DYTTMS

2.8K 497 34
                                    









JungKook, yang sejak awal selalu terlihat lemah, terus duduk diam di kursinya tanpa gerakan lain, kini dengan tenang berhasil menangkap kepalan tinju tangan Changha dengan sebelah tangan kirinya.

" K-Kau -

Memanfaatkan kelengahan Changha, JungKook segera mengangkat kaki kanannya dan mengayunkannya ke depan dengan kuat, lalu tepat mengenai perutnya hingga Changha harus terpental ke belakang, berguling di lantai dan merasa sulit menerima informasi yang baru saja dia terima.

Tunggu, apakah JungKook barusan baru saja menendangnya?

Menendangnya!!?

Changha segera bangkit, dengan menopang perutnya serta bersandar ke dinding, dia menatap JungKook dengan tatapan terkejut.

JungKook, disisi lain dengan perlahan berdiri dari kursi rodanya itu, adegan ini bagaikan slow motion di setiap mata yang melihatnya tak terhindar itu dari Changha sendiri.

Melihat hal itu dan barulah dia sadar, ini bukan mimpi, jadi buat apa lagi kepura-puraan itu? Changha tertawa singkat sebelum kembali ke raut wajah semula, sambil mencibir dia berlari menerjangnya dengan pukulan.

" Hahaha! Bagus! Bagus! Akhirnya kau keluar juga dari sangkar mu? Bermain trik? Baik! Ini lebih bagus daripada harus memukul orang cacat!? "

Changha mengayunkan tinjunya ke arah wajah JungKook, tapi JungKook yang sudah bisa menebak gerakannya pun dengan tenang menghindar, sedikit membungkuk lalu tanpa perasaan kembali menendang perutnya hingga Changha harus jatuh berlutut di hadapannya, tak menunggu waktu lain, JungKook kembali melayangkan tendangan bebas lainnya tepat ke wajah Changha. Tendangan itu berhasil mengenai bagian bawah dagunya, Changha terkejut, tidak siap menerima serangan beruntun terpaksa membiarkan dirinya lagi dan lagi di hempaskan ke lantai dingin.

Changha meringis kesakitan, di tambah dengan beban berat di dadanya yang berasal dari tekanan kaki JungKook di atasnya membuatnya harus memuntahkan seteguk darah segar.

" JungKook! JungKook! "

Mido terkejut, dia hampir tidak bisa mengenali siapa sosok yang kini tengah menindas Changha.

JungKook yang seakan buta dan tuli sama sekali tidak memperhatikan yang lain selain Changha di matanya, tapi Changha yang juga sudah seperti telah kehilangan akal sehatnya pun tidak pernah berfikir apa yang akan terjadi pada dirinya selanjutnya setelah apa yang dia lakukan, bahkan dengan kondisinya yang sudah seperti ini, dia masih sempat untuk membuang kalimat yang mana membuat amarah JungKook semakin membara padanya.

" K-Kau.. uhuk! Uhuk! Tinggalkan Taehyung! Tinggalkan dia! Uhuk! K-Kau tidak pantas bersamanya! Hanya aku yang pantas, akh!! "

" Bermimpilah! Tak kan ku biarkan kau hidup bersamanya sekalipun di alam kematian! "

JungKook sekali lagi dan untuk terakhir kalinya dia menendang dan memijak Changha di dadanya seperti akan meremukkan tubuh itu sebelum teriakan lain muncul di belakangnya.

" Tuan Jeon! Tuan Jeon! Istri anda telah bangun! Dia mencari anda!! "

Sepertinya sebuah kalimat mantra yang sangat ajaib, Jeon Jungkook yang semula tampak menggila seketika berhenti bergerak, untuk lima detika di awal dia kaku tapi kemudian dia berbalik pergi begitu saja dengan langkah lebar dan agak terburu-buru seperti akan berlari di detik berikutnya.

Semua orang yang berdiri di depan pintu ruangan Taehyung menatapnya, menatapnya seperti baru saja melihat penampakan hantu di siang bolong, bahkan Jeon Woong sampai harus menutup mulutnya karena saking terkejutnya kala memastikan siapa yang berjalan di depannya dan dengan santai memasuki ruangan.

JinSeo berkedip-kedip lalu dengan pelan bertanya dengan Samuel yang ikut berdiri di depan mereka, dia dengan setia membawa kursi roda elektromagnetik JungKook.

" Apa... Apa barusan itu Kakak sepupuku? "

Samuel hanya bisa tersenyum maklum, ini jelas adalah berita dadakan dari mereka. " Ya."

............


Di dalam ruangan dua orang dokter bersama tiga perawat sedang memeriksa ulangan kondisi Taehyung, tak jauh disana, Yeobin yang juga telah kembali sekilas melirik ke arah JungKook dengan alis terangkat.

" Sungguh kejutan yang menyenangkan mengetahui putraku sudah bisa berdiri kembali...."

Ini bukan pujian, tapi jelas adalah sindiran pedas yang di ucapkan Yeobin kepada putranya itu. Jeon JungKook hanya meliriknya dan tidak benar-benar memasukkan nya ke dalam hati, dia tahu ibunya marah, tapi dia juga tahu dia tidak bisa marah karena ini jelas keputusannya. Keputusan sepihak tanpa di ketahui oleh orang lain. Hanya tiga orang, dia, Samuel dan satu orang lagi nanti akan dia sebutkan di penjamuan.

" Kita akan bicara nanti."

" Oh, baik, luangkan waktumu."

Setelah itu Yeobin keluar bersama para dokter dan perawat tadi untuk menanyakan hal lebih lanjut mengenai perkembangan menantunya itu.

JungKook yang telah di tinggalkan berdua dengan Taehyung kini dengan perlahan mulai mencari suasana yang sempat hilang karena beberapa hal. Tapi JungKook tidak akan menjadi seorang pecundang, dia melangkah mendekat dan berdiri di sisi Taehyung, mengambil tangannya dan berbicara pelan.

" Maaf."

"..........."

" Maafkan aku karena tidak ada di saat kau butuh."

Taehyung masih berkedip linglung, ini seperti mimpi baginya dan mungkin masih terasa seperti agak tidak nyata. Sejenak dia tertegun, dia ingat terakhir kali dia masih bertengkar hebat dengan bibinya, wanita itu mendorongnya, ada banyak darah di tubuhnya, perutnya sakit dan dia di bawa pergi oleh para pengawal, semuanya seperti sebuah film rusak yang di putar ulang secara paksa di dalam memori otaknya itu. Tapi setelahnya dia tidak tahu, apa dan bagaimana kondisi tubuhnya sendiri. Karena yang dia alami memang seperti bukan dunia nyata.

Di dalam kesadarannya yang tipis, dia merasa seperti di datangi oleh dia orang yang sangat mirip dengannya. Mereka berdua saling bertolak belakang, yang satu lembut dan yang satu agak kasar. Mereka berdua saling berdebat di depannya, tapi Taehyung tidak tahu apa yang di perdebatkan oleh mereka.

Tapi di detik-detik berikutnya dia sadar dengan apa yang mereka bicarakan, itu tidak lain adalah dirinya sendiri. Mereka saling berdebat mengenai dirinya, apakah dirinya akan mereka bawa atau membiarkan nya bertahan sedikit lagi demi mereka yang di tinggalkan.

" Bawa dia! Bukankah tugasnya sudah selesai? "

" Tidak bisa! Dia- bayi malang itu jelas membutuhkan dirinya, dan. Apakah kamu lupa wanita itu masih hidup? "

" Aku tidak lupa, tapi dia akan mati dalam waktu dekat ini."

" Tetap tidak bisa, Meskipun dia berhasil membuat alur cerita yang berbeda, tapi tetap saja, dia masih memiliki tanggung jawab."

" Kamu terlalu lembut."

" Itu bukan lemah, dia hanya saja harus bertanggungjawab atas apa yang telah dia lakukan."

Setelah itu Taehyung tidak tahu dan tidak bisa mengingat apa-apa lagi selain dadanya yang terasa sesak ketika tepat dia membuka mata, di hadapkan dengan ruangan putih, tabung oksigen dan bau disinfektan total membuatnya agak hilang akal hingga panik tanpa sebab.

Kini, JungKook telah berada di sisinya, memegang tangannya dan bertutur kata lembut, seketika membuat hidungnya agak masam seperti ada banyak air yang tak lagi terbendung di dalam otaknya.

" J-Jungkook....."

" Aku disini."

" J-Jungkook a-aku...."

" Tenang, aku disini untukmu."



DYTTMS
TBC

𝙳𝚈𝚃𝚃𝙼𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang