DYTTMS

4.4K 587 62
                                    












Suasana hening sungguh membuat mereka semua yang berada di dalam ruangan luas itu sedikit mencekam.

Tidak ada suara selain deru nafas masing masing dan ketukan kecil yang berasal dari sudut lain.

Jeon Jungkook, duduk di kursi utamanya dan menatap lurus ke depan tepatnya ke arah Changha tanpa keraguan.

Di sisi kanannya ada sang nenek, Jeon Misun bersama menantunya, ibu Jeon Jungkook sendiri, Jeon  Yeobin.

Di sisi kiri ada ibu ketiga, Jeon Mido bersama putrinya Jeon Heejin, sedangkan di ujung sana ada Jeon Somin yang terus memeluk putranya.

Wajah Changha masih terlihat pucat, terlihat jelas bahwa dia masih terus menahan rasa sakit di tubuhnya akibat serangan dadakan oleh bodyguard Jungkook tadi di pintu.

Heejin diam diam melirik kakaknya, di dalam hati dia merasa agak takut setelah melihat hal tadi tapi di sisi lain ada pula rasa kagumnya. Entah mengapa dia selalu merasa bangga karena memiliki kakak seperti Jungkook terlepas darinya yang cacat.

" Apa kau sudah tahu dimana letak kesalahan mu, Jeon Changha? "

Jeon Jungkook menghentikan ketukan ujung jarinya pada sandaran tangannya. Menatap Changha dengan pandangan skeptis.

Walaupun Changha lebih tua satu tahun di atasnya, tapi disini dialah sang penguasa, dia adalah putra sah dan dialah kepala keluarga, jadi otomatis Jungkook berhak menghakimi bagi siapa yang menurutnya bersalah terlepas apakah dia lebih tua atau bahkan kerabat dekatmu sendiri sekalipun itu ibunya.

" Aku .......tahu."

"..................."

Changha mendongak, sudut mulutnya terasa pedih setiap kali dia gerakkan untuk berbicara tapi dia tetap harus berbicara demi posisinya.

Sungguh sial!

" Jungkook, aku minta maaf.... Tidak seharusnya aku-

Changha tidak melanjutkan kalimatnya, tenggorokannya terasa tercekat begitu saja, seolah menahan ego nya untuk meluruh.

Jungkook tidak bereaksi, dia hanya meliriknya acuh tak acuh dan berkata penuh makna,

" Untuk kali ini kau ku lepaskan, tapi tidak ke depannya. Ingat, kau masih memiliki kesepakatan denganku, dan hitungan mundur masih berjalan sampai detik ini."






........




" Bodoh!! "

" Kau bodoh Changha!! Ya Tuhan!! Bagaimana mungkin aku bisa memiliki anak sebodoh dirimu!! "

" Ibu!!! "

" Diam!!! "

Somin menuding wajah anaknya dengan raut wajah penuh amarah, dadanya naik turun dengan nafas membara, matanya berkilat antara marah dan kecewa.

Changha, berdiri linglung di depan ibunya, kedua tangannya meremat, mencoba menahan amarahnya sendiri.

" Ibu, dengarkan aku dulu!! "

" Apa yang harus ibu dengarkan darimu, ha!? Sudah berapa kali Ibu katakan untuk tidak ceroboh!! Apa telinga mu sudah tidak berfungsi lagi!? Dimana kau gunakan otakmu! "

Somin berjalan mondar mandir lalu mengusap wajahnya kasar, dia jelas merasa frustasi saat ini.

Tadi selepas Jungkook pergi, dia juga segera menyeret putranya untuk masuk ke dalam kamarnya dan menanyai semua hal yang menjadi tanda tanya besar hari ini di kepalanya.

𝙳𝚈𝚃𝚃𝙼𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang