9

424 89 8
                                    

Sayup-sayup kicauan burung terdengar begitu merdu, menghiasi indahnya pagi. Menemani sang mentari menyapa alam semesta.

Di dalam sebuah kamar, dua insan masih tertidur lelap. Hangatnya hembusan napas di antara keduanya bertiup bagai angin segar.

Nayeon menggeliat dalam pelukan jeongyeon, membuat laki-laki itu mengerutkan alisnya dengan matanya yang masih terpejam. Di pikirannya, mengapa bantal guling yang di peluknya seolah bernyawa dan bisa bergerak. Jeongyeon mengeratkan pelukan itu, mengira yang di peluknya benar-benar bantal guling. Hingga bibirnya terasa menyentuh benda lembut dan berbulu halus. Bibir jeongyeon mendarat di alis gadis itu.

Perlahan jeongyeon membuka matanya bersamaan dengan Nayeon yang juga baru terbangun. Dan kemudian, mata bertemu mata.

"AAA!!!" terdengar teriakan menggelegar antara jeongyeon dan nayeon di pagi itu.

"APA YANG KAU LAKUKAN DI KAMARKU?" teriak jeongyeon dengan suara menggelegar.

Gelagapan, Nayeon buru-buru turun dari tempat tidur itu, berlari keluar kamar menuju kamarnya di lantai dua. Sedangkan jeongyeon yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya masih di penuhi emosi.

"Apa yang di lakukan anak kecil itu di sini...?" gumam jeongyeon.

Laki-laki itu lalu bangkit, membuka baju kaos yang di gunakannya, lalu berdiri di depan cermin sambil meneliti tubuhnya.

"Dia tidak melakukan apapun padaku, kan?" gumamnya seraya memutar tubuhnya di depan cermin, curiga jika Nayeon melakukan sesuatu pada dirinya.

Nayeon masih mencoba mengatur napasnya yang berhembus lebih cepat karena terkejut sekaligus takut. Jeongyeon pasti marah besar karena kelakuannya yang malah pergi tidur di sana.

"Ya ampun, kenapa aku bisa tidur senyenyak itu, tadi kan aku berencana bangun sebelum dia bangun. Supaya aku bisa kembali kesini. Aduuhh... dia pasti akan marah-marah lagi," gumam nayeon.

Tok..!! Tok..!! Tok..!!

terdengar suara pintu yang di gedor dengan kencang, mengagetkan Nayeon. Gadis itu kemudian membuka pintu kamarnya.

"Kenapa kau dikamar terus? Cepat turun, buatkan aku kopi!" pinta jeongyeon dengan nada ketusnya.

"Iya," sahut Nayeon dengan senyuman. Ia kemudian ikut turun lalu menuju dapur.

Matanya berkeliling menatap setiap bagian dapur itu. Dia mengambil gelas kosong dan sendok.

Gadis itu membuka satu-persatu toples yang terdapat di lemari gantung. Mencari serbuk hitam yang bernama kopi. Hingga dia menemukannya.

"Bagaimana cara bikinnya? Aku kan belum pernah membuat kopi," gumam Nayeon.

Gadis itu naik kembali ke kamarnya mengambil ponsel dan mulai mencari di internet dengan kata kunci 'cara membuat kopi'...

Nayeon terlihat serius membaca artikel itu, hingga di rasa paham, barulah dia mulai membuatnya. Masukkan kopi satu sendok, lalu tambahkan gula secukupnya.

Gula? Gulanya yang mana?

Nayeon kembali di buat bingung. Ada tiga toples dengan bubuk halus yang bentuknya hampir sama.

"Mungkin semuanya gula," Nayeon pun memilih toples yang ada di tengah lalu memasukkan dua sendok serbuk putih itu ke dalam kopi. Ia mengaduknya dengan penuh semangat.

Jeongyeon sudah menunggu di meja sambil memainkan ponselnya. Tidak lama kemudian, Nayeon datang dengan membawa secangkir kopi.

"Ini kopinya," Nayeon menyodorkan kopi itu di hadapan jeongyeon lalu ikut duduk disana. Menatap jeongyeon dengan senyumannya.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang