Up-nya kelamaan kah...???
Huhuhuhuuu maafkeun yaa sayang-sayangku
Jangan lupa kasih bintang-bintang.
Happy reading and enjoy 💖💖Pagi pertama dirumahnya sebagai seorang suami dari Gellacia Ayu Wardani masih mengharuskan Roland bangun sendiri. Tidak menemukan istrinya ada didalam kamar. Tapi untuk kali ini Roland yakin bahwa Gella tidak mungkin ada didalam kamar mandi.
"Aaahh...!!!" Sungut Roland sebal. Padahal lelaki itu ingin sekali bangun lebih awal dibandingkan Gella. Ingin memandangi wajah istrinya yang masih terlelap dipagi hari. Ingin memandangi wajah polos istrinya yang pastinya masih cantik meskipun tanpa riasan.
Roland segera beranjak, menyambar kaos yang semalam ia lepas sebelum berjuang bersama Gella. Dengan rambut yang masih acak-acakan disertai kesibukan lelaki itu mengenakan kaos, Roland memilih untuk mencari keberadaan Gella diluar kamar. Dan tujuan laki-laki itu saat ini adalah dapur utama rumahnya.
Tebakan Roland tidak salah, Gella ada didapur bersama mbok Nah dan juga omanya.
"Yangg...!!!" Seru Roland.
Panggilan itu tak hanya memancing Gella memutar kepalanya, eyang Sri juga melakukan hal yang sama seperti apa yang Gella lakukan.
"Panggil oma apa Gella nih...!??" Cibir eyang Sri yang sedang sibuk mengiris tipis bawang merah didepannya.
"Hehehee." Roland yang malu-malu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Gella tersenyum melihat tingkah suaminya. Wanita itu meninggalkan penggorengan dan segera mengurusi suaminya.
"Kopi apa teh mas...!??" Tanya Gella sembari mulai memilih cangkir didalam kabinet.
"Kopi."
"Oke, kamu mending mandi dulu." Titah Gella. Wanita itu menghentikan aksinya memilih cangkir setelah menemukan yang tepat.
"Iya mas, masa iya baru bangun belum gosok gigi langsung ngopi." Kata Eyang Sri membenarkan ucapan cucu menantunya.
"Iya iya, aku mandi nih sekarang...!!!" Roland segera berbalik arah kembali menuju kamarnya. Meninggalkan eyang Sri dan Gella yang menertawakan tingkahnya.
"Pak Roland dulu enggak suka dipanggil pak lho bu, tapi semenjak sudah bekerja dan mungkin sudah terbiasa dipanggil pak jadi ya orangnya enggak protes kalau sekarang dipanggil bapak." Sela bi Inah yang saat ini sibuk dengan sambal goreng kentang dihadapannya.
"Serius bi...!??" Tanya Gella memastikan.
"Soalnya udah kebiasaan dipanggil mas sejak kecil Ge." Sahut oma yang masih sibuk dengan bawang merah. Meskipun mata wanita itu berair karenanya tapi eyang Sri tetap saja melanjutkan mengiris bawang merah yang akan dijadikan stok bawang goreng. Kalau saat ini Gella yang mengambil alih pekerjaan eyang Sri sudah bisa dipastikan matanya tak berhenti meneteskan air mata.
"Oohh."
"Kamu sering masak juga ya dirumah...!??" Tanya eyang Sri.
"Kalau libur aja sih oma, soalnya kan aku dirumah cuma sama mbak aja. Jadi ya biasanya mbak yang dirumah masak buat dimakan sendiri. Aku biasanya beli lauk sih diluar." Jawab Gella. Wanita itu kembali pada kegiatannya yaitu menggoreng ayam. Kopi untuk Roland akan ia siapkan setelah Roland selesai mandi. Sayang jika kopi buatannya harus dingin sebelum diminum.
"Adikmu enggak tinggal sama kamu ya...!??"
"Cuma kadang-kadang oma. Setelah mama memutuskan untuk menikah lagi si Angga jadi lebih sering nginep dirumah."
"Ganteng lho Ge adikmu itu." Puji eyang Sri. Memang paras Angga tidak bisa dikategorikan biasa saja, atau standar.
"Untung oma muji dia enggak langsung didepan orangnya. Bisa besar kepala dia kalau denger oma bilang dia ganteng." Diakhir kalimatnya terdengar kekehan kecil Gella sebab membayangkan ekspresi adiknya jika mendengar kalimat eyang Sri barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka atau Duka [ ON GOING ]
RomanceBaca cerita kedua ku yukk...!!!! . . . . Kisah tentang seorang gadis cantik dan pintar yang mandiri. Rumah tangga kedua orang tuanya yang kandas justru membuat dirinya mampu menghadapi segala masalah yang menerpa tanpa mengeluh. Kisah percintaannya...