14

452 86 8
                                    

Sementara jeongyeon yang sedang berada di luar kota itu sedang uring-uringan memikirkan Nayeon. Entah mengapa perasaannya menjadi tidak enak beberapa hari belakangan ini jika sedang memikirkan Nayeon. Walaupun laki-laki itu terus berusaha menepis pikirannya, namun bayang-bayang Nayeon selalu menghantuinya.

Kenapa aku harus memikirkan gadis bodoh itu? batin jeongyeon

Jeongyeon lalu meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Tolong siapkan satu tiket penerbangan untuk malam ini. Aku harus segera pulang untuk memeriksa sesuatu," ucap jeongyeon pada orang yang diteleponnya.

Awas saja kau kalau aku sampai menemukanmu macam-macam di luar sana. Akan kubuat kau menyesal.

Dini hari...

Nayeon sedang tertidur lelap di kamarnya ketika samar-samar telinganya menangkap suara yang aneh berasal dari arah lantai bawah. Gadis itu terlonjak kaget, membulatkan matanya mendengar suara berisik itu.

Suara apa itu? Apa itu suara hantu? Ah, tidak-tidak! Apa jangan-jangan ada perampok yang masuk ke rumah ini. batin Nayeon.

Gadis itu kemudian bangkit, lalu mengambil sapu. Pelan-pelan Nayeon menuruni tangga menuju lantai bawah. Matanya membulat sempurna melirik kesana-kesini, mencari objek yang sebenarnya tidak ingin dilihatnya.

Suara dari arah dapur semakin terdengar jelas, seperti suara sedang mengotak-atik sesuatu. Nayeon melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah dan mencoba menajamkan pendengarannya.

Sekarang aku yakin pasti ada pencuri masuk ke rumah ini. Bagaimana ini? Kalau mereka membunuhku bagaimana? Ah, tapi lebih baik aku dibunuh perampok itu daripada dibunuh jeongku kalau barang-barang di rumahnya habis dicuri.

Gadis itu memberanikan diri mengendap-endap masuk ke dapur. Lampu rumah yang dimatikan sebagian membuat pencahayaan rumah itu menjadi temaram.

Hingga Nayeon melihat seseorang yang dia yakin adalah seorang laki-laki tinggi menjulang sedang berdiri di depan kulkas. Dengan menahan ketakutannya, Nayeon mendekati orang yang dipikirnya adalah perampok itu dari belakang, lalu sekuat tenaga menghantamkan gagang sapu ke tubuh orang itu.

BLAM! .. BLAM! .. BLAM! ..

Nayeon memukuli orang itu membabi buta, tidak peduli apapun yang akan terjadi padanya nanti.

"Rasakan kau, kau mau mencuri apa di rumah ini?" kata Nayeon seraya memukul orang itu dengan sapu tanpa ampun.

"Hentikan!" teriak pria itu.

"Apa? kau memintaku berhenti memukulimu? Enak saja, aku akan memukulimu sampai mati. Siapa suruh kau mau mencuri di rumah ini," kata Nayeon yang terus menghujani orang itu dengan gagang sapu.

"NAYEONNN!!" teriak orang itu dengan suara menggelegar.

Hah, darimana perampok ini tahu namaku?

Nayeon membulatkan matanya. Mencoba mengingat suara teriakan yang tidak asing itu. Namun, tangannya tidak berhenti memukuli orang itu.

"Hentikan gadis bodoh! Apa yang kau lakukan?" teriak laki-laki itu lagi.

Oh, tidak! Aku pasti sudah gila. Kenapa aku seperti mendengar suara jeongku.

Laki-laki itu merebut sapu yang dipegang oleh Nayeon, lalu pergi ke sudut ruangan untuk menyalakan lampu.

Alangkah terkejutnya gadis itu melihat siapa yang sedang berdiri di hadapannya. Nayeon menganga tak percaya melihat jeongyeon yang berdiri di hadapannya dengan wajah yang sangat kesal.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang