PART 11

2.5K 188 3
                                    

Sudah 5 hari belakangan Gella jadi sering melamun. Tentu saja karena ulah Roland. Bahkan sampai sekarang dia masih sering mengganggu Gella. Nyatanya makan malam waktu itu bagi Roland bukan apa-apa. Sehingga laki-laki itu masih gencar mengganggu Gella. Ditambah ajakan menikah Roland tempo hari dianggap Gella sebagai ucapan orang kurang waras.

"Masnya kayanya sebelum kesini udah mabuk yaa. Ngomongnya ngelantur..." Omel Gella tidak habis fikir. Bisa-bisanya Roland mengajaknya menikah.

"Ya memang aku lagi dimabuk cinta Ge. Udah hangover ini gara-gara kamu..." Jawab Roland. Gella tidak bisa lagi berlama-lama bersama laki-laki yang duduk dihadapannya sekarang. Segera Gella memasukkan kembali handphonenya kedalam tas. Bersiap untuk meninggalkan Roland sendiri.

"Udah ya mas, permintaan makan malam sudah aku laksanakan. Setelah ini jangan ganggu aku lagi."

"Pertanyaanku belum kamu jawab Ge."

"Pertanyaan mana...???"

"Ayo menikah Ge. Aku serius...!!!" Ucap Roland. Memang terlihat sangat bersungguh-sungguh dimata Gella.

"Haduh mas. Aku jamin setelah kamu sadar kamu pasti nyesel ucapin kalimat itu..." Gella segera berdiri dari posisi duduknya. Bersiap melangkah keluar pintu restoran.

"Aku dalam keadaan sadar sekarang." Kata Roland dengan tegas. Nada bicaranya juga berubah. Tidak lagi terdengar nada penuh candaan saat Roland mengucapkan kalimat terakhirnya.

Gella yang sudah berdiri dan siap meninggalkan Roland seketika mengurungkan niatnya. Kembali menatap Roland yang masih dalam posisi duduk. Tapi tak lama Roland ikut berdiri dan mendekati Gella.

"Mas, terus terang kita enggak saling mengenal satu sama lain. Pertemuan kita juga hanya kebetulan. Semuanya serba tiba-tiba mas. Jadi aku mohon jangan anggap pertemuan kita suatu hal istimewa." Kata Gella dengan lembut. Dia menolak dengan sopan agar tidak melukai harga diri laki-laki yang menjulang tinggi dihadapannya.

"Atau setidaknya beri aku kesempatan dulu Ge."

"Beri kesempatan untuk kita saling mengenal." Lanjut Roland. Suaranya masih setegas tadi. Hanya bedanya tatapannya sudah melunak.

"Mas, aku enggak seistimewa yang ada difikiran kamu kalau kamu maksa pengen kenal aku." Sungguh Gella tidak ingin berurusan dengan Roland dalam bentuk apapun.

"Tapi kalau aku pengen kenal kamu lebih dalam lagi bagaimana...???" Tanya Roland. Dia tidak akan menyerah untuk meyakinkan Gella. Tapi yang Gella tidak suka adalah sifat terlalu percaya diri laki-laki itu.

"Kita lihat nanti ya...!!!" Kata Gella yang kali ini benar-benar meninggalkan Roland sendiri. Tanpa menengok lagi kebelakang Roland hanya bisa memandangi tubuh Gella yang kian menjauh dari tempatnya berdiri.

FLASHBACK END

"Ge...!!!"

"Hallooo....!!!"

Gella segera tersadar dari lamunannya. Tangan Ratna masih setia melambai-lambai didepan wajah Gella guna menyadarkan anak buah kesayangannya itu. Ratna sadar beberapa hari ini Gella kurang fokus dengan pekerjaannya.

"Iyaa bu..." Seru Gella setelah fokusnya sekarang sudah kembali.

"Lagi mikir apa...???" Ratna kira Gella sekarang sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Atau mungkin Gella sedang memikul beban berat.

"Enggak kok bu. Maaf aku ngelamun..." Kata Gella yang sungkan karena secara terang-terangan bosnya memergoki dirinya melamun.

"Lagi ada masalah...!!?" Tanya Ratna lagi. Dia sudah sangat penasaran.

Luka atau Duka [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang