"Aku lelah..." bisik Nayeon dengan suara serak dan napas terengah-engah. Tangan kecilnya menahan dada lelaki yang masih berada di atas tubuhnya.
Jeongyeon mengecup bibir istrinya itu dengan gemas, memberi gigitan lembut di sana. "Aku mau sekali lagi. Aku belum kenyang!"
Nayeon yang sudah sangat kelelahan itu merasa tenaganya sudah terkuras habis. Jeongyeon benar-benar seperti seekor singa yang kelaparan. Dia menerkam Nayeon tanpa ampun. Jeongyeon seolah lupa diri, laki-laki itu terhanyut dalam indahnya malam pertamanya.
"Sakit..." kata Nayeon dengan malu-malu. Sejak tadi dia ingin mengatakan itu. Namun rasa malunya membuatnya terdiam.
Jeongyeon pun baru tersadar dari kegilaannya saat mendengar ucapan istrinya itu. "Sakit? Maafkan aku...!" jeongyeon turun dari posisinya yang masih menindih tubuh kecil itu dan berbaring menyamping. "Kenapa tidak bilang dari tadi kalau kau merasa sakit."
"Aku kan sudah bilang aku lelah..."
Aku malu mengatakannya, jeongyeon yang bodoh!
Jeongyeon menarik selimut, menutupi tubuh polos itu, lalu mendaratkan kecupan di kening. "Maafkan aku. Sayang! Aku lupa diri!" ucapnya lalu memeluk sang istri yang masih berusaha mengatur napasnya.
Jeongyeon kemudian melirik Nayeon yang berada dalam pelukannya. Wajah itu terlihat begitu lelah. Ada rasa bersalah sekaligus rasa bahagia yang teramat besar disana.
"Sayang, apa kau mau ke kamar mandi?" tanya jeongyeon dengan suara berbisik, Nayeon yang sedang membenamkan wajahnya di dada jeongyeon menjawab dengan anggukan pelan. Jeongyeon pun segera mengambil jubah mandi Nayeon yang teronggok di lantai, lalu memakaikannya, kemudian menggendongnya ke kamar mandi.
"Kenapa?" tanya jeongyeon yang melihat Nayeon diam saja di kamar mandi.
"Kenapa kau berdiri di situ? Keluar dulu! Aku mau bersih-bersih." ucap Nayeon dengan malu-malu.
"Aku akan menunggumu di sini..."
Nayeon pun terlonjak kaget, wajahnya langsung kembali merah padam. "Aku kan malu! Sana keluar dulu!"
Dasar gadis bodoh! Kenapa wajahnya jadi merah begitu? Kenapa juga dia masih malu. Bukankah aku sudah melihat seluruh bagian tubuhnya. Apanya lagi yang mau dia sembunyikan.
"Baiklah, kalau selesai panggil aku, ya!" jeongyeon melangkah keluar dari kamar mandi.
Nayeon pun menatap punggung suaminya itu yang sudah penuh dengan bekas cakarannya. Gadis itupun segera membersihkan diri.
Nayeon berdiri di depan cermin dengan lutut yang gemetaran karena ulah sang suami. Jeongyeon benar-benar tidak ada puasnya. Nayeon menyibakkan sedikit jubah mandinya, meneliti bagian dadanya. Tanda merah yang ditinggalkan jeongyeon tidak terhitung lagi jumlahnya. Bertebaran dimana-mana.
Kenapa jeongyeonku jadi rakus begitu? Dia tidak membiarkanku istirahat. Aduh, kenapa berjalan saja rasanya sakit... batin Nayeon
Dengan langkah terseok-seok, Nayeon menuju ke pintu dan membukanya. Jeongyeon langsung menghampiri istrinya itu. "Sayang, aku kan sudah bilang panggil aku kalau selesai."
"Aku masih bisa!" jawabnya singkat.
Jeongyeon lalu menggendong Nayeon dan mendudukkannya di tempat tidur. Laki-laki itu meraih gelas dan menuang air putih, kemudian memberikannya pada sang istri.
"Minum dulu!" ucapnya.
Nayeon mengambil gelas berisi air putih itu dan meneguknya, sementara jeongyeon mengambil piyama untuk Nayeon dari dalam lemari, kemudian memakaikan piyama itu ke tubuh sang istri, lalu membaringkannya setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] PRISON OF LOVE || 2yeon
Romance📢 SEDIKIT MENGANDUNG BAWANG !!! Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia. Bukannya b...