84 END

1.2K 98 13
                                    

"Apa kita akan berkeliling dunia lagi seperti waktu itu?" tanya Nayeon.

"Tidak! Aku hanya ingin ke Turki saja. Aku mau menunjukkan pada anakku dimana kota kelahiran ayahnya," jawabnya sambil bermain dengan ryujin

"Kita liburannya berapa hari?"

"Terserah kau saja. Aku milikmu, jadi kau yang memutuskan berapa lama kita liburan." jeongyeon mencubit pipi gempil itu dengan gemas. "Kau suka liburan kali ini?"

"Aku sangat suka? Tapi kenapa kau harus menculik kami? Kau kan bisa mengajak baik-baik."

Jeongyeon terdiam mendengar pertanyaan itu. Jika dulu dia melakukannya karena Nayeon kabur dari rumah dan seulgi menghalanginya untuk menemuinya, maka kali ini penyebabnya adalah mina dan Chaeyoung yang memaksanya bekerja meskipun dia tidak mau.

"Itu... Itu kejutan. Ya, kejutan. Anggap saja ini bulan madu yang sempurna," jawabnya sambil tersenyum getir.

"Apa ada orang yang memberi kejutan dengan menculik?"

"Aku ini laki-laki romantis, Nayeon. Seharusnya kau senang memiliki suami romantis seperti aku. Aku lebih romantis dari tokoh pria di wattpad-wattpad lain. Iya kan,  ryujin?" jeongyeon bertanya sambil membulatkan matanya.

"Apa, Ayah?" tanya ryujin tak mengerti.

"Katakan iya saja!" ucapnya menekan.

Ryujin menatap ayahnya bingung, namun bocah itu tetap berkata iya walaupun tidak mengerti sepenuhnya.

Nayeon menghela nafas panjang, sepertinya sangat sulit berkata tidak pada Tuan Jeonathan kaesang yesha onie ini. Dia memiliki cara unik untuk menunjukkan rasa cintanya dan juga cara uniknya melindungi orang-orang di sekitarnya.

Romantis, setiap kali berada di pesawat ini aku pasti hanya menggunakan piyama. Karena kau menculikku saat aku sedang tidur. Ya, kau pasti kembali menaruh obat tidur di makananku kan? batin Nayeon.

Wanita itu hanya dapat garuk-garuk kepala dengan kelakuan suaminya yang aneh itu.

Pesawat jet pribadi berlogo nala mendarat di bandara Internasional Turki. Karena alasan tidak ingin diganggu, jeongyeon sampai harus membawa serta istri dan anaknya kabur ke kota kelahirannya, Istanbul, Turki.

Jeongyeon menggendong anaknya turun dari pesawat itu. Si kecil ryujin yang sejak bayi diasingkan di tengah hutan belantara begitu takjub melihat pesawat dari jarak dekat. Tak henti-hentinya bocah laki-laki itu terus bertanya pada sang ayah tentang apapun yang dilihatnya.

Seorang sopir tampak sudah menunggu kedatangan jeongyeon dan keluarga kecilnya di negara itu. Sepanjang perjalanan menuju rumah tempatnya menghabiskan masa kecil, ryujin terus berceloteh membuat jeongyeon benar-benar merasa gemas dengan anaknya itu.

Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya mereka tiba di sebuah mansion besar yang merupakan tempat jeongyeon menghabiskan masa kecilnya.

Jeongyeon pun menunjukkan seisi rumah itu pada anaknya. Dia membawa ryujin melihat kamarnya yang masih dipenuhi mainannya saat masih kecil dulu.

Laki-laki itu benar-benar memanfaatkan waktunya untuk membahagiakan dua orang tercintanya.

.

Kesesokan harinya...

Pagi-pagi jeongyeon sudah tidak terlihat di rumah besar itu. Hanya ada beberapa pelayan dan juga sopir yang sudah disiapkan untuk mengantar Nayeon dan ryujin menuju tempat mereka akan berjalan-jalan.

Beruntung, salah satu asisten rumah tangga di rumah itu ada yang bisa berbahasa Indonesia. Sehingga Nayeon yang tidak mengerti bahasa Turki bisa terbantu.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang