DYTTMS

2.5K 391 12
                                    







Taehyung tidak tahu kemana Jungkook membawanya, sejak awal keberangkatan mereka, dia tidak pernah mau melepaskan bayinya kepada siapapun termasuk JungKook itu sendiri, meskipun Felix juga ikut dengan mereka dan dia juga sudah mengenalnya, tapi tetap saja.

Taehyung ingin percaya, tapi rasa krisis nya kepada JungKook selalu membayangi nya hingga saat ini mereka baru saja turun dari pesawat pribadinya Jeon Jungkook. Taehyung menatap sekitar dengan waspada, tapi JungKook dengan lembut menariknya untuk segera masuk ke dalam mobil. Tepat ketika mobil baru menginjak gas, Jeon Jungkook sedikit condong ke arahnya untuk berbisik pelan, " Apa yang kamu waspadai, disini suami mu ini tidak akan membiarkan apapun terjadi pada kalian. "

Ujar JungKook dengan sedikit mengintip pada bayi kecil Jovan yang masih tertidur lelap, bayi itu sempat terbangun ketika mereka baru saja naik pesawat, tapi setengah jam kemudian dia kembali tertidur hingga saat ini.

Taehyung membalut tubuhnya dengan selimut hangat, meskipun cuaca musim semi di Jepang belum berakhir, tapi hawa dingin sudah mulai menyerang, dia tidak ingin bayinya kedinginan. Bayi lahir dengan berat badan kurang (prematur) adalah bagian Terawan untuk segala jenis penyakit.

Taehyung menyipitkan matanya menatap wajah JungKook dengan perasaan agak bersalah. Dia telah berjanji dulunya untuk selalu percaya kepadanya, tapi dengan segala macam berita akhir akhir ini selalu berhasil agaknya sedikit menggoyahkan komitmen nya.

Melihat tingkah laku Taehyung yang sepertinya tidak akan berubah, Jeon Jungkook mau tak mau harus menghela nafas tak berdaya, tangannya dia bawa untuk merangkul tubuh itu agar lebih bersandar penuh pada dirinya.

" Sebentar lagi, sebentar lagi kamu akan mengetahui sebagian atau mungkin juga seluruhnya, setelah itu kamu bebas untuk berpikir apapun tentang ku, tapi aku tidak akan pernah melepaskan mu. "

............




Mobil mereka berhenti di depan sebuah gerbang kayu, di setiap sisinya adalah pagar beton setinggi tiga meter yang mana menutup diri dari luar, menyembunyikan banyak hal di dalamnya.

Taehyung keluar bersama Jungkook dan di ikuti para pengawal lainnya, berbaris rapi di pintu gerbang yang secara otomatis terbuka dari dalam, mata Taehyung agak membola dengan raut wajah terkejut, di depannya, di ambang pintu tersebut berdiri sosok Yeobin yang sedari tadi malam telah menghilang dari rumah Jeon. Kali ini Yeobin tidak lagi mengenakan pakaian yang seperti biasa dia pakai, kali ini pakaiannya adalah jenis pakaian yang di pakai oleh bangsawan Jepang di era kuno, tapi tidak terlalu kuno juga, kain tersebut bersulam emas bergambar Phoenix di atas dahan sakura yang sedang mekar, bahkan rambutnya pun juga telah di sanggul, di tata sebaik mungkin bersama tusuk giok hitam bersama aura wajah yang elegan. Yeobin tidak memakai riasan lebih selain bedak tipis juga pewarna bibir lebih tipis yang mana membuatnya jauh agak lebih pucat.

" Ibu! "
JungKook adalah yang pertama melapor, di ikuti oleh Taehyung lalu segera mendekat, Yeobin tersenyum, melipat kedua tangannya di perut dengan gaya anggun untuk berbicara.

" Kalian lelah, masuklah. "



...........




Taehyung agaknya masih membawa cahaya keterkejutan di dirinya, tidak hanya di pintu gerbang, tapi setelah dia melangkah masuk, dia langsung di hadapkan dengan lapangan kosong selebar limapuluh meter persegi, tapi mereka tidak akan melalui tengah lapangan karena Yeobin mengambil jalan melalui koridor yang panjang. Taehyung jadi teringat dengan kisah kerajaan Korea.

Di sepanjang jalan mereka, setiap sudut dan tikungan agaknya akan ada dua pengawal berseragam kuno hitam dengan pedang panjang di pinggang nya, Taehyung menelan ludah, semakin mencoba menyembunyikan bayinya di dadanya, meskipun dia memiliki JungKook di sampingnya dan Yeobin di depannya, dia merasa akan selalu waspada sekarang.

Akhirnya mereka sampai di depan pintu kayu lainnya, semua bangunan disini benar benar di ambil dari gaya Jepang kuno, Taehyung melirik, apakah ibu JungKook merupakan bagian dari bangsawan Jepang atau.....

" Ayah, kami datang."
Yeobin berbicara, setelah itu pintu terbuka dari dalam, melangkah masuk, Taehyung agak tersentak, di dalam ruangan yang cukup luas itu ada berbagai perabotan yang terbuat dari kayu berkualitas, guci keramik mahal dan lainnya, sulit untuk menemukan hal hal berbau modern disana, tapi dengan sekilas pandang Taehyung segera tahu harganya tidak akan kalah dengan barang barang branded di luaran sana.

Taehyung tidak berpikir ruangan itu akan kosong karena setelah mereka benar-benar masuk dan Yeobin memutari meja bundar setinggi lutut di atas lantai kayu mahoni di bawahnya, terlihat sesosok pria tua, mungkin jika di pikir, dia akan sedikit lebih tua dari nenek Misun di rumah tua Jeon.

Pria tua itu juga mengenakan pakaian yang hampir sama dengan Yeobin, hanya saja ini adalah versi laki-laki nya. Senior. Dia duduk dengan kaki bersilang, kedua tangan bertumpu pada setiap lutut dan duduk tegap tanpa ada bayangan dia telah mengalami osteoporosis.

" Kakek. "

Taehyung menoleh untuk melihat Jungkook yang tersenyum tipis terus menatap ke depan, ke arah pria di sana dengan tegas. Taehyung kebingungan disini, siapa mereka?

" Duduklah." Yeobin telah memberikan instruksi kepada mereka dan JungKook juga segera membawa Taehyung, menuntunnya untuk ikut duduk tepat berseberangan dengan pria tua tersebut, sedangkan di susut kiri, Yeobin dengan anggun juga ikut duduk, dua pelayan wanita maju menghidangkan teh hitam dan hijau di atas meja beserta kue kecil manis kesukaan Taehyung sendiri.

Pria tua itu mengetuk meja sekali dengan ujung jari telunjuknya dan tersenyum tenang, " Akhirnya aku melihatmu, cucu perempuan*(istri dari cucu laki-laki tidak peduli apakah dia P atau L) , "

Taehyung masih bungkam, dia mendadak gugup. Yeobin memanggil nya dengan sebutan Ayah dan JungKook juga barusan menyebutnya Kakek, apakah dia Ayah dan kakak dari mereka (pihak Ibu)?

" Kim Taehyung, seperti pepatah lama mengatakan, kayu akan bertemu dengan api, batu dan air, kertas dan minyak, lurus dan bengkok, cucuku akhirnya menemukan mu untuk mendampingi nya seumur hidup."

"............"

" Hahahaha, aku tahu kau pasti bingung, bukan? Aku Yakoto Madara, Ayah Yeobin sekaligus Kakek JungKook. Akulah yang meminta JungKook membawa mu kemari, aku ingin melihat cicit ku itu. Mendekatlah. "

Taehyung berkedip, menatap Yeobin dan JungKook yang kemudian di angguki tenang, Taehyung pun kembali bangkit dan perlahan bersimpuh di sisi pria itu, memperlihatkan bayi kecilnya yang ternyata sudah bangun, mata bulatnya menatap dengan rasa ingin tahu pada pria tua di depannya itu.

Taehyung:...........

Yakoto mengulurkan jari telunjuknya ke pipi bulat Jovan, bayi itu juga ikut mengangkat tangannya sedikit, kepalan tangannya di lindungi dengan sarung tangan bayi, jadi dia tidak bisa menggenggam jari telunjuk itu.

Yakoto kembali tertawa senang, Yeobin ikut tertawa pelan dan JungKook pun begitu. Yakoto sangat jarang menunjukkan ekspresi wajahnya selain kekauan, kini dengan bayi itu, dia sudah berhasil membuatnya tertawa lepas di usianya yang tua ini.

" Dia hebat! Bayi ini kelak akan menjadi tangguh! Ah, siapa namanya? Sudahkah kamu memberinya nama? "

Taehyung tanpa sadar mengangguk, kini dia seperti tidak ingat bahwa mereka baru saja bertemu kurang dari seperempat jam, " Ya, Jeon Jovan"

" Jeon Jovan. " Gumam Yakoto mencoba melafalkan dan mengingat nama itu di benaknya, tapi kemudian dia menatap bayi itu lekat lekat lagi.

" Nama yang bagus, tapi aku ingin menambahkan Yakoto di belakang namanya, kelak, dialah yang akan mewarisi semua hartaku."

DYTTMS
TBC

𝙳𝚈𝚃𝚃𝙼𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang