48

561 87 2
                                    

Senyum bahagia tergambar jelas di wajah seulgi membaca tulisan yang tertera pada selembar kertas. Setelah beberapa hari menunggu hasil pemeriksaan, akhirnya siang itu , rasa penasarannya terpenuhi.

"Kau akan selamat peri kecilku..." gumamnya dengan wajah bahagia. Dokter seulgi lalu mengambil ponselnya dari dalam laci dan segera menghubungi jeongyeon

Jeongyeon yang saat itu sedang berada proyek pembangunan gedung Yayasan nala group, tidak mengetahui bahwa seulgi menghubunginya karena ponselnya disilent. Dia bersama chaeyoung dan mina sedang mengawasi pembangunan yang mengalami banyak kemajuan sejak Chaeyoung dan mina yang menangani.

"Aku yakin dalam tiga bulan pembangunannya akan selesai, jadi peresmiannya bisa dilakukan secepatnya," kata mina

Jeongyeon menatap pembangunan itu dari tempat yang cukup tinggi sehingga bisa melihat setiap bagian tempat itu. "Tapi aku hanya akan meresmikannya bersama Nayeon. Dia yang akan memotong pita di acara peresmian itu. Lagipula aku ingin dia bermain piano di sana."

Wajah mina yang tadinya begitu bersemangat tiba-tiba meredup mendengar ucapan jeongyeon. Sampai saat ini belum ada pendonor yang cocok dengan Nayeon. Dia bahkan merasa sedang gagal menjalankan tugas yang diberikan bosnya itu padanya. Chaeyoung pun menyadari wajah sedih mina.

"Bagaimana keadaan Nayeon sekarang?" tanya mina

"Masih sama, tapi aku yakin dia akan sembuh. Jika hasil pemeriksaanku positif, operasi pencangkokan bisa dilakukan secepatnya." jeongyeon masih harap-harap cemas menunggu hasil pemeriksaannya.

Tiba-tiba ponsel milik mina berdering, dia mengeluarkan ponsel itu dari saku blazernya. Tampak di layar pemanggil seulgi. "Ini dari Dokter seulgi, kenapa dia menghubungiku?"

Mina pun menggeser simbol hijau dan menerima panggilan itu. "Iya, Dokter..."

"Mian, apa kau sedang bersama jeongyeon?" tanya seulgi

Mina sekilas melirik jeongyeon yang berdiri tidak jauh darinya, "Iya... Dia ada di sini."

"Aku beberapa kali menghubunginya, tapi dia tidak menjawab. Bisakan aku bicara dengannya?"

"Tentu saja... kami sedang berada di proyek pembangunan gedung Yayasan nala. Mungkin nada dering ponselnya sengaja dimatikan," mina kemudian menghampiri jeongyeon dan memberikan ponsel itu padanya.

"Ini dari Dokter seulgi, sepertinya ada sesuatu yang penting, "ucap mina seraya mengulurkan tangannya yang memegang ponsel. Jeongyeon pun langsung cemas, pikirannya mulai menjalar kemana-mana. Takut terjadi sesuatu pada Sang Istri. Dengan cepat jeongyeon menyambar ponsel milik mina itu.

"Halo, Kak..." ucap jeongyeon

📞"Hasil pemeriksaanmu sudah keluar. Kemarilah!" kata Sang Dokter. Wajah jeongyeon kembali berbinar mendengar ucapan kakaknya itu.

"Sudah keluar?" tanyanya penuh semangat, "Baiklah, aku segera kesana." jeongyeon mengembalikan ponsel milik mina lalu tanpa permisi melangkahkan kakinya hendak pergi.

"Kau mau kemana, bos?" tanya Chaeyoung ketika melihat jeongyeon akan pergi. Sesaat jeongyeon berbalik pada mereka.

"Aku harus kembali ke rumah sakit. Hasil pemeriksaanku sudah keluar," jawabnya lalu kembali melangkahkan kakinya.

Setelah mengetahui bahwa jeongyeon mendaftarkan dirinya sebagai calon pendonor untuk Nayeon, mina tidak bisa tenang. Dia sangat mengkhawatirkan bosnya itu. Chaeyoung melihat raut wajah mina seperti sedang memikirkan sesuatu dengan serius.

"Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat sedih begitu?"

"Aku sedang memikirkan nathan. Sepertinya dia benar-benar serius ingin menjadi pendonor untuk istrinya," jawab mina

[END] PRISON OF LOVE || 2yeon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang