Malam hari jeongyeon masih di sibukkan dengan pekerjaannya, sementara Chaeyoung sudah bersiap-siap pulang.
"Bos, kau tidak pulang?" tanya Chaeyoung saat melihat jeongyeon masih bekerja.
"Aku malas bertemu Si Malapetaka itu, aku akan pulang nanti," jawab jeongyeon
"Baiklah, aku akan pulang duluan."
Jeongyeon pun melanjutkan pekerjaannya sampai lupa waktu. Hingga rasa lelah menggerogoti tubuhnya, barulah ia berhenti bekerja dan bergegas pulang.
Setibanya di rumah, dia melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Langkahnya seketika terhenti manakala mendapati Nayeon tertidur di meja makan dengan posisi tangan sebagai bantal.
Di meja telah tersedia beberapa menu makanan yang di masak oleh Nayeon.
Kenapa dia tidur di sini? Apa dia menungguku?
Jeongyeon mendekati gadis yang berstatus istrinya itu. Menatap wajahnya yang terlihat begitu lelah. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba menjalar di hatinya, namun segera di tepis.
Dasar gadis bodoh.
Jeongyeon lalu mengambil sebuah buku resep masakan yang berada di atas meja itu, "Jadi dia benar-benar belajar memasak," gumamnya pelan.
Laki-laki itu segera masuk ke kamarnya, dan kembali keluar dengan lilitan handuk di pinggang. Jeongyeon segera masuk ke kamar mandi.
Sayup-sayup Nayeon mendengar suara percikan air yang berasal dari kamar mandi. Gadis itu mencoba mengumpulkan energinya. Menguap seraya merentangkan tangan keatas.
Apa jeongku sudah pulang? batin Nayeon.
Tidak lama kemudian, jeongyeon keluar dari kamar mandi dengan pinggang nya yang telilit handuk. Dia melewati Nayeon yang sedang duduk menunggunya di ruang makan.
Nayeon menatap jeongyeon yang hanya menggunakan handuk tanpa berkedip. Dia begitu terpesona dengan aura yang keluar dari dalam diri suaminya itu.
Sekarang aku yakin, gembok pintu surga benar-benar terbuka sehingga bidadara ini turun ke bumi dan menjadi pangeranku. batin Nayeon.
"Kenapa kau suka sekali melihatku dengan cara seperti itu?" tanya jeongyeon dengan nada ketusnya yang khas.
"Hehe, kau sangat menggoda kalau sedang tidak pakai baju," jawab Nayeon dengan polosnya membuat jeongyeon terperanjat.
Sadar dengan ucapannya, Nayeon segera membekap mulutnya dengan telapak tangannya. Sementara jeongyeon menatap Nayeon seperti orang yang sedang kesal.
Jeongyeon mempercepat langkahnya masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian, sementara Nayeon tetap duduk menunggunya di meja makan.
Tidak butuh waktu lama, jeongyeon keluar dari kamar sudah berpakaian lalu duduk di meja makan berhadapan dengan Nayeon.
"Mau aku ambilkan makanannya?" tawar Nayeon dengan penuh semangat.
"Aku bisa sendiri," Lagi-lagi jeongyeon bicara dengan ketus, namun Nayeon selalu membalas dengan senyuman. Jeongyeon pun memulai makan malamnya.
Ya ampun, sampai kapan aku harus makan masakan gadis bodoh ini. Rasa masakannya benar-benar tidak enak, menyiksa kerongkonganku saja.
"Tidak enak, ya? Maaf... aku masih belajar. Aku akan berusaha belajar memasak setiap hari," ucap Nayeon takut-takut.
Sepertinya kau belum menyerah. Aku pikir kau tidak akan betah setelah aku memberimu tugas yang banyak. Tapi sepertinya kau benar-benar menikmati peranmu. Baiklah, aku akan membuatmu lebih tersiksa lagi, sampai kau sendiri tidak tahan dan pergi dari hidupku.

KAMU SEDANG MEMBACA
[END] PRISON OF LOVE || 2yeon
Romance📢 SEDIKIT MENGANDUNG BAWANG !!! Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia. Bukannya b...