Happy reading and enjoy...
Jangan lupa kasih bintang banyak-banyak....Suasana mendung kota Jakarta tak menyurutkan niat Gella kembali mengunjungi toko tempat kerjanya dulu. Bahkan senyum wanita itu justru terlukis indah tatkala kaki yang terbalut sepatu dengan brand ternama itu mulai melangkah mendekati pintu masuk.
"Bu Gella...!!!" Seru lelaki dengan seragam keamanan ketika membukakan pintu dan mendapati Gella ada dihadapannya.
"Selamat siang pak Yono...!!!" Balas Gella tak kalah ramah.
"Ibu ada enggak !??" Tanya Gella. Wanita itu tak emmberitahu kedatangannya siang ini pada bu Ratna.
"Belum datang bu." Jawab pak Yono.
"Ohh, ya udah saya masuk dulu." Kata Gella.
"Iya bu silahkan."
"Silahkan pak !!!" Sapa pak Yono pada Roland juga yang berjalan dibelakang istrinya.
"Makasih pak." Kata Roland yang melewati pak Yono.
Gella segera mendekati customer servis, disana duduk Dini yang tentunya bisa membantu segala yang Gella perlukan siang ini. Bahkan wanita itu sudah tersenyum saat Gella berjalan kearahnya.
"Bu Gege...!!!" Seru Dini saat Gella sudah duduk dikursi yang disediakan untuk pengunjung. Roland juga segera menempatkan diri duduk dikursi yang masih kosong disamping istrinya.
"Din, aku mau ambil barang temenku yang waktu itu." Ujar Gella memberitahu maksud kedatangannya
"Ohh oke bu, sama bu Hana ya bu. Bentar aku telfon keatas dulu."
Gella hanya memandangi Dini yang mulai mengangkat ganggang telepon dan menempelkan ditelinga kirinya. Menghubungi Hana yang ada dikantor. Jika saja saat ini dia masih bekerja sudah bisa dipastikan dia yang nantinya akan mengurus barang tersebut. Tapi kini tanggung jawab itu menjadi tanggung jawab Hana.
"Bu tunggu bentar ya, bu Hana habis ini turun." Kata Dini setelah berhasil membuat Hana segera turun untuk menemuinya.
"Oke."
"Kamu enggak mau beli !??" Tanya Roland. Andai saja Gella adalah wanita gila harta sudah bisa dipastikan tanpa diminta wanita itu sudah memilih beberapa perhiasan untuk dirinya sendiri.
"Enggak deh mas." Sering melihat dan memegang banyak perhiasan saat bekerja sudah membuat Gella hanya cukup berpuas diri. Wanita itu sedikit turun minat untuk memiliki koleksi perhiasan.
"Beli lah 1 set, sekali-kali nyenengin suami dapat banyak pahala lho." Kata Roland merayu istrinya.
"Boros namanya."
"Aku sedang menawarkan ladang pahala lho buat kamu. Kamu dapat pahala karena nurut apa kataku, dan aku juga dapat pahala dari ini. Aku dapat pahala karena aku berbagi rejeki sama istri." Mulut seorang Roland Aji Anggoro memang tiada duanya.
"Enggak hari ini mas, mungkin kapan-kapan." Tolak Gella. Seharusnya Roland sadar kalau sekali istrinya berkata 'tidak' Roland jelas tak akan mendapatkan apa-apa.
Gella mengedarkan pandangan, semua masih sama seperti saat terakhir kali dia bekerja. Masih dengan suasana dan juga personil yang sama. Hanya bedanya untuk hari ini Gella datang sebagai pengunjung, bukan sebagai karyawan lagi.
"Pak Roland...!!" Seru Hana saat menemukan mantan bosnya sedang duduk menemani istrinya.
"Hai Han, gimana kabarnya." Roland berdiri dan segera mengulurkan tangan dan Hana yang tanggap segera menjabat tangan tersebut.
"Baik pak, terimakasih banyak atas bantuan pak Roland untuk saya selama ini." Jawab Hana. Gella yang juga berniat menjabat tangan Hana juga mengikuti suaminya untuk segera berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka atau Duka [ ON GOING ]
RomanceBaca cerita kedua ku yukk...!!!! . . . . Kisah tentang seorang gadis cantik dan pintar yang mandiri. Rumah tangga kedua orang tuanya yang kandas justru membuat dirinya mampu menghadapi segala masalah yang menerpa tanpa mengeluh. Kisah percintaannya...