55

816 96 17
                                    

Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya hari itu jeongyeon diizinkan untuk pulang. Dengan wajah berbinar, Nayeon merapikan pakaian milik jeongyeon dan memasukkannya ke dalam koper. Gadis polos itu tidak tahu, akan ada banyak kejutan yang menantinya.

"Sudah selesai?" tanya jeongyeon

"Sudah... Boleh aku berpamitan dengan Kakak Dokter sebelum kita pulang?"

Jeongyeon melirik jam tangannya, "Dia tidak ada!"

"Tidak ada?" Wajah Nayeon pun mendadak sedih. Dia sangat ingin berterima kasih pada kakak kesayangannya itu sebelum pulang. "Tapi aku belum berterima kasih padanya."

"Nanti saja, masih banyak waktu untuk berterima kasih, kan..."

Tidak lama, Chaeyoung dan mina muncul dari balik pintu, langsung masuk ke kamar itu. Chaeyoung kemudian membawa koper jeongyeon keluar.

"Kenapa mina dan Chaeyoung ada di sini? Apa bos gila mereka tidak akan marah kalau mereka keluar di jam kerja?" Nayeon dengan polosnya berbisik di telinga jeongyeon membuat laki-laki itu menahan tawanya.

Lucu sekali. Dia menyebut suaminya bos gila. batin jeongyeon

Bukannya menjawab pertanyaan itu, jeongyeon malah menyahut dengan pertanyaan, "Kenapa kau menyebut bos mereka gila?"

"Bos mereka memang gila, kan?"

Cukup! Aku ingin menggigitnya karena terlalu menggemaskan.

Jeongyeon pun merangkul Nayeon dan mengajaknya keluar dari ruangan itu. Hingga mereka tiba di lobby, sebuah mobil mewah dengan seorang sopir sudah menunggu mereka. Nayeon yang tidak tahu apa-apa itu menjadi semakin bingung.

"Itu mobil siapa? Kenapa Chaeyoung memasukkan kopermu ke dalam mobil itu?"

"Aku tidak tahu, mungkin mereka meminjam mobil milik bos gila itu..." jeongyeon masih merangkul Nayeon menuju mobil itu. Saat sudah dekat, sopir berseragam hitam itu membungkuk tanda hormat, lalu membukakan pintu mobil. Nayeon melirik mina dan Chaeyoung yang sudah pergi dengan mengendarai mobil lain.

Nayeon pun kembali berbisik, jeongyeon menundukkan kepalanya agar dapat mendengar bisikan itu, "Kenapa kita tidak naik taxi atau naik bus saja... Kenapa harus menumpang mobil orang?"

"Memangnya kenapa?"

"Kalau bos gila itu tahu kita menumpang mobilnya bagaimana? Apa dia akan marah... Atau Chaeyoung dan mina akan dapat masalah? Aku dengar bos gila itu tidak terima kesalahan sekecil apapun. Aku tidak mau naik ke mobil itu. Ayo, kita naik bus saja..." Nayeon menarik lengan jeongyeon, wajahnya memelas memohon agar jangan naik ke mobil mewah itu.

Jeongyeon pun membelai puncak kepala istrinya itu, "Ayolah sayang, aku tidak enak menolak bantuan mereka."

Lagi-lagi sandiwara jeongyeon terlihat sangat meyakinkan. Namun, Nayeon tetap tidak mau naik ke mobil itu. Karena Nayeon tak juga mau naik, akhirnya jeongyeon menggendongnya menaiki mobil itu, membuat Nayeon gelagapan.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Nayeon.

"Diam!" ucap jeongyeon singkat. Nayeon mencoba untuk protes, namun jeongyeon menghadiahinya pelototan mata, sehingga nyali gadis kecil itu menciut.

"Jalan!" titah jeongyeon pada sang sopir.

Kenapa aku merasa kita tidak tahu malu naik ke mobil orang. Dan jeongyeonku, bukankah dia ini orang yang tidak suka menerima bantuan orang lain? Tapi kenapa dia mau naik ke mobil orang. Dulu dia marah, saat aku pulang diantar sopir kakak. Lalu kenapa sekarang dia seperti orang yang tidak tahu malu? Dia bahkan seenaknya memerintah sopir orang. batin Nayeon.

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang