PART 5

2.9K 227 4
                                    

Gella duduk dengan tenang, sembari memandangi kendaraan berlalu lalang di jalan raya yang melintang dihadapannya. Wanita cantik itu baru saja selesai mengurus buku tabungan Ettan dan Soya di salah satu bank ternama. Kegiatannya kembali padat, karena bosnya sudah mulai kembali beraktivitas.

Gella memutuskan untuk istirahat sejenak. Cuaca sedang panas-panasnya sekarang. Sekedar berteduh sembari menghabiskan segelas Vanilla Latte cukup bagi Gella. Lagi pula tugasnya setelah ini adalah datang ke sekolah Soya untuk menjemput anak tersebut. Jadi sembari menunggu jam pulang Soya, lebih baik Gella menunggu disitu. Masih ada waktu kurang lebih 1 jam menuju waktu pulang Soya.

Netra Gella mengamati dengan teliti mobil yang baru saja terparkir dipelataran cafe tersebut. Gella jelas sungguh hafal mobil tersebut diluar kepala. Gella hanya memastikan saja bahwa pengendaranya juga orang yang seperti Gella tebak.

'Tenang Ge, tenang. Pura-pura enggak lihat saja. Pura-pura enggak tahu saja....' batin Gella sembari mengeluarkan tab dari tasnya. Kemudian menggunakan kacamata dan sibuk dengan pekerjaan yang sebenarnya tidak terlalu urgent.

Gella tidak ingin terlihat hancur dihadapan Fandra. Sudah 7 bulan ini dia sudah bisa menata hatinya kembali. Dia jelas tidak ingin hatinya kembali harus terpisah bagai puzzle yang belum ditata. Memang 7 bulan tersebut Gella sama sekali tidak bertemu dengan mantan tunangannya. Dan siang ini tiba-tiba saja Fandra muncul. Harapan Gella adalah laki-laki itu tidak menyadari keberadaannya.

Untung saja Gella bisa menyibukkan diri dengan online market toko berlian bu Ratna. Sehingga Gella tidak hanya bersandiwara saja demi menghindari Fandra.

Tapi Gella sadar Fandra tidak sendiri. Dia dengan wanita yang ia perkirakan tingginya lebih pendek dari tinggi tubuhnya. Karena yang Gella lihat wanita itu hanya setinggi leher Fandra meskipun sudah memakai sepatu hak tinggi, sedangkan jika dia berdiri berjajar dengan Fandra tanpa alas kaki tingginya sebatas telinga Fandra. Dan Gella sangat yakin wanita itu pasti calon istri Fandra. Wanita yang 4 hari lagi akan sah menjadi istri Fandra.

Dua sejoli itu masuk bersama, duduk diantara banyak pengunjung lain. Yang sangat Gella sayangkan, mengapa mereka memilih meja yang jaraknya lumayan dekat dengan meja Gella. Mungkin hanya berjarak 6 atau 7 meter saja dari tempat Gella duduk. Untung saja Gella tertolong posisi duduk yang menghadap keluar dinding kaca. Gella sungguh berharap Fandra tidak menyadari keberadaannya.

Entah kegiatan apa yang mereka berdua lakukan dibelakang Gella. Gella sungguh tidak ingin tahu dan tidak ingin ikut campur. Dia sudah bersedia melepas Fandra dengan ikhlas. Dia tidak akan menyesali apapun yang terjadi dulu, baginya mereka memang tidak ditakdirkan berjodoh. Terlepas dari mereka pernah bersama selama bertahun-tahun, Gella sungguh tidak ingin menyesalinya. Biarkan dia melihat Fandra berbahagia, walau bukan dengan dirinya.

"Gini Ndra, Gella inikan anak perempuan pertama dan cucu pertama. Pendidikan Gella juga enggak main-main. Dia lulusan manajemen bisnis di UI lho." Kata Jana dihadapan Fandra dan calon kedua besannya.

"Iya tante Fandra sangat tahu." Jawab Fandra yang duduk bersebelahan dengan Gella. Gella memandang mamanya tajam. Dia sungguh tidak ingin mamanya berkata lebih macam-macam.

"Kalau kamu sudah paham tolong untuk maskawinnya nanti juga yang sepadan dengan status Gella." Kata Jana dengan sangat lancar. Karena hal itu sudah sejak lama Jana ingin sampaikan kepada Fandra.

"Ma...!!!" Seru Gella mencegah mamanya agar tidak berbicara lebih ngawur lagi.

"Maksud bu Jana gimana...???" Tanya papanya Fandra.

"Jadi gini lho pak Imam, paling tidak untuk seserahan pernikahan mereka nanti harus ada rumah yang sudah diatas namakan Gella. Sawah 1 petak kalau bisa, uang yang kira-kira nominalnya pantas untuk Gella. Dan set perhiasan emas. Setidaknya itu harus ada di daftar seserahan yang keluarga pak Imam berikan." Kata Jana tanpa merasa sungkan sama sekali. Sedangkan raut wajah pak Imam dan istrinya sungguh sangat terkejut. Jelas mereka tidak menyangka keluarga Gella sematrealistis ini.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang