DYTTMS

2.5K 446 20
                                    







Melihat penampilan Jeon Jungkook yang mampu berdiri tegap di depannya bersama dengan setelannya yang seperti biasa, mantap, membuat tatapan mata Taehyung seketika merasa linglung dan sedikit asing.

Ini adalah kali kedua dia terbangun, dan dia merasa tubuhnya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, dan dokter juga mengakui hal tersebut. Meskipun kulit wajahnya masih cukup pucat bersama dengan bibirnya yang pecah-pecah karena kekurangan cairan tak membuatnya terlihat buruk.

Jeon JungKook tahu apa yang tengah di pikirkan pria itu, jadi dia juga dengan tenang menunggunya berbicara dengannya, dia telah siap untuk menjawab setiap keraguan di benak istrinya ini.

" Kamu.... Kamu sudah bisa berdiri? " Itu seperti bisikan nyamuk yang sangat lembut, nyaris tak terdengar tapi JungKook jelas menangkap setiap pergerakan di mulut tersebut.

" En. "

Taehyung kembali linglung, meskipun dia sebelumnya juga sudah sempat terbangun dalam beberapa waktu, tapi tidak banyak ingatan yang bisa di ingat saat ini, bahkan pelukan JungKook sebelumnya hampir terasa tidak nyata baginya.....

Melihat Taehyung yang kembali linglung, JungKook perlahan mendekat dan duduk di tepi ranjang Taehyung, mengambil tangannya dan mengusapnya lembut, sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari wajah pucat tersebut.

" Jangan terlalu banyak berpikir, itu hanya akan membuatmu sakit kepala. Tanyakan apa saja yang ingin kamu ketahui."

Ada dengung dan keheningan sejenak, Taehyung mengangkat kepalanya menatap JungKook dengan sedikit menyipit, tenggorokannya masih sedikit sakit karena kekeringan yang berkepanjangan, jadi agak tidak nyaman untuknya untuk terus membuka suara. Tapi JungKook peka, dia dengan pelan membawa gelas bersama sedotan plastik ke mulutnya, membiarkannya membawa beberapa teguk ke mulutnya sebelum benar benar di letakkan kembali ke meja samping.

" Merasa lebih baik? "

Taehyung mengangguk pelan, masih menatap JungKook, JungKook pun yang seakan mengerti dengan apa yang di pikirkan olehnya pun memilih untuk berbicara terlebih dahulu, dia akan menjelaskan nya dengan singkat namun dapat di pahami secara luas olehnya.

" Kau tahu kenapa akhir-akhir ini aku selalu pergi keluar negeri? "

" Bisnis.? "

JungKook mengangguk, mengusap keningnya dan menyibak rambut yang sudah cukup panjang, menutupi separuh wajahnya itu ke samping.

" Itu benar dan tidak sepenuhnya salah, tapi alasanku sering keluar negeri adalah untuk Konsul dengan beberapa dokter mengenai kemajuan perkembangan mengenai operasi tulang ku."

Seketika Taehyung sedikit gugup kala mendengar ini. " Kamu.... Konsul? "

" Ya. "

" Apakah... Apakah ada yang tahu di keluarga kita? "

" Tidak."

".........."

" Tidak ada yang tahu bahkan ibuku sendiri, hal ini hanya diketahui oleh Samuel dan dokter yang berkaitan."

" Kenapa? "

JungKook tanpa sadar mendengus malas, " Bukannya aku tidak ingin berbagi kabar dengan mereka, hanya saja aku memiliki alasanku sendiri untuk itu dan kamu tidak perlu tahu, cukup untuk tahu bahwa semuanya sekarang baik-baik saja. Dan untukmu, aku hanya tidak ingin menambah beban mu, kau sedang hamil anakku, aku tidak ingin kau ikut lelah dengan aktivitas ku yang sering bepergian."

"............" Taehyung sedikit menundukkan kepalanya dan merasa agak lain di hatinya, entah mengapa dia merasa ada sesuatu hal yang JungKook sembunyikan darinya, dan itu jelas benar karena pria itu juga barusan telah menyebutkan nya, tapi Taehyung masih merasa ada hal lain yang membuatnya agak tidak nyaman.

" Taehyung, lihat aku....." JungKook mengangkat dagu Taehyung hanya dengan satu jari telunjuknya, tindakan ini agak asing, tapi Taehyung tidak tahu dimana letak asingnya. Dia dan JungKook telah menikah satu tahun lamanya, hidup bersama dan dia hampir mengetahui setiap tindakan yang pria itu berani lakukan padanya, tapi untuk saat ini...

Pupil bola mata JungKook se-gelap,  malam dan itu juga bagaikan kedalaman samudra yang tak terbatas baginya. Taehyung termenung dalam waktu singkat sebelum Jungkook berbicara tepat di depan wajahnya dengan nada pelan tapi bagaikan sebuah perintah yang tak bisa di bantah oleh siapapun.

" Taehyung, apapun yang terjadi, dan apapun yang kamu dengar setelah ini dari mulut orang lain, cukup ingat satu hal, cukup percaya padaku, baik? Percaya padaku dan semuanya akan baik-baik saja."



..........





Kini Taehyung tengah berdiri di depan kotak box bayinya. Meletakkan kedua tangannya di kaca dan sedikit merabanya, seolah olah dia benar- benar tengah meraba bayinya sendiri dengan telapak tangannya saat ini.

Matanya yang merah berkaca-kaca, di iringi dengan nafasnya yang Manas dan sedikit masam.

" Dia sangat kuat, seperti dirimu. Suster mengatakan dia banyak menyerap nutrisi dan mampu mengalahkan bayi lainnya. "

" Benarkah? " Taehyung berbisik pelan, ada harapan lebih di matanya, dia berharap bayinya memang benar benar kuat dan mampu bertahan sampai akhir, dia ingin menyentuhnya....

JungKook yang berdiri di belakangnya dengan sedikit menopang tubuh Taehyung agar bisa berdiri tegap meletakkan dagunya di pundak kecil itu, matanya juga menatap lurus pada bayi yang tertidur lelap. Kulitnya yang merah muda dengan tekstur sedikit keriput benar-benar membuatnya agak gemas.

Walaupun bayi itu belum memperlihatkan bentuk aslinya saat ini, tapi dia yakin, kelak anak itu akan mirip dengannya dan juga sekuat Taehyung, seketika JungKook merasa bangga di hatinya.

Taehyung, walaupun dia merasa bersukacita saat ini, tapi tetap saja rasa bersalah dan penyesalan selalu hinggap di hatinya. Andaikan dia bisa menjaga diri dan tidak bertindak kasar hari itu dengan bibinya, mungkin bayi itu saat ini belum lahir dan masih berada di perutnya, dengan itu si bayi akan lahir dengan usia yang matang hingga tak harus menanggung menderita seperti saat ini.

Lagi dan lagi JungKook mengetahui isi hatinya, dia dengan lembut menyatukan telapak tangannya di atas punggung tangan Taehyung,
" Jangan merasa bersalah, itu bukan salahmu, Tuhan sudah merencanakan nya untuk lahir seperti ini. Kita seharusnya bersyukur karena Tuhan masih memberikan kita kesempatan dan kepercayaan untuk menjaganya lebih lama lagi."

Taehyung yang sepertinya baru sadar akan arti ucapan JungKook pun menarik nafas lalu tersenyum cerah, mengangguk mengiyakan ucapannya.

" Ya, kamu benar. Kita harus bersyukur. Aku berjanji, sampai mati, aku akan selalu menjaganya dengan kedua telapak tanganku."

" Tidak kamu, tapi kita."

Sekali lagi Taehyung mengangguk membenarkan. JungKook ikut tersenyum dan mencium pipi Taehyung, matanya terus menatap bayi mereka dengan tenang.





DYTTMS
TBC

𝙳𝚈𝚃𝚃𝙼𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang