Gella gugup luar biasa. Demi tuhan dia bersumpah dia seperti belum siap untuk masuk kedalam gedung pernikahan yang padahal Angga sudah meyakinkan dirinya untuk siap. Pundaknya naik turun, dia masih butuh waktu sesaat untuk menenangkan gejolak didadanya. Angga yang duduk dikursi kemudi sudah melepas seat belt, dan siap turun. Tapi dia masih menunggu Gella yang jika diberi pilihan untuk pulang atau masuk pasti lebih memilih pulang.
"Kak....!!!" Kata Angga sembari menepuk pundak Gella.
"Ayo..." Ajaknya setelah Gella menggeser pandangan kearahnya.
"Ngga...!!!" Rengek Gella.
"Kenapa sih, tadi dirumah bilangnya berangkat. Setelah sampai disini kenapa malah gini." Protes Angga. Laki-laki itu sudah berdandan rapi, dengan balutan kemeja batik lengan panjang dan celana bahan warna hitam.
"Kakak takut..."
"Takut apa. Enggak ada demit didalem..."
"Takut jadi bahan ghibah keluarganya Fandra." Memang itu yang Gella takutkan. Dia tidak takut ditinggal Fandra menikah. Dia hanya takut kalau keluarga Fandra akan menggunjing dirinya. Pasti keluarga Fandra akan mengatai dirinya tidak tahu malu.
"Kak, ada aku. Gunanya aku ikut kakak kesini dan ninggalin kerjaanku buat belain kakak kalau sampai hal itu terjadi."
"Tapi Ngga-"
"Jangan buat aku menyesal ninggalin kerjaanku cuma demi kakak ya...!!!"
Ucapan Angga membuat Gella mau tak mau segera melepas seat belt-nya. Sebelum turun dari mobil Gella juga segera mengambil paper bag di jok belakang yang berisi hadiah yang diberikan bu Ratna secara cuma-cuma untuk dia bawa kesini. Sekali lagi Gella menghela nafas dalam-dalam.
'Bismillah Ge, enggak akan terjadi hal buruk didalem...' batin Gella mencoba mensugesti dirinya sendiri kalau semuanya akan baik-baik saja.
Selisih umur 3 tahun dengan Adiknya membuat mereka seperti sepasang kekasih. Lagi pula wajah Gella tidak terlihat seperti gadis berusia 27 tahun, Gella terlihat lebih muda dibanding umurnya. Dress yang jatuh tepat di lutut Gella itu membungkus pas tubuhnya. Kakinya yang jenjang terekspos begitu saja. Jimmy choo romy pump heel yang Gella kenakan sungguh sangat cocok untuk dress hitamnya.
Dandanan Gella seadanya saja. Pada dasarnya Gella sudah cantik. Tidak perlu make up berlebihan aura kecantikan tidak akan luntur. Rambutnya juga hanya ia gerai biasa. Hanya bagian kiri rambutnya ia jepit kebelakang.
Ada 2 keponakan Fandra yang Gella kenal menjaga buku tamu dipintu masuk. Dua gadis kakak beradik yang Gella tahu sebagai anak dari adik mamanya Fandra. Mereka juga pasti kenal dengan Gella. Mereka sudah beberapa kali bertemu.
Gella tersenyum manis saat 2 gadis itu seperti kaget melihat kedatangannya. Gella juga terlihat sangat santai saat menulis namanya di daftar buku tamu.
Hasya yang biasa dipanggil Asa, dan Tiara yang sering dipanggil Ara melihat kikuk kearah Gella. Dia juga mungkin bingung harus bersikap seperti apa.
"Ara, Asa titip ini buat mas Fandra. Kalau bisa tolong ini disimpan di dalem." Kata Gella menyerahkan kadonya kepada 2 gadis itu. Meminta untuk mereka menyimpan di ruang istirahat yang pasti disiapkan pengelola gedung untuk keluarga pengantin. Bisa kesurupan Gella kalau sampai kado pemberian bu Ratna seharga 175 juta itu hilang.
"Iya kak..." Kata Asa yang menerimanya. Dia juga segera melakukan apa yang Gella katakan untuk menyimpannya.
"Makasih yaa..." Kata Gella saat dia menerimah souvernir yang Ara serahkan kepada dirinya. Mug cantik yang tertulis nama Fandra dan Hani di permukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka atau Duka [ ON GOING ]
RomanceBaca cerita kedua ku yukk...!!!! . . . . Kisah tentang seorang gadis cantik dan pintar yang mandiri. Rumah tangga kedua orang tuanya yang kandas justru membuat dirinya mampu menghadapi segala masalah yang menerpa tanpa mengeluh. Kisah percintaannya...