DYTTMS

2.8K 437 34
                                    












Taehyung duduk dengan agak gelisah, dia sudah mulai merasa sangat tidak nyaman, bahkan untuk melanjutkan menghabiskan sisa kue nya saja yang masih tersisa tiga potong tanpa tersentuh pun di biarkan begitu saja di depannya saat ini.

Taehyung tidak lagi banyak bicara, selain canggung, dia merasa seperti tengah melakukan sebuah perselingkuhan tanpa disadari, meskipun itu tidak sengaja tapi tetap saja Taehyung merasa bersalah, disini dia sudah menikah dan bahkan tengah mengandung bayi suaminya, tapi beraninya dia duduk bersama pria lain sedangkan suaminya tengah berusaha memperbaiki perusahaan mereka??

Wooseok terus berbicara dengan penuh semangat kepada ibunya (Yein) mengenai dirinya yang telah mengenal Taehyung, seolah olah dia dan Taehyung memang sudah sangat dekat seperti itu, padahal kenyataannya tidak.

Taehyung ingin menyanggah beberapa bagian dari apa yang Wooseok katakan pada ibunya, tapi disisi lain dia merasa itu agak tidak pantas jika dia langsung menyela percakapan tersebut, jadi dia hanya diam, diam-diam mencoba mengirim pesan kepada seseorang melalui ponselnya.

Yein menatap Taehyung dengan tatapan berbinar, bahkan sempat membuat Taehyung agak terkejut kala wanita itu dengan berani mengambil tangannya dan bahkan mengusapnya dengan lembut.

" Kelihatannya putra bibi sangat antusias ketika membicarakan mu, kau tahu, dia sangat jarang seperti ini, karena dia biasanya hanya sibuk dengan kertas kertas putih kaku itu, tapi tidak hari ini. Taehyung, sepertinya Wooseok sangat menyukaimu, lalu bagaimana pendapatmu tentang nya?? "

Kali ini Taehyung benar-benar terkejut dibuatnya, bagaimana mungkin Yein bertanya seperti itu padanya padahal sejak awal dia sudah mengatakan status nya?

Bukankah ini secara terang-terangan wanita itu mencoba mendekatkan mereka??

Tatapan mata Taehyung agak bergetar dan tanpa sengaja melirik ke arah Wooseok yang juga tengah menatapnya dengan tenang, seolah-olah tengah menunggu jawaban apa yang akan dia berikan padanya penuh kesabaran.

" Dia....... Baik?? "

Yein sedikit membuka mulutnya dengan tak percaya, sekali lagi mencoba lebih mendekatkan dirinya kepada Taehyung, " Hanya itu? Bibi tahu dia begitu kaku dan cukup sulit berinteraksi dengan orang lain dan bahkan lebih dominan untuk memerintah, tapi sejujurnya dia adalah anak yang romantis. Sekarang, bibi ingin tahu, apakah kau menyukainya?? "

Tidak hanya tatapan mata Taehyung yang bergetar, bahkan kini keningnya juga mulai ikut berkerut, menampakkan wajah jelas tidak nyaman. Dia dengan paksa menampilkan senyum tenang meskipun sejujurnya di dalam hati dia jelas gelisah, bahkan satu tangannya yang lain dia letakkan di perutnya, mengusapnya agar merasa cukup tenang.

" Bibi, tuan Wooseok memang sangat baik... Dia adalah tipe pemimpin yang tepat untuk sebuah perusahaan besar.. tapi bibi, aku benar-benar harus meminta maaf kepadamu ataupun kepada tuan Wooseok karena tidak bisa memberikan jawaban itu. Aku sudah menikah, bagaimana mungkin aku mengatakan dengan gamblang? "

Untuk beberapa saat ada keheningan di meja tersebut, senyum di wajah Yein agak memudar dan raut wajah Wooseok juga tidak jauh berbeda, tapi Wooseok dengan cepat pula mengatur kembali raut wajahnya, dia tersenyum dan bertutur kata lembut.

" Itu tidak masalah, selain itu aku harus meminta maaf kembali kepadamu atas nama ibuku, dia hanya terlalu antusias karena ekspresi ku hari ini. Tolong jangan ambil hati, setidaknya kita masih bisa berteman dengan baik, bukan? "

Taehyung dengan ragu mengangguk, dia ingin cepat-cepat pergi dari sana, dan bertepatan dengan itu pintu toko berdentang kecil oleh lonceng lucu itu, sosok JungKook muncul bersama dua pengawalnya.

Taehyung segera berdiri dan menghampirinya, mengambil alih kursi roda JungKook dari sang pengawal dan tak lupa mengucapkan terimakasih pada mereka. Kedua pengawal itu hanya mengangguk dengan wajah kaku, berdiri tegap di belakang tuannya.

Yein dan Wooseok juga ikut berdiri, terlebih lagi Yein menelisik sosok JungKook yang dengan wajah tenang duduk di kursi rodanya itu.

" Dia........"

" Ibu, dia suami Taehyung, Jeon Jungkook...."

Wajah Yein agak menegang dan kaku setelah mendengar penjelasan dari putranya, menatap antara Taehyung dan JungKook lalu dengan ramah menawarkan kembali mereka duduk di kursi meja yang sama, tapi JungKook jelas tidak akan mau.

" Terimakasih, tapi maaf, saya kemari hanya ingin menjemput istri saya."

Jadi Yein dan Wooseok maju, " Nak, aku seperti tidak asing dengan mu terlebih lagi marga mu, tidak banyak orang yang memiliki marga Jeon di Korea, katakan, apakah kamu putra dari Jeon Rong? "

Taehyung menatap Yein dengan pandangan aneh tapi JungKook hanya menatapnya dengan kepala agak miring, " Ya, dia Ayah ku. "

" L-Lalu, yang mana Ibu mu? "

JungKook tersenyum tipis, " Ini seperti pertanyaan pribadi, sangat tidak nyaman membicarakannya di ruang terbuka. Tanyakan saja pada putra mu, dia seharusnya sangat tahu silsilah di keluarga kami. Kami permisi, masih ada hal yang harus saya lakukan."

Taehyung dan JungKook pergi, Yein tertegun dia menatap mobil mewah JungKook yang menghilang lalu menatap putranya dengan tatapan menyelidik.

" Pulang, dan jelaskan pada Ibu! "

......

Di dalam mobil, Yein tak henti-hentinya mengerutkan keningnya, jelas dalam suasana hati yang tidak senang, di sampingnya Wooseok bergumam pelan.

" Ibu tidak menyangka kalau suami Taehyung itu adalah anak itu...."

" Bukankah sudah ku katakan dia memiliki suami dari keluarga Jeon? "

" Ya, tapi kau tidak mengatakan apa-apa kalau dia putra dari Yeobin! "

Wooseok melirik ibunya dari samping dan kembali fokus pada jalanan. Mereka langsung menuju bandara, rencana Wooseok untuk berlama-lama dan mengatur strategi mendekati Taehyung gagal total karena keputusan ibunya bahwa mereka harus kembali ke Seoul hari itu juga, tidak senang, jelas!

" Ibu, sebenarnya ada masalah apa antara dirimu dan ibu JungKook itu? "

Yein mendengus dan berkata rendah,
" Ada suatu hal yang tidak harus kau ketahui di antara kami, yang jelas lebih baik kau mundur dari sekarang, jangan terlalu jauh terlihat dengan keluarga Jeon, terlebih lagi kepada JungKook, karena Yeobin tidak akan tinggal diam."

Lampu merah menyala, Wooseok sepenuhnya menatap ibunya, " Apa maksudmu Ibu? Kau tahu aku menyukai Taehyung, dan JungKook itu selalu merebut-

" Wooseok! Ibu memperingatkan mu!"

" Ya! Tapi mengapa!! Ibu yang memiliki masalah dengan ibunya! Dan aku hanya sedikit bertentangan dengan anaknya, apakah ada masalah lain yang tidak ku ketahui? "

Yein memalingkan wajahnya dan berkata enggan. " Kau tidak perlu tahu, yang jelas berhenti disini sebelum terlambat atau kau akan kehilangan semuanya yang kau miliki sekarang."

" Ibu...... Aku tidak mengerti! "

" Wooseok, Yeobin bukan orang biasa, meskipun putranya harus duduk di kursi roda saat ini, dia juga tidak lemah, mereka adalah anak dan ibu iblis. Kau tidak tahu, tapi ibu tahu. "

Yein memutar arah ke Wooseok dan menatapnya lekat. " Jika kau memang bersikukuh untuk mendapatkan Taehyung, setidaknya jangan mengotori tanganmu, gunakan tangan lain, bukankah kau mengatakan saudara JungKook juga ada yang tergila-gila pada Taehyung? Gunakan dia. "

" Kenapa? Bukankah itu sama saja aku menjilat kaki musuh? "

" Tidak, kau salah. Setidaknya jika Yeobin bertindak, dia tidak akan langsung menghancurkan mu. Jeon Rong adalah suaminya, tapi dia bisa tunduk di bawah kaki Yeobin, jadi kau jangan cari masalah dengan mereka."




DYTTMS
TBC

𝙳𝚈𝚃𝚃𝙼𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang