DYTTMS

3.5K 505 16
                                    











Changha melajukan mobilnya sendiri dengan cepat menuju lokasi yang telah di kirimkan oleh sosok tadi. Setibanya di sana, tak perlu mencari diapun sudah melihatnya dengan jelas bagaimana sosok itu duduk di salah satu bangku taman dengan punggung bungkuk dan pandangan menghadap tanah.

" Lisa....! "
Changha berlari kecil menuju Lisa yang sudah terlihat mengangkat kepalanya menatapnya dengan binar bahagia. Wanita itupun tak segan untuk menyambutnya dengan pelukan hangat.

Selama pelukan, Changha selalu berpikir bagaimana dengan hatinya sendiri. Keningnya berkerut agak tidak senang, namun di lain sisi dia juga merasa ada sesuatu hal yang tidak bisa di tinggalkan begitu saja.

Dia mungkin sudah mulai meragukan hatinya kepada Lisa karena atensinya seolah olah kembali tersedot paksa oleh sosok Kim Taehyung, tapi di lain sisi dia juga belum bisa melepaskan Lisa karena bayi itu. Inikah yang di sebut kontak batin antara Ayah dan anak biologis nya?

" Bagaimana kabarmu? "
Tanyanya dengan nada suara serak setelah sedikit memisahkan diri mereka dan menatap satu sama lain.

Lisa sedikit cemberut, merasa enggan ketika harus dipisahkan dari pelukan hangat tadi tapi mengingat Changha telah bertanya diapun menjawabnya dengan senang hati.
" Aku baik, tapi aku sangat merindukanmu, terlebih lagi bayi ini pasti juga sangat merindukan ayahnya."

Mendengar ini mulut Changha terasa berkedut tapi menahannya untuk tidak memuntahkan kata kata yang mungkin akan menyinggung hati si wanita.

" Lisa, ayo duduk dan bicara."

Lisa menurut lalu duduk di posisi tadi berdampingan dengan Changha. Ada keheningan sejenak sebelum Changha kembali bertanya padanya,
" Jadi, ada apa kau memanggilku hari ini, apa terjadi sesuatu padamu? "

Lisa menggeleng sebelum menunduk untuk menjawabnya dengan suara pelan, " Apakah harus terjadi sesuatu dulu agar aku bisa memanggil mu? "

" Lisa...., Bukan begitu maksudku..."

" Aku mengerti. Tapi Changha, aku benar benar tidak bisa menahannya lagi. Ibuku hampir setiap hari menagih janjimu padaku, aku bahkan hampir kehabisan akal untuk memberinya pengertian! Changha, bisakah kau membantuku..? Aku sebenarnya juga tidak ingin mempersulit mu tapi aku bahkan tidak bisa berbuat banyak untuk ini."

Changha terdiam, inilah topik yang selalu dia hindari setiap kali bertemu dengan Lisa. Dia hanya merasa belum waktunya untuk bertindak dan belum ingin melakukannya. Pandangan matanya begitu dalam ketika menatap wanita itu.

" Kau tak salah, akulah yang salah disini, karena aku hidupmu harus hancur di tanganku, jika saja kita tidak melakukan-

" Tidak! Changha, aku bersumpah tidak pernah menyesal setelah melakukan itu denganmu bahkan setelah memiliki bayi denganmu, hanya saja bisakah... Bisakah kau beri aku kepastian? "

" Aku akan-

" Kepastian apa yang kau minta dari putraku? Dan apa maksudmu dengan bayi? "

Keduanya membeku di tempat kala seseorang lebih dulu memotong percakapan mereka. Changha sedikit memiringkan kepalanya dan menemukan sosok lain berdiri tak jauh di belakang Lisa.....

" I-Ibu....??!!! "





.






Di posisi lain, di sebuah tambang proyek yang tengah sibuk membangun sebuah bangunan hotel megah tak jauh dari tebing laut terlihat deretan mobil baru saja terparkir di posisi yang tepat.

Satu persatu anak buah berseragam hitam mulai turun dan mengepung mobil yang di tengah.

Kursi roda elektromagnetik itu lebih dulu di turunkan dan di atur sesuai kebutuhan lalu keluarlah sosok Jungkook yang di bantu oleh Samuel.

Dia maju dan segera di sambut oleh rombongan rekannya yang lain. Itu adalah sosok Kim Wooseok bersama seorang mandor utama dari proyek ini.

" Selamat datang tuan Jeon! "

Jungkook mengangguk kecil atas sapaan sang mandor kepadanya.

Kim Wooseok tersenyum, berjabat tangan dengan nya tapi kemudian melirik sekitar nya dengan penuh rasa ingin tahu lalu menatap Jungkook kembali.

" Tuan Jeon, apakah kau datang kemari tidak bersama sekretaris mu?"

Alis Jungkook sedikit terangkat tapi kemudian menurunkannya dengan sayu, tatapan acuh tak acuh dan berkata lugas, " Dia tidak bisa datang, sakit. "

" Ah lalu, siapa yang akan mendampingi mu untuk melihat situasi? "

Samuel maju, dia sedikit membungkuk untuk memperkenalkan dirinya dengan senyum ramah.

" Salam tuan Kim, saya Samuel, sekretaris lain dari tuan Jeon. Dan saya jugalah yang hari ini akan menggantikan tuan Jeon untuk melihat proyek." Ujarnya tegas.

Wooseok menatap Samuel dengan pandangan sedikit kecewa, padahal jauh di dalam hatinya dia sudah berharap akan kembali bertemu dengan sekretaris Kim Taehyung yang waktu itu ia jumpai. Jujur, dia merasa jatuh hati padanya....

" Ah baiklah, kalau begitu ayo kita mulai? Sebelum matahari naik terlalu jauh ke atas, itu panas."

Samuel meminta izin kepada Jungkook untuk mengikuti Wooseok masuk ke dalam. Setelah mendapat izin barulah dia pergi....

Di dalam sana, Wooseok dan Samuel berjalan berdampingan dan ketika sang mandor yang tengah menjelaskan sepanjang jalan tadi sedikit menyingkir ke tepi untuk melihat kerja anak buahnya, disitulah Wooseok berani bertanya.

" Samuel, sudah berapa lama kau bekerja dengan Jungkook? "

" Belum lama tuan Kim, mungkin baru sekitar lima tahun? "

" Lima tahun!? Wow! Waktu yang cukup lama untuk bisa bertahan sebagai sekretaris!! Lalu bagaimana dengan sekretaris yang satunya? "

" Sekretaris Taehyung baru bekerja belum lama ini untuk menggantikan saya, karena saya harus mengurus proyek tuan Jeon di Macau."
Sejauh ini Samuel selalu menjawab pertanyaan Wooseok dengan sopan, tapi jauh di dalam hatinya dia merasa bahwa sosok di sampingnya ini memiliki niat lain.....

" Ah begitu.... Lalu bagaimana dengan hubungan mereka? Maksudku, apa kau tahu sesuatu mengenai sekretaris Kim Taehyung itu? "

" Apa maksudmu tuan? "

Wooseok tersenyum penuh arti dan sedikit mendekat untuk berbisik pelan, " Apa dia sudah memiliki kekasih? "

Dahi Samuel mulai berkerut tipis dan berkata penuh waspada, " Tuan, sebaiknya anda melupakan opsi ini "

" Kenapa? Apa dia sudah memiliki nya? " Tanya Wooseok dengan raut wajah terkejut.

" Maaf tuan, saya tidak bisa memberitahukan kepada anda secara detail, tapi lebih baik singkirkan pemikiran itu atau tuan Jeon akan marah."

" Hm? Apa maksudmu dengan tuan Jeon akan marah? Apa kaitannya dengan dia? Atau jangan-jangan mereka memiliki hubungan itu? "

Samuel tidak menjawabnya, dia memilih melajukan kecepatan langkahnya untuk berbicara dengan mandor tadi, meninggalkan Wooseok sendirian yang tengah tersenyum lebar.

" Menarik."

.

Diluar gedung, Jeon Jungkook tengah menatap hamparan di depannya dengan pandangan sulit, tapi itu tidak bertahan lama karena salah satu pengawalnya datang dengan sebuah ponsel.

" Bos, ada panggilan."

Jeon Jungkook melihatnya lalu menerima dengan cepat, tanpa berpindah tempat, dia pun mengangkatnya segera.

" Hallo? "

" Jungkook, apa kau masih lama? "

" Kenapa? "

" Bisakah kau belikan aku kue stroberi dekat perempatan jalan rumah kita? "

" Ya."

" Terimakasih! Kalau begitu hati hati!"

Jungkook tersenyum kecil lalu memeriksa jamnya sebelum memberi kode kepada salah satu pengawalnya untuk masuk dan menemui Samuel.

" Katakan padanya, aku harus pulang lebih dulu, istriku membutuhkan ku."

" Baik, Bos! "

DYTTMS
TBC

𝙳𝚈𝚃𝚃𝙼𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang