PART 27

1.5K 137 19
                                    

Selamat berhari rabu sayang-sayangku...
Upnya siang lagi enggak apa-apa yakkk
Jangan lupa kasih bintang-bintang bertaburan. Typo boleh banget kasih tanda.
Happy reading and enjoy 🥰🥰

Sekali lagi Gella memandangi bagian dalam lobi gedung pencakar langit milik Roland kekasihnya. Ini kali pertama Gella datang. Meskipun atas permintaan Roland tetap saja Gella merasa asing.

Gella sudah memarkirkan mobilnya di parkiran khusus tamu. Dan dengan mantap dia melangkahkan kakinya yang dibalut sepatu hak tinggi setinggi 7cm menuju meja resepsionis. Setengah jam lagi mendekati waktu istirahat. Harusnya Gella siang ini bisa ikut makan siang bersama bu Ratna, Ettan dan Soya. Tapi karena dia sudah berjanji makan siang bersama dikantor kekasihnya Gella jelas menolak ajakan makan siang bosnya.

"Selamat siang ibu, ada yang bisa kami bantu." Sapa ramah wanita dengan tatanan rambut rapi khas wanita penjaga meja resepsionis pada Gella.

"Siang mbak, ruangan pak Roland lantai berapa ya..!??" Tanya Gella. Dia tak tahu, dan dia juga tak bisa asal masuk saja sebab dia adalah tamu.

"Mohon maaf ibu apa sudah membuat janji sebelumnya...!??" Tanya si resepsionis tersebut.

"Bisa tolong di cek mbak, atas nama Gella." Jawab Gella ramah. Sebab dia sendiri tak tahu Roland sudah memasukkan namanya sebagai daftar janji temu atau tidak.

"Baik ibu, mohon tunggu sebentar." Segera wanita pegawai kekasihnya itu mengangkat ganggang telepon, mendial kode yang menghubungkan dengan kantor Roland berada.

Gella hanya berdiri diam memandangi wanita itu berbincang via telepon kabel. Sesekali Gella mengamati keadaan sekitarnya. Dan siang ini lobi kantor Roland lumayan ramai.

"Ibu mohon maaf berdasarkan informasi dari petugas yang ada di lantai kantor pak Roland berada tidak ada janji temu atas nama Gella." Kata Si resepsionis tersebut menyampaikan dengan sangat sopan.

Gella tak bisa menghubungi Roland. Pesan yang Gella kirim sejak tadi tak ada satupun balasan dari kekasihnya. Bahkan tadi sebelum dirinya memutuskan keluar dari mobil, Gella sudah mencoba menghubungi Roland via telepon. Tapi tak ada jawaban.

"Dan saat ini pak Roland juga sedang ada meeting bu." Lanjut resepsionis tersebut memberitahu Gella.

'oh jadi lagi meeting, pantesan WA-ku enggak ada yang dibales. Ditelfon juga enggak diangkat.' batin Gella kini tahu apa yang membuat Roland mengabaikan panggilan dan pesan darinya.

"Meeting-nya kira-kira masih lama mbak..!??" Tanya Gella memastikan, jika terlalu lama lebih baik Gella pulang saja.

"Kemungkinan besar selesai di jam istirahat bu." Kata resepsionis tersebut menyampaikan yang dia tahu.

"Ohh gitu yaa mbak." Ujar Gella, dia terdiam sejenak memikirkan hal apa yang perlu dia lakukan saat ini.

"Mbak saya minta tolong hubungi kantor pak Roland lagi bisa...!??"

"Tolong sampaikan kalau saya, Gella menunggu beliau di lobi. Biar nanti kalau pak Roland sudah selesai meeting beliau menemui saya disini." Kata Gella dengan lembut. Dia memutuskan untuk menunggu Roland saja. Lagi pula tak lama lagi pasti Roland sudah selesai.

"Baik ibu, silahkan duduk disana bu." Kata si resepsionis tersebut menunjuk sofa ruang tunggu yang dikhususkan untuk tamu.

Gella tersenyum, baru setelahnya dia berjalan dengan perlahan menuju tempat dimana dia diarahkan untuk menunggu Roland. Dan Gella juga bisa melihat si wanita resepsionis tersebut kembali menghubungi kantor Roland untuk memberitahukan keberadaan Gella dan juga menyampaikan pesan yang Gella katakan tadi.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang