(End) Xiuxian Ji di tahun 1970-an [Space]

84

novel pinellia

Bab 84

Matikan lampu kecil , sedang dan besar

Bab Sebelumnya: Bab 83

Bab Berikutnya: Bab 85

    - Sampai duduk di mobil, mata Gu Lei masih lurus.

    Lin Ranran duduk di kursi belakang dengan dua anak kecil, menutupi mulutnya dan tertawa tanpa henti. Baru saja dia tercengang dan tidak berbicara, yang membuat Tuan Chen dan putranya menatapnya dengan simpatik beberapa kali. Bagaimana ini? bodoh?

    Xiao Chen yang datang untuk mengambil dan mengemudi hari ini, dia mengeluarkan hadiah yang telah dia siapkan dan menyerahkannya, dan Xiao Chen menerimanya dengan wajah memerah.

    Kedua anak kecil itu mengantuk, dan tertidur di atasnya dengan tabrak mobil.

    “Apakah kamu melakukannya dengan sengaja?” Gu Lei akhirnya sadar kembali dan bertanya dengan senyum masam. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menatap perutnya, matanya penuh kegembiraan.

    Lin Ranran berkedip, sangat polos.

    "Bukankah aku sudah memberitahumu? Tidak mungkin~~"

    Dia menggelengkan kepalanya tanpa daya, "Apakah kamu lelah? Tidurlah ketika kamu lelah."

    - Seorang wanita hamil naik kereta dengan dua anaknya yang masih kecil selama tiga hari, Iron Pria juga tidak tahan. Dia tahu bahwa dia tidak akan membiarkannya datang ke sini, tetapi dia tidak bisa memikirkannya ...

    "Kalau begitu, kamu ingat untuk mengirim telegram ke Bibi Li, dia harus memikirkannya~ ~"

    Dia menutup matanya setelah menginstruksikan, - Anak tertidur.

    Melewati stasiun telepon, Gu Lei turun dari mobil dan mengirim telegram kepada Bibi Li dan ayahnya untuk melaporkan bahwa mereka aman. Dia tiba-tiba menyadari bahwa ayah dan ibunya juga harus tahu bahwa menantu perempuannya sedang hamil, jika tidak, dia tidak akan bisa membiarkannya melaporkan keselamatan.

    Menginstruksikan Xiao Chen untuk mengemudi perlahan, dan kemudian mengemudi perlahan.

    Kura-kura jip merangkak ke arah pasukan.

    — Dalam perjalanan, dia melihat ke belakang dari waktu ke waktu, matanya tertuju pada kebahagiaan.

    Melihat kedua anak di pelukannya, suasana hatinya sangat rumit.

    Zhou Dayong adalah bawahannya dan saudaranya. Keduanya bekerja sama untuk menyelesaikan banyak tugas. Dia belum melihat putra bungsunya sejak dia lahir. Dia awalnya berencana untuk pulang setelah tugas itu, tetapi dia tidak pernah kembali.

    Kedua anak itu jauh lebih tua daripada ketika mereka pergi ke desa, terutama Dongzi, yang samar-samar bisa melihat bayangan Dayong di antara alisnya.

    Dia mengadopsi anak dari rekan seperjuangannya dan memenuhi janjinya kepada rekan seperjuangannya, tetapi beban ini diletakkan di pundak istri barunya.

    Ibu Yang sudah menulis surat dan memarahinya, dan dia juga menyadari bahwa seks bukanlah masalah waktu, juga tidak sesederhana memberi makan semangkuk nasi, butuh banyak usaha dan waktu, tetapi baru menikah dan harus melakukan dua hal dalam waktu lebih dari sebulan. Tidak adil bagi ibu dari anak yang tidak dikenalnya.

    Dia sendiri hanyalah seorang anak yang sudah dewasa.

    Dia pernah memikirkannya, tetapi itu normal untuk menolak adopsi.Jika dia memikirkan cara lain, dia pasti akan menemukan rumah baru yang cocok untuk kedua anak itu.