4

587 90 7
                                    

"Tuan, Nayeon siang tadi menggunakan kartunya untuk membeli sebuah mobil baru dengan harga yang sangat mahal," kata rain, salah seorang asisten ayah Nayeon.

"Nayeon beli mobil lagi?" Pria paruh baya itu menghela nafas lalu menyandarkan punggungnya di kursi, "bukankah dia membeli mobil baru-baru ini? Ada apa dengan mobilnya? Kenapa dia membeli mobil baru lagi?"

"Apa saya harus memblokir kartunya?"

"Jangan! Biarkan saja. Dia masih muda. Biarkan dia menikmati masanya."

"Tapi Tuan, bukankah kondisi keuangan perusahaan sedang merosot, akan lebih baik jika kita membatasi pengeluaran yang tidak berguna."

"Aku tidak punya apapun yang bisa ku berikan pada Nayeon selain harta, jadi biarkan dia menikmatinya. Selama ini aku tidak pernah punya waktu luang untuknya."

"Baiklah,"

Pria paruh baya itu kemudian mengingat kembali perdebatannya dengan putri semata wayangnya itu beberapa hari lalu, ketika dirinya memberitahu Nayeon tentang rencananya menjodohkan Nayeon dengan seorang pria.

"Rain, apa kau sudah bicara dengan Nayeon? Apa kau berhasil membujuknya untuk menikah dengan kyungsoo rayhaan shakeil?"

"Saya sudah membujuknya, Tuan... Tapi Nayeon tetap menolak. Dia mengancam akan pergi dari rumah jika kita tetap memaksanya."

"Aku mengerti perasaannya, dia tidak menyukai kyungsoo. Tapi kita tidak punya pilihan lain, hanya ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan perusahaan." Pria itu tampak sedih, ada rasa bersalah dalam hatinya pada putri kesayangannya itu,

"Sekarang dimana dia, ini sudah malam. Kenapa dia belum pulang?" tanya sang ayah ketika melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Saya akan perintahkan orang untuk mencarinya."

Baru saja mereka akan memerintahkan seseorang untuk mencari gadis itu, dia sudah melenggang dengan santainya memasuki rumah tanpa permisi, tanpa mengucapkan salam. Membuat sang ayah geleng-geleng kepala dengan kelakuan anak gadisnya itu.

"Darimana Nay? Kau bahkan tidak memberi salam saat masuk ke rumah."

Nayeon terperanjak mendengar suara sang ayah dari ruang tamu. Pasalnya pria itu sangat jarang ada di rumah. Bisa bertemu dengannya di jam seperti itu adalah keajaiban bagi Nayeon.

"A-Ayah... Maaf aku tidak tahu ada Ayah di rumah. Kalau tahu, aku pasti akan mengucapkan salam," ujar Nayeon seraya nyengir kuda.

"Kau seharian kemana? Ayah dengar siang tadi kau membeli mobil baru."

"Mobilku rusak, jadi aku beli mobil baru." Nayeon kemudian mendekat, menjatuhkan tubuhnya di sofa di samping sang ayah.

"Mobil rusak itu di bawa ke bengkel, Nay... bukan malah membeli mobil baru," kata seorang wanita paruh baya yang baru saja datang dari arah dapur.

Bibi jum, adalah pengasuh yang merawat Nayeon sejak kecil. Sejak ibunya meninggal dunia, hanya Bibi jum tempatnya bermanja.

"Aku sudah membawanya ke bengkel, Bibi. Sepertinya rusaknya lumayan parah."

"Kenapa mobilmu bisa rusak? Itu kan mobil baru? Apa kau menabrakkannya?" tanya ayah mulai curiga.

"Tidak, aku tidak tahu kenapa." Gadis itu kemudian beranjak menghindari pertanyaan yang mungkin akan bermunculan berikutnya, "Aku mau ke kamar, selamat malam semua," ucapnya seraya meninggalkan ayah dan beberapa orang yang masih di sana.

"Ya ampun, anak itu." ucap Bibi jum seraya geleng-geleng kepala.

Di kamar, Nayeon uring-uringan sendiri memikirkan sang pangeran yang semalam muncul di mimpinya. Dan bagai sebuah keajaiban ia benar-benar bertemu dengan sosok pangeran dalam mimpinya di dunia nyata dalam bentuk seorang montir.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang