guling, es dawet, soto Lamongan, nasi uduk, dan masih ada beberapa lagi. Tidak semua menu ada pada acara test food siang ini. Hanya beberapa dari makanan inti saja yang muncul.

"Dim sumnya enak mas." Komentar Angga yang memang pada dasarnya dia adalah pecinta dim sum. Jadi adik Gella tersebut bisa membedakan secara jeli mana yang enak, biasa saja, bahkan yang tidak enak sekalipun.

"Eyang setuju." Kata Eyang Sri membenarkan ucapan Angga.

"Pak Edy dengerkan adik sama oma saya bilang apa...!??" Kata Roland sembari memandangi laki-laki yang ikut duduk bersama mereka tapi tidak ikut makan. Hanya duduk diam menunggu makanan yang disajikan dikomentari.

"Terimakasih banyak ibu Sri dan pak Angga." Jawab laki-laki itu.

"Mungkin ada yang perlu ditambahkan atau mungkin ada yang kurang dari ini semua...!??" Tanyanya lagi dengan sangat sopan.

"Oma sama mama ada ide atau mungkin ingin sesuatu yang nantinya ada waktu acara...!??" Tanya Roland mengulangi.

"Oma usul ada nasi Padang dong mas. Seru mungkin kalau ada menu itu." Kata eyang Sri yang kini sudah membayangkan menu tersebut akan ada nantinya. Tapi Roland yang justru kebingungan.

"Bisa bu, nanti kami persiapkan stand khusus untuk masakan Padang. Kami juga akan mengusahakan mendatangkan chef yang memang sangat paham dengan masakan Sumatera." Sahut laki-laki yang sedikit gemuk tersebut menjawab kekhawatiran Roland.

Dan mendengarkan itupun senyum puas eyang Sri kembali terlukis sempurna diwajahnya. Roland juga tak perlu memberi perintah untuk kedua kalinya lagi. Sebab karyawannya sudah tahu apa yang harus mereka lakukan.

Semuanya kembali melanjutkan mencicipi makanan yang sudah disediakan. Sesekali mengomentari makanan yang tentunya dimasak dengan enak dan lezat oleh para koki hotel milik Roland ini.

***

Didalam mobil yang dikendarai Ryan itu duduk Roland dan juga Eyang Sri dibelakangnya. Roda mobil itu berputar menuju kediaman utama Roland. Mengantar eyang Sri yang tentunya perlu beristirahat dirumah dan Roland harus segera kembali kekantor. Roland sama seperti Gella. Pekerjaannya perlu dia rampungkan sebelum dia memutuskan untuk mengambil cuti menikah. Meskipun dia bos, Roland jelas tak bisa bekerja sembarangan.

"Kok papanya Gella tadi enggak ikut mas...!??" Tanya Eyang Sri memecah keheningan diantara mereka.

"Enggak oma, ada tamu dari luar kota katanya. Makanya tadi Angga yang dateng." Jawab Roland tanpa memindahkan pandangannya dari ponsel.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang