PART 69

2K 216 9
                                    

Akhirnya aku Up Gella&Roland.
Terimakasih untuk kesabaran kalian menunggu kelanjutan cerita ini
Selamat berakhir pekan...
Jangan lupa bagi bintang-bintangnya...
Happy reading and enjoy

Alis tegas yang membingkai netra lelaki berumur itu sesekali terlihat berdekatan kanan dan kiri. Jidatnya mengerut saat dengan fokus sopir pribadi Gella itu sedang memarkirkan mobil yang ia kendarai. Dengan halus, dengan tenang dan dengan sangat cekatan mobil mewah itu bisa dengan sempurna terparkir di tempat parkir khusus VIP. Mobil bodyguard Gella tentunya tak terparkir bersama disana, mobil yang dikendarai oleh Andi dan juga Irvan terparkir ditempat parkir pengunjung.

Pak Sigit dengan cekatan segera turun dari kemudi dan membukakan pintu untuk majikannya.

"Silahkan bu." Kata Pak Sigit begitu pintu penumpang samping Gella sudah terbuka sempurna.

Dengan perlahan Gella menurunkan satu persatu kakinya memijak paving blok. Senyum lembut wanita itu juga mengisyaratkan ucapan terimakasih kepada laki-laki yang sudah melayaninya dengan sepenuh hati tersebut.

"Makasih pak." Ucap Gella begitu seluruh tubuhnya sudah turun dari mobil.

Pak Sigit kembali membuka pintu penumpang samping kemudi. Mengeluarkan parsel berisi beraneka macam buah dan juga paperbag bertuliskan toko roti ternama.

"Saya bawa sendiri aja pak." Kata Gella tak ingin merepotkan pak Sigit.

"Jangan bu, nunggu mas Andi sama mas Irvan dulu." Kata pak Sigit. Sebab yang terlihat 2 pemuda itu sudah berjalan cepat menuju tempat Gella berdiri.

Andi segera mengambil alih 2 barang tersebut dari tangan pak Sigit.

"Mari buk..!!" Kata Irvan begitu seluruh barang bawaan Gella sudah di tangani rekannya.

Kaki yang dibalut celana kulot bahan knit itu segera melangkah menuju gedung lobi utama Rumah sakit Budi Sehat. Rumah sakit dimana ayah dari bocah yang lusa lalu dibantu suaminya untuk berobat. Rumah sakit yang juga 10% pemilik saham adalah suaminya.

Irvan berjalan didepan majikannya. Menuntun kemana arah Gella perlu melangkah. Dengan kata lain lelaki itu sudah tahu ruang rawat pak Deni.

"Nanti kalian berdua tunggu di ruang tunggu lobi aja ya. Saya mungkin ngobrol lumayan lama." Kata Gella ditengah perjalanan mereka.

"Baik buk !!!" Jawab keduanya bersamaan.

Saat sudah tiba di ruangan kelas 2 tempat pak Deni dirawat Gella tak langsung masuk. Wanita itu membaca terlebih dahulu nama yang tertempel disamping pintu. Dan nama Deni Triyanto ada diurutan ke 3.

"Silahkan buk !!!" Kata Irvan mempersilahkan Gella untuk masuk terlebih dahulu.

Tujuan Gella jelas ruangan tirai yang berada dipaling ujung. Pada sisi samping  tirai berwarna biru tersebut ditutup. Tapi pada bagian depan tirai tersebut sengaja disingkap tak terlalu lebar. Dan Gella bisa melihat ada sepasang suami istri disana.

"Dengan pak Deni dan ibu Halimah !??" Tanya Gella dengan lembut dan sopan. Dua orang yang terlihat terkejut dan kebingungan tak langsung menjawab pertanyaan Gella.

"Saya Gella, istri dari pak Roland yang membantu pengobatan pak Deni." Lanjut Gella menjelaskan siapa dirinya.

"Ohh ibu, silahkan duduk bu." Ucap wanita berjilbab bergo mempersilahkan Gella untuk duduk. Dia segera berdiri sebab kursi yang ia duduki akan diduduki oleh tamunya.

"Terimakasih." Kata Gella yang kemudian menjatuhkan dirinya diatas kursi plastik berwarna merah. Andi juga segera meletakkan buah dan kue yang ia bawa ke atas meja yang biasanya digunakan pasien untuk makan.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang