PART 81

2.1K 160 12
                                    

Hai akhirnya aku muncul kembali 🥰🥰
Selamat datang kembali di kisah Gege & Roland...
Semoga masih ada yang mau lanjut baca...
Terimakasih yang sudah mau menunggu cerita ini berlanjut...
Happy weekend, happy reading and enjoy....
Mohon maaf, masih banyak typo....

Netra berkacamata itu memandangi cucu mantunya sembari tersenyum lembut. Bibir dengan polesan gincu merah itu bahkan sudah mengulum senyumnya sedari tadi, semenjak memandangi Gella yang asik menikmati es krim.

"Oma lihat Gella terus kenapa !??"

"Pengen es krim juga !??" Kata Roland yang baru saja keluar dari dalam kolam renang. Kakinya melangkah mendekati Gella membuat jejak basah sepanjang jalan yang ia lewati.

Gella yang menyadari itu kini mengubah fokusnya dari ponsel kearah eyang Sri. Dan wanita sepuh itu tersenyum kian lebar.

"Handuknya sayang." Pinta Roland saat menyadari justru istrinya memandangi eyang Sri.

Buru-buru Gella meletakkan gelas berisi es krim untuk menyerahkan handuk yang ada disamping tubuhnya.

"Kenapa lihatin Gella terus !??" Ulang Roland bertanya pada eyang Sri sembari menyeka tubuh basahnya dengan handuk.

"Enggak apa-apa. Seneng aja lihatnya." Jawabnya dengan lembut.

Eyang Sri sudah lebih dari satu minggu berada di rumah Roland. Lima hari yang lalu adalah acara 7 bulan kehamilan Gella. Dan tentunya wanita itu datang dan berkunjung untuk memperingati acara tersebut.

Hanya acara sederhana, seperti halnya acara 7 bulanan pada umumnya. Siang adalah acara inti dari 7 bulanan itu sendiri yang melalui beberapa prosesi salah satunya yaitu siraman yang dilakukan dirumah Roland. Pada malam harinya acara pengajian, yang mengundang serta anak-anak yatim dan piatu diselenggarakan di ballroom Ri-In hotel.

"Ada apa oma, mukaku cemong kena es krim ya !??" Tanya Gella panik sekaligus mengusap daerah bibir hingga pipinya takut ada es krim menempel disana.

"Enggak." Jawab Eyang Sri lagi-lagi dengan senyum khasnya.

"Lihat kamu sekarang oma jadi inget mertuamu pas hamil Roland dulu." Lanjutnya.

Roland yang tahu akan ada kisah panjang yang eyang Sri ceritakan memilih duduk bergabung dengan Gella dan eyang Sri di gazebo.

"Apa sih mas, basah nanti." Kata Gella saat Roland memaksa duduk disampingnya. Tentu saja ucapan Gella ada benarnya. Roland yang belum berganti pakaian dan masih memakai celana yang basah tentu akan membasahi alas duduk mereka. Meskipun handuk yang sebelumnya Roland gunakan dijadikan alas duduknya.

"Aku juga mau denger oma cerita." Kata Roland yang kini memandangi eyang Sri menunggu kelanjutan ceritanya.

Eyang Sri justru tersenyum dan kembali melanjutkan ceritanya, "dulu mertuamu teler berat waktu awal-awal hamil. Makanan yang bisa dia makan tanpa dimuntahkan cuma nasi soto. Yang lainnya pasti muntah."

"Selama hamil cuma makan soto aja !??" Tanya Gella.

"Enggak lah. Pas awal-awal aja, pagi siang sore cuma doyan makan soto. Kalau enggak salah sampai usia kandungannya 4 atau 5 bulan gitu, oma juga lupa." Jawab eyang Sri.

Gella hanya manggut-manggut sedangkan Roland masih fokus menyimak.

"Dulu juga mertuamu kaya kamu gini Ge. Jadi berat janinnya kurang untuk usia kandungan 7 bulan. Disarankan makan es krim juga kaya kamu ini. Niatnya ngejar berat badan bayi, tapi berat badan ibunya ke kejar juga." Eyang Sri terkekeh kecil mengingat itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang