Selamat berakhir pekan sayang-sayangku..
Jangan lupa kasih bintang-bintang
Belum revisi, mohon maaf kalau masih banyak typo..
Happy reading and enjoy"Astaghfirullah." Ucap wanita itu lirih. Kemudian matanya terpejam dan bibirnya kembali merapalkan kalimat istighfar beberapa kali. Saat matanya kembali terbuka helaan nafas panjang ia hembuskan. Tangan kirinya berkacak pinggang, sedangkan tangan kanannya memijat lembut dahi bagian tengah.
Buru-buru wanita itu mengubah posisinya. Dari posisi berdiri kemudian duduk di sofa kecil yang ada didalam ruangan tempatnya berada. Bibirnya kembali merapalkan kalimat istighfar tak terlalu keras. Sesekali bahkan netranya melirik objek yang membuatnya harus banyak beristighfar pagi ini.
Wanita itu memutuskan untuk keluar dari walk in closet. Wajahnya muram jika mengingat pakaiannya masih saja rusak meskipun dia sudah memberitahu cara merawat pakaian kerjanya. Jadwal Gella hari ini adalah mengawasi jalannya pemotretan produk terbaru koleksi Silver Gold Jewelry. Gella yang awalnya ingin memakai kemeja biru muda jadi ia urungkan. Bahkan beberapa baju yang Roland belikan dulu kembali merenggang serat kainnya. Gella yakin kalau pakaiannya kembali dicuci dengan bantuan mesin.
Sebelum memegang brush bedak Gella kembali menghembuskan nafas panjang. Dengan tatapan datar ia mengamati wajahnya dari cermin meja rias seakan-akan sedang memandangi kemeja biru mudanya tadi. Tapi buru-buru wanita itu kembali menguasai diri dan mulai memoleskan bedak tabur dengan brush make up ditangan kanannya.
Saat suaminya keluar dari kamar mandi wanita itu sama sekali tidak melirik keberadaan Roland. Bahkan lebih memilih melanjutkan riasannya.
"Sayang, bajuku...!??" Tanya Roland menanyakan pakaian yang biasanya Gella berikan padanya setelah lelaki itu keluar dari kamar mandi.
"Di atas ranjang itu lho mas." Jawab Gella sembari memoleskan eyeliner di kelopak mata kirinya. Mau tak mau Roland mengambil sendiri kaos yang Gella siapkan untuknya.
Weekend kali ini seperti weekend biasanya. Roland akan mengantarkan istrinya bekerja dan menjemputnya lagi nanti siang.
"Menu sarapan hari ini apa...!??" Tanya Roland sembari mengenakan kaos dan mendekati istrinya.
"Nasi goreng mentega." Jawab Gella yang kini fokus menatap suaminya dari pantulan cermin meja rias.
Semenjak tinggal dirumah tersebut Gella yang mengatur menu untuk mereka santap. Tentu saja semua yang Gella ajukan juga sudah atas persetujuan suaminya. Sebab tak hanya dia saja yang makan, tapi juga Roland.
"Oke."
"Nanti pulang kerja kita mampir belanja ke supermarket ya mas. Aku mau masakin sup iga pesenan kamu kemarin." Kata Gella sembari memandangi Roland yang sibuk menyisir rambutnya yang masih basah.
"Baik nyonya."
Gella kemudian kembali melanjutkan riasannya, mulai mengoleskan lipcream berwarna peach dibibir bawahnya dengan berhati-hati. Hal yang sama juga ia lakukan pada bibir atasnya. Kemudian memainkan bibirnya agar lipcrem dibibirnya merata dengan sempurna.
Gella melirik lagi suaminya yang masih berdiri disamping kursi meja riasnya. Roland bahkan masih menyisir rambutnya yang sudah rapi. Sadar bahwa Gella sedang mendongak memandanginya Roland segera meletakkan sisir ketempat semula.
"Kenapa...!??" Tanya Roland.
"Aku ganteng ya..." Kata Roland lagi dengan penuh percaya diri. Bahkan senyumnya muncul terlalu lebar.
"Mas sini." Gella segera memegang tangan suaminya. Menarik Roland agar duduk di kursi sofa yang ada dikamar mereka. Sofa yang menghadap langsung dengan televisi 42 inch berwarna hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka atau Duka [ ON GOING ]
RomanceBaca cerita kedua ku yukk...!!!! . . . . Kisah tentang seorang gadis cantik dan pintar yang mandiri. Rumah tangga kedua orang tuanya yang kandas justru membuat dirinya mampu menghadapi segala masalah yang menerpa tanpa mengeluh. Kisah percintaannya...