70

684 84 11
                                    

"Sudah bangun, ya..." ucap Nayeon saat merasakan tangan jeongyeon melingkar di perutnya. Bahkan tangan itu telah menyelinap masuk ke dalam baju dan mengusap-usap perutnya.

"Hemm..." jeongyeon menjawab dengan deheman seraknya. "Kau curang! Siapa yang menyuruhmu bangun? Aku kan melarangmu bangun lebih dulu dari aku!"

"Memangnya kenapa kalau aku bangun lebih dulu?"

"Aku kan tidak bisa memelukmu saat baru terbangun."

Nayeon mematikan kompor saat memastikan masakannya telah matang, lalu berbalik menghadap jeongyeon, melingkarkan tangannya di leher suaminya itu.

"Peraturan itu kan hanya berlaku di rumah itu, karena kau adalah bos gila nala Group. Tapi di rumah ini, kau hanyalah jeongyeonku seorang MONTIR." Nayeon menekan kata montir. "jadi peraturanmu tidak berlaku di rumah ini."

Jeongyeon tertawa mendengar nada bicara Nayeon yang baginya sangat menggemaskan. Satu kecupan manis mendarat di kening. Lalu laki-laki itu melirik masakan sang istri.

"Kau dapat bahan makanan itu dimana? Rumah ini kan lama kosong," tanya jeongyeon

"Tadi aku ke pasar dan membeli keperluan dapur."

"Apa?" jeongyeon membelalakkan matanya terkejut. Selama ini dirinya bahkan melarang Nayeon menyentuh dapur, apalagi pergi ke pasar.

"Tidak usah begitu juga ekspresinya, memangnya kenapa kalau aku ke pasar. Dulu juga aku sering melakukannya, dan kau tidak..." Nayeon menggantung ucapannya ketika melihat wajah sang suami yang mendadak berubah sedih.

Menyadari itu, Nayeon langsung memeluknya, "Aku senang melakukannya, sungguh! Aku sangat bahagia kembali ke rumah ini. Tinggal di sebuah rumah sederhana hanya berdua denganmu. Aku ingin membuat kenangan baru di rumah ini bersamamu."

Jeongyeon tidak dapat menyembunyikan kesedihannya akibat penyesalan dan rasa bersalahnya.

Nayeon, dulu aku begitu kejam memperlakukanmu. Tapi kau begitu baik padaku dan masih mau menerimaku.

Jeongyeon mengusap kepala sang istri dengan penuh kasih sayang. "Kau ingin membuat kenangan indah di rumah ini, kan?" tanyanya diikuti anggukan kepala yang cepat oleh Nayeon, "ayo, kita mandi bersama!"

"Apa? Mandi bersama?" Nayeon membelalakkan matanya, sedangkan jeongyeon menaikkan alisnya beberapa kali. "Tidak mau!"

"Kenapa?"

"Sudah cukup tanganmu menggerayangiku semalam. Aku tahu apa yang ada di otak mesummu."

Jeongyeon tersenyum penuh arti, menggoda Nayeon adalah kegiatan yang sangat menyenangkan baginya. "Memangnya apa yang kau pikirkan? Aku kan hanya mengajakmu mandi bersama..."

"Mesum juga harus ada batasnya, kan? Kau benar-benar tidak sopan mengajak seorang wanita mandi bersama!"

"Kau kan istriku, apa salahnya? Kau mau tidur bersamaku, kenapa mandi bersama tidak mau?"

"Dasar mesum!"

"Eh, lebih mesum mana? Kau atau aku? Waktu itu kau merayuku dengan memakai jaring-jaring penangkap ikanmu." .jeongyeon berkacak pinggang di depan Nayeon, sementara wajah Nayeon langsung merah padam mengingat kejadian memalukan itu.

"Itu kan karena jennie bilang kau akan diambil pelakor kalau aku datar. Waktu itu aku melihatmu duduk berdua dengan seorang wanita cantik di cafe."

"Apa?" jeongyeon memutar bola matanya, mencoba mengingat kapan dirinya bersama seorang wanita di cafe. "Oh, itu kan rekan bisnisku, kenapa? Kau cemburu kalau aku bersama wanita lain?"

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang