15

496 90 8
                                    

"Bos,wanita tdi yang bersamamu siapa?" tanya Chaeyoung

"Dia temanku," jawab jeongyeon singkat.

"Tapi aku dengar kau memanggilnya sayang..."

Jeongyeon melirik Chaeyoung dengan ekor matanya, "Kau akan tahu nanti."

Chaeyoung kemudian menghentikan pekerjaannya sejenak, lalu duduk di samping jeongyeon

"Bos, apa kau sebenci itu pada Nayeon? Aku rasa dia tidak seburuk yang kita pikirkan selama ini. Maksudku, dia memang memaksamu menikahinya. Tapi aku benar-benar melihat usahanya tulus untuk bisa mendapatkan hatimu," kata Chaeyoung panjang lebar.

"Itulah kesalahannya. Aku tidak akan pernah bisa menerimanya dalam hidupku, bagiku dia seperti malapetaka."

"Tadi aku lihat wajahnya sangat sedih. Tapi dia masih berusaha tersenyum." Raut wajah Chaeyoung terlihat sedih saat mengucapkannya.

Jeongyeon heran dengan Chaeyoung yang tiba-tiba seolah berpihak pada Nayeon. Padahal selama ini Chaeyoung pun sama seperti jeongyeon yang tidak menyukai Nayeon.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau tiba-tiba membela gadis bodoh itu?"

"Aku tidak membelanya, bos. Aku hanya merasa tidak tega melihatnya."

"Aku harap dia menyerah dan segera pergi dari hidupku..."

"Tapi dia mau kemana kalau kau mengusirnya? Dia tidak punya siapa-siapa lagi kan?"

Jeongyeon terdiam beberapa saat seperti sedang berpikir.

"Aku tidak peduli dia mau kemana."

Tanpa mereka sadari, Nayeon yang berada di ambang pintu sejak tadi mendengar pembicaraan mereka. Gadis itu hanya bisa menundukkan kepalanya.

Chaeyoung yang menoleh ke pintu terperanjak saat melihat Nayeon mematung di sana. Chaeyoung pun memberi kode pada jeongyeon dan menunjuk Nayeon dengan ekor matanya.

"Mau apa lagi kau kemari?" tanya jeongyeon saat melihat Nayeon di ambang pintu.

Seperti biasa, Nayeon akan berusaha menyembunyikan kesedihannya dan menutupinya dengan senyuman.

"Aku mau mengambi kunci rumah, ketinggalan tadi di meja itu." Nayeon masuk kedalam dan mengambil kuncinya di atas meja. Jeongyeon hanya menatapnya dengan ekor matanya.

"Aku pulang dulu, sampai jumpa di rumah," ucap Nayeon seraya tersenyum.

Chaeyoung yang mampu melihat kesedihan Nayeon menjadi tidak enak sendiri.

Kasihan gadis itu. Kenapa aku jadi merasa begitu kasihan padanya. batin Chaeyoung

Nayeon berjalan kaki untuk pulang ke rumah. Pikirannya tertuju pada pertemuannya dengan seulgi.

Kakak benar, aku harus sembuh. Aku ingin hidup lebih lama. Bukankah pengobatanku tahun ini seharusnya selesai. Aku akan terbebas dari semua obat-obatan itu. Aku akan pergi ke Barcelona dan mengunjungi museum Pablo Picasso. Aku akan bermain piano lagi. Tapi untuk mewujudkan semua itu aku harus sembuh. batin Nayeon.

"Aku harus cari pekerjaan supaya aku bisa membiayai pengobatanku." gumam Nayeon.

Tiba-tiba di perjalanan pulang, seseorang berdiri di hadapannya menghalangi jalannya. Nayeon mendongak, hendak melihat siapa yang sedang berdiri di hadapannya.

"Hai... kita bertemu lagi," kata orang itu.

"Kau siapa?" tanya Nayeon.

"Ya, ampun. Kau ternyata memiliki ingatan yang buruk, ya..."

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang