PART 71

1.1K 200 25
                                    

Yang minta double up merapat sini ya..!!!
Biar kalian juga semangat untuk tetap lanjut baca cerita ini 😘
Maaf kalau masih menemukan banyak typo
Jangan lupa untuk kasih vote.
Happy reading and enjoy!!!

Dua jenis minuman diatas meja tersebut belum tersentuh. Padahal sudah sekitar 5 menit yang lalu karyawan cafe menyajikan. Sama-sama minuman berbahan dasar kopi. Bedanya kopi milik Galang disajikan dalam bentuk dingin. Sedangkan milik Ryan adalah hot cappucino.

Pertemuan keduanya malam ini bukan tanpa alasan. Galang yang memang sengaja ingin bertemu Ryan. Dan keduanya sepakat untuk bertemu di cafe yang jaraknya dekat dengan rumah sakit dimana Gella dan Novy dirawat.

Galang tak banyak basa-basi. Sejak awal memang lelaki itu ingin tahu keberadaan Roland saat ini. Dan bertanya langsung pada asistennya adalah langkah paling tepat.

"Sekali lagi gue tanya Yan, bos lo dimana sekarang !???" Tanya Galang lagi. Tangannya meraih gelas plastik berisi minumannya. Tapi matanya masih menatap tajam Galang yang sejak tadi kekeuh memberi jawaban yang selalu konsisten.

"Pak Roland ada urusan bisnis mendesak dan penting di Bali pak." Dan jawaban tersebut sudah Galang perkirakan.

"Semendesak dan sepenting apapun Roland enggak pernah begini, dia selalu bisa dihubungi. Baru sekarang aja dia ilang-ilangan." Galang ada benarnya, dan seketika Ryan tak bisa membantah apapun. Dengan perlahan Galang mulai menyedot minumannya masih dengan memandangi wajah Ryan.

"Lebih baik ngomong jujur ke gue sekarang dimana keberadaan Roland. Dari pada gue nekat utus orang cari dia dan seret dia pulang malam ini." Ultimatum Galang tak hanya gertakan saja. Tentunya hal itu bisa Galang wujudkan dengan mudah. Koneksi lelaki itu bisa bersaing jika dibandingkan dengan koneksi Roland.

"Setahu saya pak Roland ada di Pekanbaru pak." Jawab Ryan akhirnya memilih untuk jujur.

"Setahu lo !!???"

"Berarti belum tentu dia disana ???" Tanya Galang dengan penuh emosi. Hal itu bahkan menarik perhatian pengunjung lain. Ryan terdiam lagi, dia hanyak tak ingin membuat Galang kian naik pitam jika mengatakan alasan lain.

"Dia tahu enggak mertuanya meninggal !!?" Tanya Galang mengulang pertanyaan yang Wahyu tanyakan siang tadi.

"Kemungkinan besar tidak tahu pak." Jawab Ryan seadanya.

"Bangsat !!" Kata Galang lirih.

"Kerjaan lo ngapain aja !!??"

"Lo bisa kan lapor ke dia !!!" Kata Galang dengan lantang. Tak peduli dia menjadi pusat perhatian.

"Tapi saya juga tidak bisa menghubungi pak Roland sampai saat ini pak."

"Bego banget si lo Yan !!!" Maki Galang karena tak habis fikir jika asisten sahabatnya itu bahkan tak bisa berbuat apa-apa.

"Dia ngapain disana ???" Tanya Galang. Ryan justru kian terbungkam, bola mata lelaki itu kesana kemari menghindari tatapan Galang padanya.

"Dia ngapain disana Yan !!??" Ulang Galang lagi penuh penekanan. Lelaki itu tak bisa bersabar lebih lama lagi.

"Jadi neneknya Mega meninggal dunia juga pak, kemarin pagi Mega menemui pak Roland di kantor. Setahu saya Mega meminta bantuan pak Roland." Kepalang tanggung, Ryan memilih jujur saja dengan Galang.

FLASHBACK

"Roland !!!" Wanita yang biasanya berpenampilan terbuka itu pagi ini berpakaian lebih sopan. Tak ada rok mini dan pakaian ketat. Penampilan Mega jauh dari kata terbuka.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang