𝙳𝚈𝚃𝚃𝙼𝚂

DYTTMS

Keesokan harinya, Kim Taehyung bangun terlambat, ketika dia bangun itu sudah menunjukkan hampir tengah hari.

Dia sedikit bergerak tapi rasa lain segera menghinggapi nya membuatnya sontak terkejut dan meringis kecil.

" Bangun? "

Sebuah suara terdengar serak tak jauh darinya, Taehyung menoleh dan mendapati Jungkook sudah terlihat sangat rapi dengan setelan kantor nya, duduk di kursi roda magnetis nya itu.

" J-Jungkook-ah? "

" Hm? "

Kursi roda Jungkook mendekat tapi ketika melihat kulit wajah Taehyung yang semakin merah, dia pun berhenti pada jarak tertentu.

" Maaf, aku bangun terlambat, aku-

" Tidak perlu."

Ucapan Jungkook menghentikan Taehyung yang seolah olah ingin bangkit, raut wajah sakit tak dapat dia sembunyikan. Antara warna merah dan putih pucat terus bergantian menerpa dirinya. Dia baru saja menopang dirinya dengan satu tangan dan tubuhnya yang masih terbalut selimut, namun bercak bercak merah keunguan itu tak dapat tertutup sepenuhnya,terutama di bagian leher......

" Kamu tidak perlu masuk kantor hari ini, tidurlah dan perbanyak istirahat. Jika kamu butuh bantuan, panggil Felix, dia akan membantumu. Sekarang, beri aku ciuman selamat pagi dulu. "

" T-Tapi!? Bagaimana mungkin!? "

" Hm? Apanya yang bagaimana mungkin? "

" Bagaimana mungkin aku-

" Apakah kamu malu? "

"......................"

" Kenapa kamu harus malu? Semalam saja kamu dengan berani menunggangi ku dan tidak terlihat malu, laluh

" Jungkook!!! "

Taehyung yang menyadari apa yang baru saja dia lakukan segera menutup mulutnya, sedangkan Jungkook yang di bentak lantas terdiam, dia berkedip polos lalu berdeham pelan.

" Baiklah. Rapat akan segera dimulai, maaf karena aku tidak bisa membantu mu, aku pergi dulu."

Taehyung yang berada di balik selimut mengangguk samar, dia hampir menutup semua tubuhnya, dan hanya menyisakan sedikit ujung kepalanya saja. Kulit wajahnya kian merah, sekarang dia mulai merasa heran, kenapa Jungkook seperti telah hilang rasa malu??

Bagaimana mungkin dia menggoda dirinya di depan bawahannya, terlebih lagi disini ada lima pelayan wanita termasuk Felix yang menyeringai di balik punggung Jungkook!!

" Nyonya muda, bisakah kamu mulai berkemas sekarang? "
Felix berkata dengan senyum penuh arti di setiap perkataan nya.

Sial!!

.

Di kantor, suasana tampak lebih santai, para karyawan juga bekerja dengan hati yang baik, itu juga bagian dari pengaruh suasana isi hati sang bos besar mereka.

Setelah Berjam jam lamanya, tampaknya Jeon Jungkook tidak lagi pernah menunjukkan taringnya, dia hanya mengangguk dan membalasnya dengan amat santai lalu mengabaikan mereka begitu saja.

Itu lebih baik daripada harus terkena tatapan dingin ataupun penolakan keras......

Dia sesekali melirik ke arah cincin pernikahan nya dan tertawa geli lalu menggeleng pelan. Kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Untuk sesaat dia mulai merindukan suara istri tercinta nya.........

.

Masih di gedung yang sama, tepatnya di lantai bawah terlihat beberapa kumpulan yang saling berbagi gosip, terutama itu untuk kaum perempuan.

" Hei, apa kalian ikut merasakan hal aneh hari ini? "

" Hm? "

" Apalagi kalau bukan suasana bos besar kita? Bukankah hari ini beliau tampak lebih jinak? "

" Hei.... Apa yang baru saja kau katakan? Kenapa kau menyebutnya jinak? Dia bukan kucing, oke? "

" Dia memang bukan kucing, tapi Harimau besar yang penuh emosi! "

" Huss!! Jangan terlalu keras, nanti ada yang mengadu!! "

" Apakah ini ada kaitannya dengan sekretaris Kim? Bukankah bos mulai lebih baik sejak sekretaris Kim mulai bekerja disini? "

" Kenapa begitu? Tapi ku dengar hari ini sekretaris Kim sedang cuti sakit, jadi bagaimana hal itu ada sangkut pautnya?? "

" Atau jangan-jangan......."

Tak jauh dari sana, sosok Jeon Changha terlihat berdiri di sudut sisi lain, mengepalkan tangannya menahan geram kala mendengar gosipan para wanita disana.

Kepalanya terasa panas dan gatal dalam bersamaan, rasanya ingin meledak kepada siapapun yang lewat di depannya saat itu juga.

" Mereka tidak memiliki hubungan!!! Kim Taehyung hanya milikku!! "

.

Di lokasi yang lain, suara di sekitarnya terdengar sangat bising, tak heran beberapa memilih acuh tak acuh dengan sekitarnya, terus bergerak kemana tujuannya mereka.

Dua orang wanita saling berdiri di sudut halte, yang satu sibuk membongkar isi kontak ponselnya dan yang satu sibuk mengipasi dirinya.

" Lisa! Ini sangat panas, cepat hubungi Changha, suruh dia jemput kita. Ibu sudah tidak tahan! "

Lisa, mengerutkan keningnya, sedikit tidak senang dengan pekikan Ibunya yang melengking di samping telinga nya.

" Lisa, kapan-

" Ibu! Bisakah kau diam sebentar!? Aku sedang mencoba menghubungi Changha! Tapi belum tersambung! "

Park Hyun jin mengerang kesal, sedikit membanting kertas kipasnya ke pangkuannya lalu menatap sadis pada setiap orang yang melihatnya dengan aneh.

Di sebelah nya, Lisa mulai menggigit sudut bibirnya, nada sambungan sudah berbunyi tapi tampaknya orang disana tidak berniat mengangkatnya.

Hampir merasa putus asa dan hendak mematikan nya, di ujung segera angkat. Mata Lisa seketika berbinar cerah dan berkata penuh semangat.

" Changha!! Ini aku Lisa!! "

"........ Hm, ada apa? "

" Changha, kamu dimana? Aku dan Ibuku saat ini sedang berada di halte x, kami mengunjungi mu di Seoul! "

" APA!!? Seoul!? "

" Ya! Kami sudah sampai setengah jam yang lalu. Apakah kamu bisa menjemput kami? Aku dan Ibu-

" Maaf, tapi aku sibuk."

" C-Changha......??? "

" Aku akan menyuruh seseorang untuk menjemput kalian."

Sambungan terputus secara sepihak dan itupun di putuskan oleh Changha. Lisa terdiam, dia agak linglung saat ini.

" Lisa, bagaimana?? Apa Changha akan menjemput kita?? "

Lisa terbangun karena guncangan ibunya pada tangannya barusan, dia menoleh dan melihat ibunya yang penuh harap.

" Tidak."

" A-apa!!? "

" Dia sibuk, jadi seseorang akan menjemput kita."

Hyun jin mengangguk saja.
" Tidak masalah. Changha, dia sibuk. Itu bagus, berarti dia pasti memiliki banyak uang! "

Dalam hati Lisa meringis, tidak berani menyanggah pendapat Ibunya, dan membatin saja.
'Tidak mungkin'

DYTTMS
TBC