DYTTMS

2.7K 489 101
                                    







Changha merasa nafasnya tercekat tapi dia sebisa mungkin tidak menundukkan kepalanya di hadapan JungKook, cukup sudah dia selalu mengalah saat ini.

" Jeon JungKook, jangan bertindak sok kuasa di depanku. Meskipun kau kepala keluarga Jeon saat ini, tapi ingatlah roda selalu berputar, akan ada dimana saatnya kau untuk tunduk di bawah kakiku. Disini kau lah yang seharusnya meminta maaf padaku, karena jika bukan karena kau, Taehyung tidak akan pernah ku lepaskan."

Karena perkataan barusan membuat suasana di antara keduanya menjadi semakin tegang, Lisa di bawah sana sudah terduduk pasrah di lantai dingin, tapi segera dua perawat datang dan atas perintah Mido, tubuh Lisa di tarik paksa di dorong masuk kembali ke ruangannya, bahkan harus di beri berupa suntik penenang akibat gerakannya yang agak brutal.

Mido menghela nafas, dia menatap Lisa dengan rasa iba, dia juga wanita, dan dia merasa wanita lemah itu hanyalah seorang anak yang di peralat oleh ibunya sendiri. Hyun jin benar-benar kejam, itu pikirnya.

Diluar, Changha dan JungKook masih dalam posisi yang sama, menatap satu sama lain. Tapi seakan kata pepatah lama, kacang lupa kulitnya, Changha tampa takut mulai menantang JungKook secara terang terangan, tidak lagi memperdulikan status maupun posisinya yang bisa saja langsung di lengserkan oleh JungKook dalam sekali jentik.

Changha, entah angin apa yang baru saja lewat, tersenyum miring dengan kekehan sinisnya pada JungKook.

" JungKook.... JungKook... Kau pikir kau itu sangat berkuasa? Sangat, sangat berada di atas segala-galanya di dunia ini? Asal kau tau saja, selain uang mu, kau bukan siapa-siapa disini, dan jika bukan karena dukungan ibumu yang kuat, mungkin kau juga sudah tersingkirkan sejak awal, kau lihat dirimu saat ini? Kau itu hanyalah pria cacat yang kebetulan memiliki uang lebih sehingga semua orang akan melihat mu iba, padahal sesungguhnya jika bukan karena uang dan status ibumu, kau bukan siapa-siapa disini tak lain hanyalah sampah."

".............." JungKook tidak mengatakan apa-apa selain terus menatap kegilaan sesaat Changha dengan tenang. Dia hanya berfikir untuk membiarkan pria itu mengeluarkan semua yang ada di hatinya saat ini sebelum dia angkat suara nantinya.

Tawa Changha perlahan mereda, dan suasana hatinya juga mulai ikut menurun drastis kala melihat JungKook tidak memiliki reaksi lebih seperti yang dia harapkan selain ketenangan. Jadi dia mulai menggertakkan giginya marah.

" Kau hanyalah sampah! Kau itu pria cacat yang tidak pantas untuk hidup bersama dengan Taehyung! Dan seharusnya kau itu sudah mati sejak lama! Kenapa kau harus hidup sampai saat ini!? Kenapa!? Kenapa aku harus selalu mengalah padamu!? Kenapa Taehyung memilih hidup dengan pria cacat!? Kenapa bukan diriku!? Aku normal! Kenapa JungKook! Kenapa!?? "

" Tanyakan pada dirimu sendiri."

"............" Kini giliran Changha yang terdiam setelah mendengar tanggapan singkat JungKook barusan.

Tanyakan pada diriku sendiri??

Tapi setelah itu tawa Changha meledak hingga dia tidak kuasa membungkuk, meletakkan tangannya di perutnya karena merasa geli. JungKook hanya terus diam menatapnya tenang.

" Hahahaha...!! JungKook... JungKook... Kau pikir, kau yang terbaik? Kau sungguh munafik!! "

" Aku tidak munafik."

" Bohong! Kau jelas-jelas juga seorang munafik! Kau bermuka dua! Di depan semua orang kau mungkin bisa tersenyum seperti harimau yang selalu tersenyum, tapi ketika kau mulai membelakangi mereka, kau akan mulai mengatur siasat siapa yang dulu akan kau masukkan ke dalam perutmu."

Kali ini mata JungKook benar-benar menyipit tajam, auranya jelas tidak lagi sedingin biasa.

Changha juga merasakannya tapi dia terus berpura-pura untuk tidak takut padanya. " Apa? Kau marah? Kau tersinggung bukan? Jadi sekarang kau mengakui bahwa itu sifat asli mu? Hahahaha..!! Lihatlah betapa bodohnya dunia! Mereka telah di tipu olehmu! "

" Jeon Changha... Ku peringatkan sekali lagi, berhenti atau kau akan menyesal seumur hidup."

Setiap tulang di tubuhnya terasa menggigil, kedua tangannya semakin terkepal kuat, pikirannya berkecamuk antara takut dengan ancaman itu sekaligus kemarahan yang rasanya sulit sekali untuk di bendung, sudah cukup, sudah cukup dia selalu mengalah, sekarang tidak lagi.

" Jeon JungKook, ku katakan sekali lagi, aku tidak takut padamu ataupun dengan setiap ancaman mu, karena aku tahu semua yang kau ucapkan adalah omong kosong belaka dan seharusnya Taehyung juga tahu kau adalah pria munafik, bermuka dua yang berhasil menipunya, kau memanfaatkan nya!"

Mata Changha berkilat, dia sudah muak dengan semua omong kosong ini. Perlahan maju, " Jeon Jungkook, seharusnya disini kau lah yang harus takut dengan diriku. Aku bisa berdiri normal, sedangkan kau hanya bisa bergerak dengan kursi roda itu, apakah kau tak pernah berfikir apa jadinya jika aku mendorong mu dari lantai atas ini bersama kursi roda mu itu? Atau kau tidak takut dengan hal lain? Asal kau tahu, dengan kondisi mu saat ini, adalah hal termudah bagiku untuk melenyapkan mu."

" Kalau begitu mari kita coba." Tantang JungKook dengan gamblang, dia tetap menatap lurus ke Changha tanpa goyah seolah olah dia tidak takut dengan apapun dan bahkan telah memiliki rencana lain di otaknya.

Changha jelas tersulut emosi, dia benar-benar maju dan melayangkan tinjunya ke arah JungKook. Tapi sedetik kemudian keajaiban benar-benar terjadi di antara mereka, bahkan Changha sendiri juga sangat luar biasa terkejutnya saat ini.

JungKook, yang sejak awal selalu terlihat lemah, terus duduk diam di kursinya tanpa gerakan lain, kini dengan tenang berhasil menangkap kepalan tinju tangan Changha dengan sebelah tangan kirinya.

" K-Kau -

Memanfaatkan kelengahan Changha, JungKook segera mengangkat kaki kanannya dan mengayunkannya ke depan dengan kuat, lalu tepat mengenai perutnya hingga Changha harus terpental ke belakang, berguling di lantai dan merasa sulit menerima informasi yang baru saja dia terima.

Tunggu, apakah JungKook barusan baru saja menendangnya?

Menendangnya!!?

Changha segera bangkit, dengan menopang perutnya serta bersandar ke dinding, dia menatap JungKook dengan tatapan terkejut.

JungKook, disisi lain dengan perlahan berdiri dari kursi rodanya itu, adegan ini bagaikan slow motion di setiap mata yang melihatnya tak terhindar itu dari Changha sendiri.




DYTTMS
TBC

𝙳𝚈𝚃𝚃𝙼𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang