PART 23

1.8K 146 6
                                    

Happy reading sayang-sayangku. Jangan lupa kasih bintang-bintang bertaburan. 🥰🥰🥰🥰🥰
Kalau ada typo kasih tanda boleh banget yaa....

Siang yang terik karena matahari sedang ada pada puncaknya tak membuat Roland hilang semangat. Justru dia yang sejak tadi terlihat sangat aktif. Sedangkan wanita yang duduk disebelahnya, yaitu Gella terlihat malas-malasan. Gella sangat tidak tertarik dengan ide Roland kali ini.

Mereka berdua memutuskan makan siang bersama, seperti biasa Roland menjemput Gella di tempat kerja wanita itu. Dan begitu selesai makan siang nyatanya Roland membawa Gella menuju suatu tempat perbelanjaan khusus pelanggan VIP. Dan lebih gilanya lagi Roland sampai membooking tempat tersebut agar dirinya dan Gella bebas memilih.

"Itu bagus lho yang." Kata Roland saat salah satu pelayan mengeluarkan casual dress berwarna putih dan membawanya mendekat kedepan Roland dan Gella.

"Mas, aku lagi enggak minat belanja sekarang." Kata Gella, bukan tidak berminat lebih tepatnya Gella tak suka melakukan pemborosan.

"Atau kamu mau pilih sendiri. Keliling dulu aja lihat-lihat." Rayu Roland, dia tak menyerah membujuk Gella agar setidaknya Gella memilih sesuatu untuk di pakainya nanti saat bertemu teman-teman kuliahnya dulu.

"Sayang duitnya mas. Udah deh enggak perlu berlebihan..." Ucap Gella berbisik didekat telinga kekasihnya.

"Aku lebih sayang kamu dari pada uang.."

"Aku harus buru-buru balik ke kantor lagi mas...!!!" Desak Gella agar mereka lebih baik kembali ketempat kerja masing-masing.

"Tenang aja, aku udah bilang bu Ratna kok kalau kamu telat balik ke kantor." Ujar Roland bersungguh-sungguh. Memang tanpa sepengetahuan Gella, laki-laki itu menghubungi boss kekasihnya untuk meminta ijin membawa Gella pergi sebentar.

"Kamu tuh yaa mas...!!!" Gella kesal, karena lagi-lagi Roland melakukan apapun sesuka hati tanpa meminta persetujuannya.

"Make it easy honey, tinggal pilih apapun yang kamu mau. Selesai." Kata Roland tanpa beban. Bahkan dia tak menghiraukan Gella yang sebenarnya sekarang sudah ingin mengomeli dirinya.

"Jadi kita bisa cepat-cepat pulang." Lanjut Roland dengan mudahnya.

"Ayo dong. Sekali-kali kamu nyenengin aku." Kata Roland lagi. Gella menghembuskan nafas kasar saat mereka saling pandang. Tapi justru hal itu membuat Roland tersenyum puas. Karena dia sudah tahu kalau setelah ini Gella pasti menuruti kemauannya.

"Mbak tolong keluarkan lagi koleksi yang cocok buat pacar saya." Perintah Roland pada pelayan wanita tersebut.

"Baik pak." Jawabnya patuh.

Tapi buru-buru Gella berdiri, "Enggak usah mbak, biar aku pilih sendiri." Ucap Gella menghentikan perintah Roland. Dia tidak ingin merepotkan orang lain. Segera wanita itu berjalan meninggalkan Roland. Dan pelayan tersebut mengikuti dirinya dari belakang.

Tak lupa pelayan-pelayan di toko tersebut memberikan masukan untuk barang yang sedang Gella amati. Roland girang, karena setidaknya Gella memilih barang yang dia sukai. Baginya tak masalah menunggu Gella berbelanja berjam-jam atau menunggu Gella menyalon, yang terpenting semua yang Gella lakukan demi mempercantik diri adalah demi dirinya.

Gella bingung sendiri membandingkan harga yang menurutnya paling murah. Sedangkan jelas barang yang dijual disitu bukan barang sembarangan. Walaupun Gella rasa semua yang ada disitu cocok dengan seleranya. Wanita itu memilih barang yang menurutnya tak terlalu mahal dan berlebihan. Salahkan Roland yang memaksa dirinya hari ini.

"Enggak mau di coba dulu bu...!!?" Tanya sopan pelayan toko yang sedari tadi mengikuti Gella kesana kemari.

"Enggak usah mbak." Kata Gella. Dia tahu ukuran tubuhnya sendiri. Tak perlu susah-susah mencoba karena Gella yakin itu sudah pas.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang