DYTTMS

2.7K 437 19
                                    












BRAK!!!

Pukulan kuat di atas meja membuat suasana semakin tegang. Dua wanita memiliki watak keras saling berhadapan satu sama lain.

Somin berdiri, ingin menampar Yeobin tapi tubuhnya dengan cepat di tahan oleh dua pengawas wanita yang sedari awal memang berdiri di belakang mereka untuk mengawasi apabila terjadi hal yang tidak di inginkan seperti barusan.

" Kamu!! Kamu jalang!! "

Yeobin menatapnya dengan tatapan angkuh penuh kesombongan. " Aku jalang? Apakah kau baru saja menyebut panggilan untuk dirimu sendiri? Apa kau tidak sadar siapa jalang sesungguhnya disini? Bukankah itu kau? Kau bahkan membawa putramu ke pintu rumah ku disaat kau belum menikah dengan suamiku...."

" Jeon Yeobin!! Aku akan membunuhmu!! Aku akan membunuhmu!! "

" Saudari Somin! Harap tenang atau kami akan bertindak kasar padamu! "
Tegur dari si penjaga dengan bersiap satu tangan di pinggang, siap menarik tongkat kedisiplinan untuknya.

Tubuh Somin bergetar penuh aura kebencian, menatap Yeobin dengan nyalang, kulitnya tidak lagi berwarna selain pucat pasi.

" Itu semua gara-gara kau!! Itu semua salahmu! Jika kau tidak menikah dengan Rong, aku dan Changha tidak akan bernasib seperti ini!! "

" Itu masalahmu, bukan urusanku sama sekali. Harusnya kau bersyukur karena aku telah mengizinkan mu memasuki pintu rumah Jeon dan bahkan membiarkan kalian hidup sampai saat ini. Tapi apa yang kau lakukan? Sungguh serigala bermata putih! Tidak tahu diri! Setelah semua yang ku lakukan, inilah balasan mu kepada putraku? Baik, andaikan putraku tidak memintaku untuk melepaskan putramu, mungkin saat ini dia juga berada disini bersamamu saat ini."

Somin tidak bisa berkata-kata selain berdiri dengan linglung.

Yeobin berdiri, menatapnya dengan senyum remeh, " Sampai jumpa di sidang besok pagi, berdoa saja siapa tahu akan ada bintang jatuh yang mau menyelamatkan mu."






...........







Di rumah sakit, Kondisi Taehyung sudah mulai stabil, namun begitu dia belum juga bangun sejak dia berhasil melalui masa kritisnya. Taehyung tetap tertidur lelap di ranjangnya, wajahnya yang pucat terlihat begitu putih seperti tak berdarah.

Seorang dokter di temani Mido baru saja selesai memeriksanya dan mereka berdua keluar lalu di sambut oleh anggota keluarganya.

" Bagaimana, apakah sudah ada perkembangan lebih lanjut? "

JungKook sudah tiba di rumah sakit sejak dua jam yang lalu, dia juga terlihat tak kalah pucat, bahkan belum lama ini dia juga baru saja melalui proses pemeriksaan diri oleh dokter kesehatan lainnya.

" Kondisi tubuhnya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, hanya menunggu kapan dia siap untuk bangun saja lagi."

JungKook termenung, Mido yang seakan mengerti dengan apa yang dia pikirkan dengan lembut ikut berjongkok, mengambil tangannya dan berkata, " Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja. Apakah kamu tidak ingin melihat bayi mu? Dia laki-laki yang tampan. Meskipun dia saat ini masih sangat jauh dari harapan, tapi percayalah, bayi kalian sangatlah kuat, dia pasti mampu bertahan sampai akhir."

Barulah JungKook sadar bahwa bayi mereka masih ada, dia awalnya ketika mendapat kabar bahwa Taehyung mengalami kecelakaan dan sedang di larikan ke rumah sakit menjadi panik. Kondisi dan situasinya juga kurang baik, jadi dia tidak bisa cepat untuk kembali, tapi untungnya Samuel dengan lihai mengatur semuanya hingga selesai.

JungKook sangat marah, dia marah dengan kelalaian yang seharusnya bisa menjaga Taehyung ketika dia tidak ada, tapi dia lebih marah lagi pada dirinya sendiri karena tidak bisa berada di sisinya di saat-saat dimana Taehyung paling membutuhkannya. Bahkan JungKook sempat berfikir bahwa bayi mereka mungkin tidak akan selamat pasca kejadian tersebut. Tapi sepertinya Tuhan masih memiliki rencana lain untuk mereka, dengan murah hati masih memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada mereka untuk merawat bayi tersebut.

" Aku ingin melihatnya."

Mido dengan murah hati membantunya mendorong kursi rodanya, tapi sebelum itu, JungKook menatap JinSeo dengan penuh suka cita.

" JinSeo, terimakasih untuk semuanya."

JinSeo tahu apa maksud dari perkataan JungKook barusan, dan dia dengan senang hati tersenyum lebar, mengusap kedua tangannya di pangkuannya sebelum bicara.

" Kakak sepupu, apa yang kamu bicarakan? Kita adalah saudara, istrimu adalah saudaraku juga. Suatu kehormatan bagiku untuk bisa membantunya."

" Datanglah ke rumah, aku akan memberikan kompensasi untukmu."

" Terimakasih Kakak sepupu! "



...........






Setibanya di ruangan khusus bayi, JungKook langsung di arahkan menuju ruangan lain di dalam ruang tersebut, disana dia bisa melihat sesosok bayi mungil yang tengah berjuang keras untuk hidup dengan bantuan alat alat medis di tubuhnya yang rentan.

Jemari JungKook menyentuh kotak kaca dengan gemetar, Mido di belakangnya menghela nafas.

" Bayi kalian sehat, meskipun dia terlahir prematur, tapi sepertinya semangat juang untuk tetap hidup melekat keras di dalam dirinya. Lihat, dia begitu bersemangat menggerakkan detak jantungnya yang mungil itu bahkan dia juga menyerap banyak nutrisi untuk tubuhnya.... "

JungKook tersenyum haru, matanya memerah berkaca-kaca, di dalam hati dia selalu memanjatkan puji syukur kepada Tuhan karena masih mempercayakan mereka untuk menjaga malaikat kecil ini.

" Jika tidak ada kendala apapun, dua bulan lagi dia sudah bisa dibawa keluar dari rumah sakit ini."

" Benarkah? "

" Ya, lalu apakah kamu dan Taehyung sudah menyiapkan nama yang cocok untuknya? "

Jemari JungKook berhenti tepat di depan mata, dimana dia bisa membayangkan tengah mengusap pipi perah itu dengan jari telunjuknya.

" Aku ingin Taehyung yang memberikan nama panggilan untuknya "

" Baiklah, Ibu mengerti."

JungKook menghela nafas, mereka sudah bergerak kembali keluar ruangan, " Besok wanita itu dan saudari kedua akan memasuki sidang, apakah kamu akan pergi melihatnya?"

" Untuk apa? Melihatnya hanya akan membuatku ingin membunuhnya."

" JungKook....."

" Ibu, kamu tahu siapa diriku, meskipun aku bukan putra biologis mu, tapi aku tumbuh besar di bawah pengawasan mu. Aku hanya akan bertindak jika sesuatu mulai mengusik ku, itu saja. Dan wanita itu, meskipun dia Bibi dari Taehyung, tapi apakah pantas baginya untuk melakukan hal keji seperti itu? Dia ingin melenyapkan istri dan anakku. Aku tidak bisa memaafkannya."

" Ibu tidak memaksa mu untuk memaafkannya, Ibu hanya berharap semuanya cepat selesai dan kembali seperti semula. Saat ini, biarlah Ibumu yang mengurus semuanya."





DYTTMS
TBC

𝙳𝚈𝚃𝚃𝙼𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang