DYTTMS

5K 593 59
                                    














*
Diam berarti setuju.

Buku mata Taehyung yang panjang tampak layu, merunduk dengan getaran yang lucu. Dia sedikit menekan rasa malunya dengan menggigit bibir bawahnya.

Tangannya yang semula berada di pundak perlahan mulai turun, mengusap dari pundak turun ke dada lalu naik lagi ke arah leher jenjangnya dan berhenti tepat di kancing kemeja putih Jungkook yang masih rapi.

Lepas.

Satu kancing teratas telah lepas.

Diam diam kelopak mata Taehyung sedikit naik untuk melihat reaksi Jeon Jungkook, namun melihat ekspresi pemuda itu tetap tenang tanpa gerakan lain, hati Kim Taehyung pun mulai tergerak untuk melanjutkan kegiatannya.

AC dalam ruangan itu masih menyala di bawah 18°C, tapi dia merasa bahwa suhu berada di atas 30°C (panas)!

Kancing pertama, kedua, ketiga bahkan keempat pun telah lepas, tersisa dua kancing lagi maka semuanya terbuka. Namun itu sama sekali tidak menutup apapun lagi di tubuhnya. Saat ini saja dada bidang dan perut berlapisi otot itu telah lebih dulu terpampang jelas di matanya membuat kulit wajahnya kian memanas.

Tak berbeda jauh dengan Taehyung, Jeon Jungkook sebenarnya juga diam diam terus mengamati kegiatan Taehyung dari sudut pandangan nya. Menahan setiap getaran hebat yang melanda pada tubuhnya. Dia merasa tidak akan kuat lagi bila terlalu lama seperti ini.

Kedua tangannya telah mengepal untuk waktu yang lama di balik selimut, menunggu waktu yang pas untuk di lepaskan.

Tepat kancing terakhir lepas, Kim Taehyung mendongak untuk melihat reaksi Jeon Jungkook, namun apa yang dia dapat sungguh membuatnya terkejut.

Jeon Jungkook menyerbu dirinya, menciumnya dengan brutal, seolah tidak ada hari esok untuk menikmati nya lagi.

Jungkook terus bergerak acak di mulutnya, mengabaikan Taehyung yang masih terpaku di posisi membiarkan Jungkook mempermainkan mulutnya.

Setelah beberapa saat, barulah Taehyung terjaga dari lamunannya, dia merasa pasokan udara nya mulai menipis dan tanpa sadar melenguh syahdu.

" Ughhh~~~~ "

Jeon Jungkook yang mendengar nya pun menyeringai tipis, tangannya mulai ikut aktif dengan menarik Kim Taehyung agar lebih dekat dengannya lalu menekan tengkuk nya agar dia bisa lebih leluasa mengeksploitasi isi sumber manis dari mulut itu.

" J-Jungkook-ahhhhh.... Ah aku....!! "

Seolah paham, Jungkook dengan berat hati melepaskan mulutnya, nafas keduanya memburu, peluh membanjiri tubuhnya dan benang Saliva menjuntai di antara sudut mulut mereka berdua.

Nafas Kim Taehyung belum kembali normal tapi Jungkook tampaknya belum ingin memberinya kebebasan. Pria itu hanya langsung menunduk untuk mencicipi hidangan yang lain, leher.

" Akh!! "

Geli, ngilu dan sedikit perih, itu yang Taehyung rasakan saat ini. Dia mendongak, membiarkan Jungkook bermain di area lehernya.

" Taehyung..... "

Jeon Jungkook berbisik rendah, suaranya sangat serak, cahaya matanya telah di selimuti dengan kabut nafsu.

Wajah mereka sangat dekat, bahkan bergerak sedikit saja, ciuman akan kembali terulang. Wajah Taehyung sudah sangat merah, tapi nafsunya juga tidak bisa di sembunyikan lagi.

" Kau tahu apa yang kita lakukan sekarang? "

" Y-Ya... "

" Apa kau yakin akan melanjutkannya? "

" Ya! "
Kim Taehyung menjawabnya tanpa ragu kali ini, karena dia sudah sangat yakin bahwa menyerahkan semua isi serta tubuhnya kepada Jungkook adalah pilihan yang terbaik.

Untuk sesaat mereka berdua di selimuti oleh keheningan, Jeon Jungkook menunduk tapi Taehyung yang seolah tahu apa yang tengah dia pikirkan lantas meraih pundaknya. Mereka berdua saling menatap dan Taehyung berkata penuh pengertian.

" Aku melakukan ini murni atas keinginan ku sendiri, sama seperti dirimu ketika menikahi ku dan menjagaku. "

"...................."

" Baiklah, aku jujur padamu kali ini. Jungkook, aku menyukaimu."

" Taehyung......"

" Tidak, tidak. Aku mencintaimu! Aku Kim Taehyung, mencintaimu Jeon Jungkook!! "

"..................."

" Aku mencintaimu. Aku mencintaimu, bukan hartamu ataupun lainnya. Dan aku berani mengambil langkah ini, karena aku mencintaimu, bukan karena kasihan padamu. Aku ingin menyatu dengan mu, memiliki bayi dengan mu bahkan hidup bersama mu sampai kita berdua tua, melihat anak cucu kita besar bahkan menikah...."

" Apa kau tak malu menikah denganku yang cacat ini? "

Kening Taehyung sedikit berkerut, agak tidak senang dengan apa yang barusan Jungkook katakan.

" Apa maksudmu? Kenapa aku harus malu? Seharusnya kau lah yang malu karena harus menikah denganku yang buruk dan tidak punya apa apa ini. Aku bahkan sempat berfikir bahwa aku hanyalah benalu di hidupmu."

" Aku tidak berfikir begitu."

" Dan aku juga tidak berfikir kau begitu." Balas Taehyung dengan cepat.

Taehyung meraih tangan Jungkook, menggenggam nya erat dan berkata pasti.

" Jungkook, bisakah..... Bisakah kau percaya padaku? "

"........ Aku percaya padamu."

Senyum di bibir Kim Taehyung pun merekah. " Jadi, bisakah kau percaya padaku? Percaya aku akan menjaga bayimu? "

"...... Ya."




...........................................



" J-Jungkook-ahhhhh aku-...!! Tidak!! Jungkook aku tidak kuat lagi!! "

Kim Taehyung menggeleng ribut, kedua tangannya mencengkram seprei yang sudah tak berbentuk di bawah tubuhnya.

Bantal guling serta selimut sudah tak tau kemana hilangnya, yang jelas ranjang itu telah menjadi saksi bisu kedua anak Adam itu bergumul menjadi satu.

Keringat, desahan, Geraman bahkan bau khas percintaan mereka pun merebak di ruangan tersebut.

Jeon Jungkook, dia membungkuk, mencengkeram paha Taehyung hingga merah merah, wajahnya yang tampan penuh keringat, rambutnya menjuntai, menutupi separuh wajahnya. Hanya matanya yang kelam terus menatap wajah frustasi Taehyung yang terus mengerang di bawah kendalinya tersebut.

Di boleh saja cacat, tapi bukan berarti dia tidak bisa melakukan hal ini kepada pasangannya.

Bunga Krisan Taehyung sudah sangat merah dan sedikit bengkak di ujungnya. Bagaimana tidak? Tidak tahu seberapa lama mereka bergumul tapi Jungkook belum juga terlihat tanda tanda akan sampai. Bahkan mereka sudah berapa kali berganti gaya.


" J-Jungkook-ah, aku... Aku sudah..."

" Sebentar-

Jeon Jungkook merunduk, mendorong pinggulnya lebih kuat hingga berdecak keras, dan benar saja, beberapa dorongan selanjutnya diapun sampai, mendorong semuanya ke dalam dan menahannya untuk waktu yang lama.

Nafas keduanya terengah-engah hebat, tangan besar dan hangat Jungkook mengusap perut Taehyung dengan lembut dan berbisik lirih penuh harapan.

" Ku harap bayi itu cepat hadir disini."

Setelahnya mereka berdua pun tertidur tanpa melepaskan penyatuan itu.........



DYTTMS
TBC

𝙳𝚈𝚃𝚃𝙼𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang